Part 19; Spend The Night With Him

22.2K 1.8K 938
                                    

Hai! Ada yang nunggu ASBU update?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai! Ada yang nunggu ASBU update?

***

Shelna tak kunjung tiba ketika jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Meski begitu, ia masih berharap bahwa Shelna lebih memilih untuk datang, daripada ganti rugi yang tak pernah ia inginkan sejak awal.

Berkali-kali Dimi mengecek ponselnya, barangkali Shelna mau mengabari lelaki itu walau hanya sekadar pesan singkat. Tetapi hasilnya nihil, pesan Dimi selama lima hari berturut-turut pun tak kunjung mendapat jawaban.

Hingga akhirnya, lelaki itu mendengar dentingan nyaring dari pintu lift yang terbuka. Dimi mengedarkan pandangannya dengan cepat, lalu menghela napas lega saat ia melihat Shelna yang balas menatapnya dingin—seperti pertama kali Dimi menemukan gadis itu terbangun di tempat tidurnya.

Shelna menautkan kedua alis lantaran Dimi tak kunjung mengalihkan pandangannya. "Gue merasa terintimidasi sama tatapan lo."

Tersadar. Lelaki itu berdeham singkat. "Sorry. Gue ... nggak nyangka aja, ternyata lo bakal milih buat dateng ke sini."

Shelna memutar bola matanya 360 derajat penuh. "Jangan terlalu percaya diri. Gue dateng ke sini bukan demi lo, tapi karena gue nggak punya tabungan sebanyak itu dalam beberapa jam."

"Gue tau," balas Dimi. "Lo udah makan 'kan? Kalau belum, kita bisa mampir sebentar buat makan dulu."

"Gue lagi nggak mood basa-basi, Dim. Mending cepet selesaiin urusan kita malam ini, lo mau bawa gue ke mana sekarang?" tanya Shelna seraya merapikan sling bag-nya yang terkulai di bahu.

Dimi mengembuskan napas berat. Ia beranjak bangkit dari sofa, kemudian mengajak gadis itu untuk ikut ke dalam lift bersamanya. "Temenin gue balapan malam ini."

"Balapan?" Shelna tersentak. Tiba-tiba teringat akan percakapan yang tidak sengaja Shelna dengar tadi pagi. "Lo serius mau balapan?"

"Emangnya kenapa?" Satu alis Dimi terangkat.

Sementara Shelna terdiam. Ia bingung, apakah Shelna harus mencegah lelaki itu? Atau Shelna sendiri-lah yang mengawasi Dimi selama di sana? Atau justru membiarkannya begitu saja?

Opsi terakhir tentu tidak akan Shelna pilih. Ia tidak mungkin sudi melihat sekujur tubuh Dimi yang barangkali terbujur kaku di antara genangan darah.

Tidak. Itu tidak akan terjadi.

"Shel?" panggil Dimi saat Shelna tak juga menyahutnya.

"Ng-nggak apa-apa." Shelna salah tingkah, bahkan sampai ia tak sadar kalau lift yang mereka tumpangi sudah bergerak turun.

"Yang tadi, gue serius. Kalau lo belum makan, kita bisa mampir sebentar," ucap Dimi bertepatan dengan pintu lift yang terbuka. Sejenak, mereka melangkah keluar menuju basement dan berhenti di hadapan sebuah motor besar.

A Secret Between Us ✓ (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang