"Kamu anter dia sampe rumah kan Ka?" Tanya Ibu Afifa yang sudah menunggu kedatangan putranya tersebut.
Ibu Afifa tahu, putranya tidak akan melakakun hal tidak bertanggungjawab dengan meninggalkan seorang gadis di pinggir jalan. Tapi dia hanya khawatir saja jika itu tiba-tiba Arka lakukan karena marah dengan situasi yang dia hadapi sekarang.
"Bunda udah jelasin semuanya sama Ayah?" Tanya Arka pada Ibundanya.
Sepertinya Arka tidak tertarik membahas pertanyaan Bundanya. Dia langsung mengalihkan kepada pertanyaan yang dia pikirkan sepanjang jalan tadi. Arka benar-benar memikirkan bagaimana kelangsungan hidupnya setelah kejadian ini.
"Eh kamu tu ditanya kok balik nanya sih Ka?" Ucap Ibu Afifa.
"Kamu anter Aletta sampe rumah gak tadi?" Tanya Ibu Afifa lagi.
"Iyaaaa Bunda. Udah sampe rumah. Depan rumah. Bahkan aku sampe liat dia masuk ke rumahnya dulu baru aku pulang." Jawab Arka.
"Jadi, gimana nih Bunda?" Tanya Arka setelah masuk ke rumah.
Arka sangat berharap Bundanya itu mengurungkan niat untuk menikahkannya dengan gadis yang sama sekali tidak ia kenali itu. Dari kelakuannya saja, Arka sudah tahu kalau dia tidak akan cocok dengan gadis itu. Ya, Arka sangat yakin itu.
"Gimana apanya?" Tanya Ibu Afifa.
"Ya tadi Bunda. Gimana? Bunda sama Ayah gak serius kan mau nikahin aku sama perempuan tadi?" Tanya Arka lagi.
Seketika Ibu Afifa menghentikan langkah kakinya saat mendengar pertanyaan putranya itu. Ia langsung berbalik sambil tersenyum menghampiri Arka yang tentu saja sedang kebingungan sekarang karena melihat Bundanya malah senyum-senyum begitu.
"Gak serius gimana sih maksud kamu Ka? Tadi Bunda baru aja hubungin butik langganan Bunda."
Jawaban Ibu Afifa itu sontak saja membuat mata Arka membulat sempurna. Baru beberapa hari yang lalu Bundanya itu memintanya untuk memantapkan hatinya meminang seorang gadis yang bernama Annisa. Seorang gadis yang tidak diragukan lagi akhlaknya dan sudah jelas asal usulnya.
Lalu hari ini? Bundanya itu sudah dengan mantapnya ingin menikahkannya dengan gadis tidak dikenal? Tanpa meminta persetujuan Arka pula. Apa-apaan ini?
"Kenapa? Kok melotot gitu kamu? Kaget?" Tanya Ibu Afifa.
"Arka, denger ya Nak. Kamu itu udah hamilin gadis itu. Ya kamu harus tanggungjawab dong. " Lanjut Ibu Afifa sambil mengusap punggung lebar putranya.
"Tapi Bunda kan tau kalo dia bohong Bunda. Tadi Bunda bilang sendiri kan?" Jawab Arka.
"Tapi kan Ayah taunya kamu hamilin anak orang. Tadi kan Bunda udah bilang juga sama kamu kalo Bunda setuju sama keputusan Ayah kamu." Jawab Ibu Afifa membalik ucapan putranya.
Ucapan Ibu Afifa itu membuat Arka menepuk jidatnya sendiri. Arka tak habis pikir dengan Bundanya itu. Bisa-bisanya beliau menyetujui hal tersebut padahal Bundanya itu tahu kalau alasan sampai hal itu terjadi adalah bohong.
"Bunda, Bunda gimana sih? Aku gak kenal sama dia Bunda. Bunda apalagi. Terus Bunda liat aja penampilan dia Bunda. Boro-boro nutup auratnya, bajunya aja kurang bahan gitu. Bunda yakin mau jadiin dia istri Arka?" Tanya Arka.
"Ya masalah penampilan kan bisa dirubah Ka. Itu jadi tugas kamu nanti kalo udah jadi suaminya. Dan masalah kenal atau engga. Walaupun Bunda gak kenal sama gadis itu, Bunda yakin sama dia Ka. Bunda yakin dia itu jodoh yang disiapin Allah buat kamu." Jelas Ibu Afifa panjang lebar.
Ya, memang itu yang Ibunda Arka rasakan. Entah kenapa dia bisa seyakin itu pada Aletta. Bahkan, sejak pertama kali melihatnya, Ibu Afifa seakan sudah menaruh hati pada Aletta. Rasa yakinnya begitu kuat. Ibu Afifa sudah begitu menyayangi Aletta seperti putrinya sendiri. Rasa sukanya saat bertemu Aletta itu lebih besar daripada rasa sukanya saat bertemu dengan Annisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arka & Aletta (END-COMPLETED)
General Fiction"Saya hamil anaknya Arka tante." Ucap Aletta pada Ibunda Arka. Degh.. ~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~ Kehidupan yang begitu pelik dialami oleh Aletta sejak kecil. Itulah yang membuatnya tumbuh menjadi seorang perempuan yang tidak bisa diatur. Aletta t...