A & A - 26 (A&A POV)

40.8K 2.9K 80
                                    

Aletta POV

Rasanya senyumanku ini tak ingin lepas dari bibirku. Sedari tadi, tak henti-hentinya aku menyunggingkan senyuman manisku ini. Akhir-akhir ini aku.. Ahh tunggu! Sebenarnya bukan akhir-akhir ini saja, tapi sejak aku mengenal Arka rasanya ada saja yang membuatku selalu bahagia. Apalagi saat ada di dekatnya. Itu selalu membuatku bahagia.

Ya, pada akhirnya aku menikah dengannya. Lucu rasanya saat membayangkan diusiaku ini aku sudah memiliki seorang suami. Tapi aku tak kecewa apalagi menyesal jika diusiaku yang baru menginjak dua puluh dua tahun ini aku sudah memiliki seorang pendamping. Karena aku menikah dengan lelaki baik seperti Arka.

Sejauh yang ku kenal Arka adalah orang yang sangat baik. Walaupun dia selalu bersikap dingin dan ketus padaku sebelum menikah, aku tak tahu kenapa rasa itu tetap ada. Bahkan semakin hari, aku merasa perasaan itu semakin bertambah.

Dan setelah kami menikah, aku rasa perasaanku terhadapnya tak akan pernah berkurang apalagi memudar. Setelah menikah, Arka bersikap jauh lebih baik dari sebelumnya. Dia berubah menjadi lelaki yang bersikap sangat baik dan manis kepadaku. Bahkan, baru saja dia mengajakku untuk makan malam romantis. Sama sekali tak pernah kubayangkan kalau ternyata Arka bisa melakukan hal seperti itu.

Sekarang aku sedang menikmati pemandangan yang dari dahulu ku idam-idamkan sejak aku mengenalnya. Memandangi wajah tampannya sesukaku tanpa ada larangan dan penolakan darinya. Ya, sebelum menikah seringkali aku menerima kemarahannya yang entah kenapa justru membuatku senang saat mendapatkannya.

Tanganku selalu tak bisa tertahan saat sudah ada di dekat Arka. Tanganku ini rasanya ingin selalu menyentuhnya. Sekarang bahkan aku mulai menjelajahi wajahnya. Untuk sementara dia tidak akan terusik karna ulahku itu. Aku menyentuh semua bagian wajahnya. Aku paling suka dengan matanya. Matanya begitu indah saat terbuka maupun sedang tertutup seperti ini. Ah, suamiku benar-benar tampan.

Berangsur aku mulai menyentuh bibirnya. Di sinilah biasanya Arka akan mulai terusik. Oleh karenanya aku menyentuhnya di akhir. Dan ya, baru saja dibahas dia sudah mulai terusik dan memalingkan wajahnya dariku walaupun matanya masih tertutup.

Arka memang termasuk orang yang tidak mudah bangun dari tidurnya. Dan mungkin karena itu, beberapa hari aku menjadi istrinya, aku sering mendengar alarm ponsel Arka yang tak berhenti berdering di pagi hari. Namun karena aku terlalu mengantuk aku mengabaikannya. Entah untuk apa Arka menyetel alarm sampai berkali-kali seperti itu. Padahal dia masih cuti bekerja.

Perlahan, aku mencoba mengalihkan wajahnya ke arahku lagi. Beberapa hari tidur bersama Arka, aku jadi mempunyai kebiasaan baru. Yaitu memandanginya. Ya, aku hanya akan tidur saat terus memandanginya seperti ini. Wajah Arka benar-benar bertambah tampan berkali-kali lipat saat sedang tertidur.

"Marah gak ya Arka kalo gue cium?" Ucapku pada diriku sendiri.

Aku mulai tergoda dengan bibir Arka itu. Sebenarnya sejak menikah, aku tidak pernah tidur mendahului Arka. Karena pada dasarnya aku memang termasuk orang yang sulit tidur. Karena itu aku jadi leluasa memandangi wajah Arka di bagian manapun. Dan itulah yang membuatku tergoda dengan bibir suamiku itu.

Namun di sisi lain, aku juga takut saat akan mencium suamiku sendiri. Aku takut Arka akan marah jika aku melakukan itu.

Tapi apa salahnya? Aku dan Arka kan sudah menikah. Ah, sepertinya aku harus bersikap bodo amat saja kali ini. Jika pun Arka terbangun karena ulahku itu, aku akan menerima kemarahannya. Toh, aku sudah biasa menerima kemarahannya sebelum menikah dulu. Lalu kenapa sekarang tidak? Apalagi sekarang aku sudah menikah dengannya. Aku bisa mengelak kan?

Dengan sangat berhati-hati aku mulai mendekatkan wajahku pada Arka yang masih sangat nyenyak dalam tidurnya itu. Walaupun berpikir untuk menghiraukan saja jika Arka marah, tetap saja masih ada rasa deg-deg an saat ingin melakukannya.

Arka & Aletta (END-COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang