Satu tahun telah berlalu, semua hal indah yang Pizza jalani bersama orang tua nya kini hanya menjadi kenangan yang tak akan kusam di Landa waktu, dan selama satu tahun pula ia tinggal dirumah nya bersama Bi Ijah, pembantu yang dulu nya mengambil cuti kini kembali lagi dan akan tetap bekerja di keluarga Antares, masalah gaji? Pizza meneruskan perusahaan kedua orang tua nya di umur yang belia, walaupun bukan dia yang menghandle ia akan tetap percaya dengan sahabat sang bunda dan ayah, yaitu orang tua Leo. Semua itu sudah diatur oleh kedua orang tua Pizza sebelum mereka pergi, mereka menitipkan surat wasiat kepada manajer nya agar di berikan kepada putri kesayangannya mereka. Bunda dan ayah nya percaya kalau Indah dan Doddy bisa di andalkan dalam mengelola perusahaan mereka selagi Pizza masih belum cukup umur menghandle sendiri.
Di atas sofa di depan tv itulah keseharian Pizza saat ini, berkali kali ia memencet tombol remote untuk mengganti channel tv yang ia nyalakan.
"Non didepan ada Nyonya Indah sama Den Leo tadi bibi suruh masuk Non" ucap Ni Ijah dengan membawa sapu di tangan.
"YANG BENER BI? AKU CUMAN PAKE TANGT_
"Pizza gue date_
"KYAAAAAA"
dengan menggelegar Pizza berteriak dan langsung melarikan diri ke atas, gimana ga teriak kalau keadaan dia sekarang hanya memakai daleman dan celana pendek, dan barusan Leo melihat nya dengan mata kepala nya sendiri.
Wajah Leo memerah seketika dan Indah melihat itu hanya menggelengkan kepala nya beberapa kali.
"Baru gitu doang udah Salang tingkah, gimana kalo liat semua nya" ucap Indah lalu berlalu begitu saja ketika melihat sang anak melototkan mata nya.
"Mama enak cewek, aku kan cowok ga kebiasa liat kek begituan" ucap nya lalu mendudukkan bokongnya di sofa di samping mama nya.
"Nyonya sama Den Leo mau minum apa? Biar saya buatin" ucap Bi Ijah.
"Teh anget aja Bi kalo saya mah, kalo dia gausah dibuatin" ucap Indah dan Leo memandang sang Mama dengan malas.
"Tente ko gabilang mau kesini? Aku kan bisa minta buatkan makan malam yang banyak sama Bu Ijah.
"Sengaja gabilang, kita masak bareng aja gimana? Ada yg mau Tante sampaikan ke kamu tapi nanti kalo udah makan malam gimana?"
"Siap tente!" Ucap Pizza dengan meragakan hormat.
"Eh lu ngapa diam aja?" Ucap Pizza kepada Leo
"Ngantuk, mau tidur"
" Sana tidur gausah di tahan ntar Lo tambah bego"
"Gue cipok juga lama lama mulut Lo" ucap Leo lalu beranjak dari sofa dan menaiki anak tangga.
"LEO MULUT NYA BISA DI AKHLAKIN DIKIT GA? " teriak sang Mama yang membuat Leo mempercepat langkah nya agar segera sampai di Kamar Pizza.
"Yuk Za kita masak"
"Ayok laaa"
Kurang lebih 30 menit mereka berkutik di dapur, Pizza kebagian mengerjakan hal hal ringan seperti memotong kasar bawang dan sayur, itupun tidak semulus yang orang lain pikirkan, bagaimana tidak, ia memotong wortel dengan Potongan yang terlalu abstrak.
"Za bangunin Leo ke atas, biar Tante yang sama Bi Ijah yang nyiapin"
Dengan cepat Pizza mengangguk dan pergi ke atas buat membangunkan Leo yang tidur di kamar nya
"Leooo leooo turun makan malam!" Sahutan dari dalam kamar tak kunjung terdengar.
"Anjir mati kali yak? Masuk aja deh kamar gue juga" perlahan ia membuka pintu kamar nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE YOUR NAME [COMPLETED]
Teen FictionMenjahili Pizza adalah suatu kebahagiaan tersendiri bagi seorang Leo Lexiantera Badai. Mengamuk dan menangis. Hal ini lah efek dari kejahilan Leo untuk seorang gadis manis nan cantik. Pizza Sativa Antares. Nama yang aneh kan? Dari nama nya itu lah s...