19. Bertahan dengan doa

278 22 46
                                    

⚠Please don't copy this story⚠

Bismillahirrahmanirrahim..

Selamat membaca...💐

*
*
*

Terkadang manusia gagal bertahan bukan karena mereka tak terima pada kenyataan, namun karena padatnya cibiran dan sindiran yang tak tertahan.

~PELANGI~
By ©jannah_sha
______________________________________

SEMUA mata memandang ke arah Aisyah dan Nico yang baru saja tampak batang hidungnya. Asiyah bergegas menggiring anak dan menantunya itu untuk duduk di masing-masing bagian. Nico menatap bingung ke sekelilingnya, dia heran mengapa sebagian sanak saudaranya itu turut hadir. Aira juga tidak menatapnya sama sekali. Biasanya, jika ada sesuatu di dalam keluarganya, gadis itu adalah orang pertama yang memberikan update beritanya. Namun apa yang ia lihat saat ini? gadis itu tampak saling menautkan jemarinya seperti sedang menahan gugup.

Soleh-sang Abi, beliau membuka percakapan dengan membaca basmalah lalu sholawat kepada nabi Muhammad Shollallahu 'alaihiwassallam. Kemudian beliau melanjutkannya dengan menanyakan kehadiran Umam beserta keluarga. Dengan membaca basmalah juga, Umam mengutarakan niatnya untuk meminang gadis yang beberapa waktu terakhir mengisi hati dan pikirannya.

"Bismillah, maksud kedatangan saya dengan keluarga, berniat untuk meminang putri bungsu bapak yang bernama Aira Salsabila Al Ubaidillah, saya melamar putri anda untuk menjadi ibu dari anak-anak saya kelak," jelas Umam dengan dada yang berdebar.

Aisyah sontak saja menatap ke arah sang suami, bertanya apakah yang baru saja ia dengar itu tidak salah? Nico menganggukkan kepala. Detik berikutnya keduanya mengulas senyum bersama. Perkataan gadis itu sewaktu berada di kantor Mediatama terkabul. Dirinya masih ingat betul ketika rekan-rekannya menanyai gadis itu tentang rencananya setelah menyelesaikan pendidikannya di bangku SMA. Dan dengan percaya dirinya gadis itur menjawab, akan menikah saja.

"Alhamdulillah.. nak Umam, saya sudah mengenalmu sejak lama. Masih ingat betul bagaimana pertama kali kamu menginjakkan kaki di Ubaidillah sebelum berpindah ke Mediatama. Saya yakin, Inshaa Allah kamu adalah anak yang baik. Perkara diterima atau tidak khitbah nak Umam, semua jawaban ada pada putri saya," pak Soleh mengalihkan pandangan ke arah putri bungsunya. "Bagaimana, Ra?" Lanjut beliau.

Yang ditanya tak bersuara, dia hanya menganggukkan kepalanya dua kali. Soleh meyakinkannya kembali, dan gadis itu dengan suara yang lirih menerima pinangan dari Umam. Yang di seberang berulangkali mengulas senyum, sang bunda memeluknya dengan senyuman yang merekah.

Setelah acara lamaran itu selesai, mereka menikmati hidangan yang telah disediakan oleh pihak tuan rumah. Nico tengah minum kopi bersama Abi dan juga sanak saudaranya. Sedangkan Aisyah bersama sang ibu mertua mendampingi Aira, mereka membicarakan tentang persiapan pernikahan gadis itu. Dan Umam, setelah menyelesaikan hajatnya, pria itu bergegas pulang bersama keluarganya.

Seseorang mendekati Aisyah. "Istrinya nak Nico, ya?" Ujar ibu-ibu dengan seorang anak kecil perempuan dalam gendongannya. Gadis itu menganggukkan kepalanya.

"Gimana? Sudah isi belum? Kalian hampir satu tahun menikah kan? Masak kalah sama anak saya, sudah punya anak. Padahal nikahnya duluan kalian lho," lanjut ibu itu.

PELANGI- Finish (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang