15. Bahagia?

227 24 15
                                    

⚠Please don't copy this story⚠

Jangan lupa baca bismillah dulu :)

Selamat membaca...🌻

*
*
*

"Bahagia itu sederhana, sesederhana memasangkan dasi di kemejamu. Sepele, tapi berpahala besar."

- Nur Aisyah -
Dari cerita PELANGI
karya ©jannah_sha
______________________________________

LANGIT terlihat begitu cerah tanpa sedikitpun awan yang menghiasi. Cahaya kemuning matahari menyilaukan mata seorang perempuan bertubuh kecil yang masih terlelap dalam tidurnya. Di ambang pintu, seorang pria tersenyum seraya menggelengkan kepala. Sambil mengaduk segelas susu di tangan kirinya, pria itu menghampiri perempuan yang baru satu bulan lamanya ia nikahi. Kehadiran perempuan itu mengubah seluruh hari-harinya yang biasa saja menjadi lebih berwarna. Rumahnya yang dulu sepi kini terasa ramai dan lebih bernyawa.

Diambilnya setetes susu coklat dari gelas yang ia bawa. Kemudian ia jatuhkan setetes air susu tersebut tepat di atas hidung istrinya.

Tik!

Air berwarna coklat menghiasi hidung perempuan yang masih memejamkan matanya itu. Ia menggeliat merasakan sesuatu yang hangat mengenai ujung hidungnya. Perlahan matanya terbuka menatap seorang pria yang memakai celemek di dada tengah menatapnya dengan senyuman jail.

"Sobahul Khoir, Ay.."

"Mas Nico! Kalau hidungku dikerumuni semut bagaimana?"

Nico kembali tersenyum, dia mengelap hidung isterinya dengan lembut. 'Ay' adalah nama panggilan darinya untuk isterinya. Sebelumnya ia memanggil Aisyah dengan panggilan Sayang, tapi sang isteri merasa risih jika dirinya yang notabenenya pria berhati dingin tiba-tiba menjadi bucin. Jadilah ia memanggil Aisyah dengan panggilan 'Ay'.

Aisyah mengulurkan kedua tangannya ke hadapan sang suami. Kebiasaan buruk yang baru-baru ini Nico ketahui, Aisyah akan berubah menjadi perempuan yang malas jika dia memasuki masa haid. Nico menerima uluran tangan isterinya kemudian menariknya dengan kuat hingga istrinya terduduk. Setelah itu ia memberikan segelas susu di genggamannya kepada Aisyah.

Sambil melipat kedua tangannya di depan dada, Nico tertawa kecil ketika melihat isterinya menenggak habis susu buatannya. Sepertinya enak, pikirnya.

"Anak pintar.. susunya enak? Langsung habis begitu."

"GR! kamu selalu kemanisan kalau buat susu tahu! Daripada menyia-nyiakan makanan, ya kuhabiskan saja." Ujar Aisyah mengelak. Padahal di dalam hatinya ia sibuk membatin kalau tidak ada yang bisa menyerupai susu buatan suaminya itu.

Nico mencebikkan bibirnya, isterinya itu memang pembohong yang ulung. Tinggal bilang enak aja apa susahnya sih, Ay? Batinnya menggerutu. Dia menyuruh isterinya untuk bergegas bangkit dari tempat tidur karena sarapan pagi telah menantinya di meja makan. Nico yang terlebih dahulu sampai di meja makan, dia menyiapkan piring untuk isterinya kemudian memberikan satu sekop nasi beserta lauknya. Ratu di hatinya itu duduk dengan mata yang berbinar.

"Mashaa Allah, aku nggak yakin ini semua masakan kamu. Sejak kapan kamu bisa masak, mas?" Tanya Aisyah seraya melahap sesuap nasi dan lauk kedalam mulutnya.

PELANGI- Finish (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang