Part 20; Step By Step, Babe

21.4K 1.8K 895
                                    

Selamat siang semua!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat siang semua!

***

Kosong. Lengan Dimi terasa kosong. Lelaki itu mengernyit saat ia tak menemukan Shelna di sampingnya. Kedua mata yang semula terpejam pun kini terbuka lebar, Dimi menegakkan tubuhnya saat menyadari bahwa gadis itu tidak ada di sana.

Namun, begitu pendengarannya menangkap suara deras air yang dimatikan, kemudian disusul oleh kenop pintu yang terkuak, Dimi baru bisa bernapas lega ketika ia melihat sosok Shelna di ambang pintu dengan hanya mengenakan bathrobe di tubuhnya.

Dalam kurung waktu singkat, gadis itu melirik sosok Dimi di atas kasur sebelum ia melenggang menuju cermin. "Dim."

Dimi berdeham sebagai jawaban. Sejenak, ia memperhatikan Shelna yang tengah bercermin sambil mengoleskan krim di wajahnya.

"Soal semalam—" Shelna melepas handuk yang semula melilit di kepalanya, lalu membiarkan rambut itu tergerai bebas walau masih sedikit basah. "—tolong jangan sampai ada yang tau."

"Take it easy, Babe. Apa yang menjadi ketakutan lo adalah hal pertama yang akan gue jaga." Dimi beranjak dari posisi duduknya, lalu menghampiri Shelna yang masih bergeming di depan cermin.

"Thanks," bisik Shelna, melihat Dimi yang juga tengah menatapnya lewat pantulan cermin.

"Lagipula melindungi lo bukan jadi masalah besar karena memang sudah seharusnya gue melakukan itu sejak awal. Karena mulai detik ini, lo adalah tanggung jawab gue sampai nggak ada satu pun orang yang bisa nyakitin lo." Termasuk gue.

"Sama apa yang lo lihat semalam. Apa lo juga bisa lupain itu?"

"Ya, tapi untuk itu nggak gratis," balas Dimi tiba-tiba. "Di dunia ini, segala sesuatu yang lo butuhin itu nggak bisa didapatin secara cuma-cuma."

Shelna menelan ludah. "Maksud lo?"

Dalam pantulan cermin, Shelna bisa menemukan seringai aneh yang terukir di kedua sudut bibir lelaki itu. Di detik yang sama pula, Dimi melangkah kian dekat hingga Shelna harus mati-matian menahan napas.

Sial! Shelna benar-benar tidak bisa berpikir jernih ketika Dimi mengalungkan lengannya di bahu gadis itu, lalu merapatkan diri sebelum ia membalikkan tubuh Shelna.

Dimi mendekatkan bibirnya pada telinga Shelna. "Lo harus buatin gue sarapan."

Baiklah. Pikiran Shelna semakin tidak jernih, saat mengetahui bahwa dirinya telah berpikir macam-macam pada lelaki itu. Bahkan secara tanpa sadar, kedua pipi Shelna bersemu merah antara menahan malu dan kesal.

"Kenapa masih diam aja?" tanya Dimi. "Pakai bajunya cepetan, gue udah lap—"

"Ish! Nyebelin banget," sentak Shelna, salah tingkah. Ia menepis tangan Dimi dari bahunya, kemudian menghentakkan kaki ke lantai seraya berlari pergi meninggalkan Dimi di kamar.

A Secret Between Us ✓ (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang