Part 12; You Broke Me First

21.3K 2.1K 1.1K
                                    

[Bryan]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Bryan]

***

"Gue nggak pernah liat lo kobam sesering ini, Shel. Can you tell me something? Lo keliatan lagi banyak masalah," cetus Bryan, sembari mengisi gelas ketiga Shelna dengan vodka.

"No." Shelna tertawa miris. Semua indranya seakan turut mengilas balik atas sesuatu yang terjadi akhir-akhir ini. Sial, Dimi dan Mama berhasil bikin gue gila. "I mean, nggak sekarang, Yan."

Tak kunjung mendapat jawaban yang memuaskan, Bryan menghela napas malas. Menatap Shelna yang mulai menggila dengan menjerit kesetanan seraya mengangkat gelasnya tinggi-tinggi dan menenggaknya secara tidak anggun.

Meski perlu Bryan akui, gaun merah menyala di atas lutut dengan potongan sedikit terbuka di bagian dadanya itu cukup membuat Shelna terlihat—uhm, waras di kelab malam ini.

Sangat bukan Shelna. Bryan menyadari itu. "Well, kalau lo butuh seseorang buat cerita, gue bakal jadi pendengar yang baik buat lo."

Shelna mengedikkan bahu bertepatan dengan denting bel yang dibunyikan. Mengurungkan responnya, ia menatap Bryan dingin. "Lo masih banyak pelanggan."

Lelaki itu berdecak prihatin, tapi mau tak mau Bryan tetap harus meninggalkan Shelna begitu saja. Yang di mana hal tersebut justru membuat Shelna bisa bernapas lega, lantaran terhindar dari pertanyaan-pertanyaan Bryan yang akan berujung menyesakkan.

Tadi siang, Dimi yang berniat membawa Shelna ke suatu tempat menjadi terhalau setelah Shelna lebih memilih untuk diantarkan pulang ke rumah. Lelaki itu pun tak banyak protes, memaklumi robeknya rok Shelna karena ulah Dimi sendiri. Namun, selama perjalanan pula tak ada obrolan yang terjalin selain musik dari radio-lah sebagai dominan.

Shelna pikir, hari itu akan berjalan baik. Rupanya, tatkala ia sampai di rumah dan menemukan Shinta di rumah, Shelna tidak bisa menutupi rasa senangnya atas kehadiran sang Mama. Meski yang ia temukan hanyalah kekecewaan saat Shinta berpamitan pada Shelna untuk kembali ke butiknya dan mengatakan bahwa ia tidak memiliki waktu banyak, padahal sudah hampir satu bulan mereka tak sempat bercakap—apa lagi bertemu.

Maka bagi Shelna, Shinta adalah segelincir kekecewaan kedua dalam hidupnya.

Maka di sinilah Shelna. Berharap beberapa gelas alkohol bisa membantu gadis itu agar melupakan segalanya meski hanya dalam satu malam. Ia hanya membutuhkan satu waktu buat sendiri, namun ingin ditemukan.

Cakrawala club malam ini tidak seramai hari-hari sebelumnya. Tapi Shelna tetap memilih duduk di kursi bar seperti biasa, meski ia cukup tahu kalau dancefloor kali ini memang tidak seramai kemarin.

Keberadaan Shelna sekarang membuat gadis itu teringat akan Dimi. Di mana lelaki itu sekarang? Sialan. Shelna sadar bahwa ia sangat membutuhkan Dimi sekarang.

A Secret Between Us ✓ (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang