17. Bersabar

225 26 10
                                    

⚠️Please don't copy this story⚠️

Bismillahirrahmanirrahim...

Selamat membaca...💐

***

"Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 153)
____________________________________

HARI kembali berganti, kantor Ubaidillah Group bersama Mediatama tengah melaksanakan acara tahunannya yang kedua. Banyak kegiatan yang diselenggarakan. Mulai dari lomba menulis cerpen dan membaca puisi, lomba out bound, lomba membaca dongeng pendek dan di akhir acara pada malam hari akan diselenggarakan tasyakuran dan kajian dari seorang ulama dari pondok tempat Abi Aisyah mengaji.

Semua orang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. seperti Aisyah yang sedari tadi sibuk dengan Risya mengatur jalannya acara yang dipimpin oleh Mirza. Khumair, Nefisyah dan Annisa mengatur para peserta lomba. Beberapa jajaran dewan direksi menjadi juri di sana. Waktu terus berlalu, satu persatu dari cabang lomba telah berhasil menemukan juaranya.

Saat ini acara utama tengah berlangsung setelah beberapa rangkaian acara inti terlaksana dengan baik. Out bound yang sedang berlangsung, menjadi lomba yang paling diminati bagi semua peserta.
Mereka antusias mengikuti kegiatan tersebut dengan tertib. Beberapa jam berlalu, akhirnya kegiatan tersebut menemukan siapa yang menjadi juaranya. Dengan begitu seluruh rangkaian acara di pagi dan siang hari tersebut telah selesai dilaksanakan. Kini saatnya pantia acara istirahat dan bersiap-siap untuk acara tasyakuran malam nanti.

Risya yang notabenenya sahabat terjahil, dia berjalan mengendap-endap di belakang Nefisyah dan Khumair. Aisyah yang mengetahui aksinya tersebut menahan tawa. Kemudian dia terlebih dahulu memanggil Nefisyah dan Khumair. Alhasil kedua gadis itu reflek menolehkan pandangan ke arah belakang dan mendapati Risya tengah tersenyum kikuk ke arah mereka.

"Ngapain, Ris?" Tanya khumair.

Sambil garuk kepala. "Enggak ada."

Aisyah terkikih, kemudian dia menghampiri sahabat-sahabatnya tersebut. Risya mengerucutkan bibirnya, gadis itu protes padanya karena dirinya telah menggagalkan niat jahilnya. Nefisyah dan Khumair menahan tawanya. Sedangkan Aisyah tersenyum kikuk sambil melipat jari membentuk tanda peace.

Mereka kemudian berjalan beriringan menuju kantin. Seharian mengurusi acara tahunan perusahaan membuat perut mereka menjerit minta diisi. Mirza yang baru saja selesai menyelesaikan tugasnya, dia juga menyusul ke kantin dan duduk bersama Ihsan serta Umam. Mereka duduk di bangku di belakang para akhwat yang terdiri dari Aisyah dan kawan-kawan. Semenjak menjadi bagian dari kepanitiaan acara, Mirza jadi dekat dengan sahabat dari Nico tersebut.

Dari tempatnya duduk, Mirza mengamati gerak-gerik dari Nefisyah. Dia menatapnya dengan sendu karena perempuan itu pura-pura tegar di hadapan Aisyah. Dia juga masih tidak tahu, masalah apa yang disembunyikan gadis itu tentang Nico. Dia hanya tidak ingin tambatan hatinya itu merusak rumahtangga sahabatnya sendiri. Terlebih lagi dia juga tengah menaruh harap pada gadis itu.

Allah memang Maha pembolak-balik hati. Setelah dia berusaha keras mengikhlaskan Aisyah, kini pilihannya itu berganti tertuju kepada Nefisyah. Awalnya dia menilai kalau gadis itu berhati lembut, dia juga memakai hijab meskipun belum seutuhnya syar'i. Dia bisa membimbingnya nanti setelah halal, Pikirnya. Namun bagaimana jika kenyataan tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan? Manusia memang bisa merencanakan sesuatu, tetapi Allah lah yang menentukan bagaimana takdirnya.

PELANGI- Finish (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang