25. Keajaiban yang terlupakan

243 17 62
                                    

⚠️Please don't copy this story⚠️

Bismillahirrahmanirrahim...

Selamat membaca...

*
*
*

Bila menyedekahkan hatimu membuatmu melupakanku, tak seharusnya aku menyedekahkannya -

-Nur Aisyah-
Dari cerita PELANGI by©jannah_sha
______________________________________

Ash-shalaatu khairum minan-nauum...

Ash-shalaatu khairum minan-nauum...


LANTUNAN adzan subuh yang berarti sholat lebih baik dari pada tidur itu berkumandang dengan merdu, menelisik ke berbagai sudut bumi. Aisyah terbangun, dia mengerjapkan mata berulangkali agar indera penglihatannya menjadi jelas. Dipandanginya tempat tidur di sampingnya. Kosong, tidak ada siapa-siapa di sana. Ini sudah kesekian kalinya dia tidur tanpa ditemani suaminya. Dia membalikkan tubuhnya menghadap tempat tidur yang kosong itu, kemudian tangannya meraba di atasnya.

"Aku juga istrimu, Mas. Aku juga sama-sama sedang mengandung benihmu. Aku juga butuh kamu di sampingku, Mas," Ucapnya berdalih dalam sepi.

Setelah perdebatan beberapa hari yang lalu, Nico sama sekali tak memerhatikan dirinya. Laki-laki itu, entah masih marah terhadapnya atau bagaimana. Dia kembali menangis mengingat-ingat kejadian di hari tersebut.

"Kamu bikin aku malu tahu gak, Ay! Kenapa kamu menyembunyikan kehamilan kamu? Aku itu suami kamu! Harusnya kamu kasih tahu aku dulu, bukan Aira!"

"Mas, aku nggak bermaksud begitu! Dengerin aku dulu dong!" Sambil terisak dia meraih lengan Nico, namun Nico menepis tangannya dengan kasar.

"Kamu tuh plin-plan tahu nggak! Kamu sendiri yang buat aku menikahi Nefisyah! Sekarang kamu cemburu? Karena aku lebih perhatian sama dia? Atau karena aku tidak bisa lagi menemani kamu di setiap seminar? Jangan seperti anak kecil!" Nico melenggang pergi dari hadapannya begitu saja. Bahkan sorot matanya itu menatap kesal ke arahnya.

"Mas, Ay belum selesai ngomong! Mas, salah paham!" Teriaknya. Tapi bayangan suaminya telah lenyap bersamaan dengan suara pintu tertutup yang memekikkan di telinga.

Dia bangkit dari posisi tidurnya kemudian meraih botol minum dan obatnya. Dia harus meminum obat berwarna merah itu satu hari satu kali untuk meningkatkan kuantitas darahnya. Dengan tertatih dia berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri sekaligus mengambil wudhu.

Dia sholat dengan posisi duduk. Tubuhnya yang semakin mengecil itu tak sanggup menunaikan sholat dengan posisi normal. Selesai sholat dia menengadahkan tangannya menghadap ke atas. Untaian doa ia lambungkan pada Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Rintik air matanya menghiasi wajah tirusnya. Berharap bahtera rumah tangganya akan baik-baik saja meski diterjang badai berulangkali.

"Hamba menyesal, Ya Allah. Kurang bersabar dalam mengemban uji yang Engkau beri. Hamba mohon, selamatkanlah rumah tangga hamba. Apapun yang terjadi, hamba mohon jangan pernah tinggalkan hamba, Ya Rabb. Kini hanya Engkau sandaran hamba, maka mampukanlah hamba menghadapi semua ini. Berakahilah keluarga kecil kami ini dengan kebahagiaan. Mudahkanlah lisan hamba untuk menjelaskan semuanya, agar mereka memahami keadaan hamba. Aamiin..."

PELANGI- Finish (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang