"Kamu kenapa sih sebenernya?" Tanya Arka.
"Kenapa?!" Tanya Aletta balik.
"Harusnya aku yang tanya sama kamu. Siapa perempuan tadi? Kenapa kamu bisa klihatan akrab banget sama dia? Hah? " Lanjut Aletta.
Sekarang ini mereka sudah perjalanan pulang ke rumah Aletta. Dan sudah sedari tadi Aletta diam saja lengkap dengan wajah kesalnya. Sedangkan Arka tidak tahu apa yang membuat Aletta tiba-tiba mendiamkannya lagi seperti ini. Arka merasa, dia tidak berbuat sesuatu yang bisa membuat Aletta kesal.
Ya, tentu saja Aletta kesal. Baru saja Aletta mendapati kenyataan kalau Arka asyik sekali bercengkrama dengan seorang gadis. Padahal dia sendiri harus bersusah payah hanya untuk mendapatkan nama Arka dulu. Tapi gadis itu? Dengan mudahnya dia mendapat senyuman dari Arka tanpa harus berusaha keras.
Aletta tersenyum miring saat membayangkan gadis yang Aletta dengar namanya Annisa itu. Entah siapa Annisa itu. Sejak tadi Arka juga enggan menjelaskan apa hubungannya dengan gadis yang bernama Annisa itu. Padahal Aletta sudah sengaja diam sedari tadi untuk membuat Arka peka. Tapi ternyata untuk masalah kepekaan, Arka tetaplah seperti lelaki lain yang tidak peka sama sekali.
Apakah Aletta sedang cemburu? Tentu saja. Hal itu tidak perlu dipertanyakan lagi. Bahkan Aletta berucap sangat judes pada gadis itu. Dia tentu tidak terima saat dengan mudahnya gadis itu berbincang dengan Arka. Bahkan Arka sampai memberikan senyum manisnya. Padahal bagi Aletta, untuk mengetahui nama Arka saja sudah sulit. Apalagi saling tegur sapa seperti tadi.
Aletta langsung keluar mobil saat sudah sampai di depan rumahnya tanpa menghiraukan Arka sama sekali. Dua hari sudah dengan susah payah Aletta membangun mood nya lagi. Tapi dengan mudahnya Arka menghancurkannya dengan cara seperti ini.
Huft, belum pernah Aletta merasa cemburu seperti ini. Dan ternyata rasanya benar-benar sesak.
"Aletta... " Panggil Arka yang mengikuti Aletta turun dari mobil.
Dan benar saja, panggilan Arka itu berhasil membuat Aletta berhenti berjalan menuju rumahnya.
Saat ini Aletta memang sedang dalam mode marah karena cemburu. Tapi tetap saja, dua hari Aletta tidak bertemu dengan Arka. Tentu hal itu bukanlah hal yang mudah bagi Aletta. Dia harus menahan rasa rindunya kepada kekasih pujaan hatinya itu. Dan saat bertemu, momennya harus rusak seperti ini. Benar-benar menyebalkan.
"Harus ya kamu marah cuma gara-gara orang gak dikenal?" Tanya Arka setelah lebih dekat dengan Aletta.
Entah kenapa Arka merasa belakangan ini banyak sekali masalah yang datang menghampirinya. Arka merasa tak ada henti-hentinya dia berselisih dengan Aletta. Belum juga usai pembahasan kelanjutan pernikahan mereka karena terhalang restu, sekarang sudah ada masalah lain lagi yang menimpa. Arka sendiri tak paham, kenapa Aletta tiba-tiba diam lalu marah-marah seperti ini setelah pertemuannya dengan Annisa tadi.
"Gak dikenal kamu bilang? Kamu tadi bisa ngobrol tanya-tanya kabar bahkan tau nama dia itu gak dikenal kamu bilang?" Ucap Aletta tak terima.
Jelas-jelas Aletta mendengar dan melihat sendiri, kalau Arka bisa menyebutkan nama gadis itu. Bahkan mereka saling melempar pertanyaan tentang kabar. Apa itu namanya 'tidak dikenal'? Mustahil.
"Dia itu Annisa." Ucap Arka mulai menjelaskan.
Sepertinya Arka harus menjelaskan siapa sosok yang menjadi topik permasalahan kali ini. Arka tidak ingin masalah semakin menumpuk seperti ini. Setidaknya, mungkin masalah tentang Annisa ini hanya butuh penjelasan saja untuk menyelesaikannya.
"Tuh kan. Kayak gitu bilang gak kenal?" Ucap Aletta lagi masih enggan melihat wajah Arka yang sebenarnya sangat ingin ia lihat itu.
"Dengerin dulu. Aku emang tau nama dia. Tapi aku gak deket sama dia." Jelas Arka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arka & Aletta (END-COMPLETED)
General Fiction"Saya hamil anaknya Arka tante." Ucap Aletta pada Ibunda Arka. Degh.. ~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~ Kehidupan yang begitu pelik dialami oleh Aletta sejak kecil. Itulah yang membuatnya tumbuh menjadi seorang perempuan yang tidak bisa diatur. Aletta t...