33. Hati yang gundah

315 15 49
                                    

⚠️Please don't copy this story⚠️

Bismillahirrahmanirrahim...

Selamat membaca...

*
*
*

Salah satu nikmat besar yang Allah berikan adalah ketika keluarga saling menasihati kami. Dan indahnya, mereka tak pernah menyalahkanku.

-M. Nico Ferdiansyah. A-
Dari cerita PELANGI by ©jannah_sha

______________________________________


DARI ufuk timur terlihat kemilau jingga mulai menampakkan diri. cerahnya warna biru langit di pagi hari tampak begitu indah. Awan berarak mengikuti arah angin. Burung-burung berterbangan hendak mencari Rizki dari Allah yang bertebaran di muka bumi ini.

Di kamar bayi, Nefisyah dan Aisyah baru saja selesai memandikan Nizam dan Azka. Aisyah masih belum bisa berjalan. Saat ini dia tengah memakai kursi roda, Nefisyah yang membantunya memandikan Nizam. Lima menit cukup bagi mereka untuk memakaikan Azka dan Nizam satu set baju dan memoles wajah mereka dengan bedak bayi. Harum khas bayi tercium begitu menyegarkan.

Di ambang pintu, Nico menatap mereka dengan mimik wajah yang susah diartikan. Bibirnya tersenyum namun pandangannya menyimpan penuh kesedihan. Kalau saja Nico bisa jujur, satu-satunya perempuan yang ada di hatinya adalah Aisyah. Dia juga cinta kepada Nefisyah, namun lubuk terdalamnya masih saja mencintai satu wanita. Aisyah. Dia merasa bersalah, tak seharusnya ia menggubris kecondongan hatinya itu.

Astaghfirullahal'azim, batinnya. Sekuat tenaga dia mengusir pikiran buruk yang sempat terlintas di otak dan hatinya. Beberapa waktu yang lalu sebelum Aisyah sadarkan diri dari komanya, dia mengungkapkan isi hatinya kepada Pak Soleh, Abinya. Dia hendak menceraikan Nefisyah, karena selama ini dia menikahi Nefisyah atas dasar keinginan Aisyah meski dirinya juga mencintai istri keduanya itu. Hati itu memang rumit.

"Allah ingin mengujimu, Nico. Pikirkanlah kembali, apakah keinginan untuk menceraikan Nefisyah berdasarkan karena Allah, atau hanya syahwatmu semata?" Nico terdiam, otaknya kembali berpikir.

"Saya hanya tidak ingin membuat salah satu di antara mereka merasa tersakiti, Bi. Takut Nico tidak bisa adil." Tuturnya.

"Seharusnya kalau kamu takut tidak adil, sedari awal kamu menolaknya sekalipun Aisyah memaksa." Nico tertunduk lesu.

"Qadarullah wamaa sya'a fa'al, semua telah terjadi. Dan apa yang Allah kehendaki terjadi, maka akan terjadi. Pikirkanlah Azka, apa kamu ingin membuat dia merasakan pahitnya broken home?"

"Cobalah renungkan kembali firman Allah, QS. Annisa ayat 129."

"Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

"Perbaiki dirimu, Nico. Jangan kamu hiraukan bisikan syetan yang membuatmu merasa was-was. Ketahuilah, mereka hanya menggodamu agar kamu terjerumus pada hal yang paling dibenci oleh Allah. Berbuat Adillah semampu yang kamu bisa. Selalu libatkan Allah dalam segala hal, semoga Allah melindungi kamu dari segala hal yang merugikan kamu."

PELANGI- Finish (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang