16. Siap menanggung luka

240 19 10
                                    

⚠️Please don't copy this story⚠️

Bismillahirrahmanirrahim...

Selamat membaca... 💐

*
*
*

Siap mencintai berarti harus siap menanggung segala konsekuensinya. Kamu bersabar, dia akan tetap tinggal. Kamu menyerah, maka ikhlaskan lah...

~PELANGI~
karya ©jannah_sha
______________________________________

AISYAH tengah sibuk menyiapkan beberapa berkas penting milik suaminya. Hari ini Amira absen karena harus menemani anaknya berobat. Di musim penghujan wajar bila seseorang terkena penyakit flu atau pilek. Saat ini kota Malang tengah memasuki musim penghujan.

Tok tok tok...

Suara ketukan pintu membuatnya terkejut. Dia mengehentikan aktivitasnya kemudian bergegas membuka pintu tersebut.

Kreek...

Gadis bergamis navy dengan hijab pasmina putih tersenyum ke arahnya setelah pintu terbuka. Gadis itu mengulurkan setumpuk berkas yang harus di ACC oleh suaminya, namun orang yang dimaksud masih sibuk menjamu koleganya. Bingung, dia terlebih dahulu menyuruh gadis itu duduk di kursi tamu. Kemudian dia menyuguhkan sebotol minuman bersoda.

"Kenapa repot-repot sih, Syah.. aku juga karyawan di sini bukan tamu."

"Tetap saja, kamu itu perwakilan dari Ubaidillah, Nefisyah. Tentu saja kamu adalah tamu bagi Mediatama. Mas Nico masih ada tamu, kamu tunggu sebentar, ya?"

Nefisyah menganggukkan kepala. Detik berikutnya dia tidak sengaja menatap cincin yang melingkar di jari manis tangan kanannya. Gadis itu merasakan desiran aneh di hatinya. Mungkinkah dia cemburu?

Melihat Nefisyah yang menatap cincinnya dengan begitu lekat, Aisyah jadi teringat akan kejadian satu bulan lalu di acara pernikahannya. Nefisyah yang hampir saja terjatuh dari panggung pelaminannya, dengan sigap suaminya menolong gadis itu. Peristiwa itu membuat suaminya dengan gadis itu saling beradu tatap untuk waktu yang lama. Saat itu rasa curiga akan kebenaran yang disampaikan oleh Mirza, perihal suaminya yang penuh menyimpan rahasia itu membuat gaduh ketenangan hatinya. Belum lagi perihal identitas suaminya yang sebenarnya, hal tersebut menambah kacau tatanan hatinya. Satu rahasia dari suaminya itu telah ia ketahui.


'Apakah mereka saling mengenal di masa lalu?' pertanyaan itu terus terngiang di pikirannya.

"Syah?" Panggil seseorang di sampingnya.

Nico yang baru saja memasuki ruangannya, dia mencolek bahu istrinya lagi. "Ay?"

Yang dipanggil namanya, terkesiap. Dia tersenyum kikuk ke arah suaminya karena melamun. Dari balik punggung suaminya dia melihat Nefisyah tengah tersenyum.

"Maaf, Ay kurang fokus. Oh ya, Nefisyah ke sini mau minta tandatangan kamu, mas," ujarnya sembari menunjukkan berkas-berkasnya.

Nico duduk di singgasananya kemudian membaca dokumen-dokumen tersebut sebelum menandatanganinya. Aisyah kembali menatap ke arah Nefisyah, gadis itu Tertangkap basah sedang menatap suaminya dengan mata yang berkaca-kaca. Dia menyayangkan hal tersebut. Nefisyah yang notabenenya juga mengerti tentang batasan-batasan di dalam islam, harusnya gadis itu paham betul perihal menjaga pandangan. Memandang seseorang yang bukan mahram tanpa adanya hajat yang penting, haram hukumnya. Terlebih memandangnya dengan syahwat.

PELANGI- Finish (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang