Part 13; Don't Fall In Love With Me

20.9K 2.1K 1.1K
                                    

Jangan lupa sarapan yaa😆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa sarapan yaa😆

***

"Gue nggak punya pilihan lagi."

Demi Tuhan! Shelna dibuat memelotot tajam melihat apa yang ada di depan matanya begitu ia terbangun, bersamaan dengan memori semalam yang kembali berputar di ingatannya. Sial! Shelna jadi ingin meratakan wajahnya ke dinding saja.

Oh, tidak. Mungkin sebelum itu terjadi, Shelna akan membunuh Dimi lebih dulu setelah ia menyadari, bahwa rasa gerah di kulitnya bukanlah dari pendingin ruang yang rusak. Melainkan dari sehelai kain putih yang meliliti sekeliling tubuhnya.

Tadinya, Shelna nyaris mengumpat jika tidak ia urungkan. Karena berbagai pemikiran buruk yang melintas di kepalanya, Shelna rasa ia tidak ingin menambah bekal dosa kalau ia benar-benar sudah mati dan mungkin siap dikuburkan sebentar lagi.

Sayangnya, saat itu Shelna lupa kalau server dia bukan dipocongi.

Tapi ketika Shelna menoleh ke arah kanan, ia malah menemukan sosok siluet lelaki yang tengah berbaring miring ke arahnya dengah aroma maskulin familier. Serta buramnya penglihatan bikin Shelna berasumsi kalau sosok itu adalah Dajjal yang menyamar menjadi malaikat dan ia sudah berada di neraka sekarang.

"HELLY, SIALAN!"

Seandainya lelaki itu bisa mendengar berbagai kalimat sarkas dalam batinnya sejak tadi, Shelna tidak perlu repot-repot mengeluarkan suara di pagi-pagi buta begini. Namun, dengan kesabaran yang setidaknya masih ia punya, Shelna melempar sebuah selimut tepat mengenai wajah Dimi setelah ia berhasil melepaskan kain itu dari tubuhnya.

"Bangun nggak lo!" paksa Shelna, mengguncang-guncangkan tubuh lelaki itu.

Dimi mengerang jengkel, lantas segera terbangun hanya untuk mendengus malas lantaran bangun tidurnya harus disambut oleh raungan si gadis pemarah.

"Lo nggak liat sekarang masih jam tiga pagi?" tanya Dimi sebelum kembali dihadiahi lemparan bantal dari Shelna.

"INI MAKSUDNYA APA?!" Shelna berkacak pinggang, menunjuk selimut yang sekarang asik bertengger di paha Dimi.

Dimi melirik benda itu sejenak, kemudian mengedikkan bahu seraya menyampirkan selimut tadi pada bagian dada Shelna yang terbuka. "Tutupin. Takut ada setan lewat."

"Jangan alihin pembicaraan gue, sialan!"

"Karena lo ... baby girl gue?"

Shelna menilik Dimi dengan pandangan yang bisa diartikan; shut-your-fucking-mouth. "I HATE YOU!"

"Gue tau. Lo udah sering ngomong gitu."

"Kali ini forever!" cetus Shelna cepat.

Menghela napas, Dimi menarik dagu gadis itu untuk memperlihatkan bercak-bercak merah yang membekas di sekitar leher dan dadanya dengan intens. Meski sejenak, Shelna tampak membolakan mata diam-diam, namun tak lama sorot itu mendingin sinis. Meski Dimi masih bisa menemukan semburat merah di kedua pipi Shelna.

A Secret Between Us ✓ (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang