7. Perang Batin

211 26 8
                                    

⚠️ Please don't copy this story⚠️

Selamat membaca...💐

°

°

PAGI hari, minggu ketiga bulan kedua Aisyah di Mediatama Group

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PAGI hari, minggu ketiga bulan kedua Aisyah di Mediatama Group. Saat ini dirinya tengah mengikuti rapat gabungan yang dihadiri oleh beberapa perwakilan dari perusahaan induk- Ubaidillah group dan beberapa perwakilan dari pihak sponsor majalah. Gadis bergamis hijau army dengan pashmina syar'i berwarna coklat susu itu tampak tidak baik-baik saja, Wajahnya pucat pasi meskipun bibirnya telah dipoles dengan lip balm. Peluh di pelipisnya juga semakin banyak kuantitasnya. Mirza yang turut menghadiri rapat, tanpa sengaja ia menatap ke arah gadis yang duduk di hadapannya itu. Seketika guratan halus di dahinya bermunculan.

Di sisi lain, Nico tengah sibuk mempresentasikan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan didalam acara tahunan perusahaan Ubaidillah group. Tentu saja kegiatan tersebut tidak hanya hasil dari pemikirannya sendiri, melainkan hasil dari diskusi panitia pelaksana kedua perusahaan yang disetujui oleh pihak sponsor. Dengan wibawanya yang khas, pria yang berpenampilan casual namun tetap terkesan formal itu menjelaskan setiap detail kegiatan sesuai kesepakatan bersama. Matanya yang teduh itu beberapa kali curi pandang ke arah Mirza yang sedari tadi menatap intens ke arah Aisyah.

"Saudara Mirza, bagaimana tanggapan anda mengenai jenis kegiatan out
Bound yang dipadukan dengan game teka-teki, mengumpulkan potongan puzzle nama-nama pejuang islam serta sahabat-sahabat Nabi besar Muhammad?" Ujar Nico sukses membuat Mirza terperangah. Masalahnya sedari tadi ia sibuk memerhatikan keadaan sahabatnya dibandingkan fokus dengan presentasi managernya.

"Saya perhatikan, anda sedang sibuk menatap gadis di hadapan anda. Dan saya rasa.. anda tidak menghargai saya di meeting pagi ini. Padahal anda masuk dalam tim panitia pelaksana," lanjut Nico. Mirza menundukkan kepalanya.

"Oke, dengan demikian kegiatan out bound sepenuhnya menjadi tanggung jawab saudara Mirza," lanjut Nico lagi, membuat Mirza membulatkan kedua bola matanya.

"Ta-tap --" ucapan Mirza terpotong.

"Ini pembelajaran bagi kalian semua yang tidak memerhatikan setiap jalannya meeting, saya harap anda semua bisa menghargai siapapun yang presentasi di setiap meeting berlangsung," tukas Nico.

Ya, pak... sahut seisi ruangan kecuali Mirza dan Aisyah.

Nico hendak melanjutkan presentasinya lagi, tapi Mirza menginterupsinya. Laki-laki dengan gaya rambut bilah samping berpomade itu mengangkat tangan kanannya ke atas.

"Ada yang ingin anda tanyakan saudara Mirza?" Ujar Nico.

Mirza menatap ke arah Aisyah sebentar. "Saya minta izin untuk mengantar Aisyah ke ruang P3K, sepertinya.. dia sedang tidak enak badan," ucap Mirza.

PELANGI- Finish (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang