Suasana rumah terlihat sepi yang mungkin bisa membuat Arka berpikir kalau Aletta belum ada di rumah. Tapi itu sepertinya tidak mungkin karena mobil Aletta sudah ada di luar. Ah, rasanya Arka lelah sekali hari ini. Tapi setelah ini Arka masih harus menyisihkan waktu untuk Aletta. Dia harus meminta maaf kepada istrinya itu.
Di rumah sakit, pasiennya cukup banyak hari ini. Dan setelah jam pulangnya pun dia harus ke kantor karena ada pekerjaan yang sama sekali tidak bisa ditunda sampai besok. Itulah yang membuatnya masih merasa bersalah hingga kini.
Sebenarnya, Arka sudah berusaha mengatur waktu agar bisa pulang lebih awal. Arka rasa dia sudah terlalu menyepelekan waktunya bersama Aletta. Oleh karena itu dia berusaha untuk pulang lebih awal. Tetapi, siapa yang tahu rencana Allah?
"Assalamualaikum.. "
"Dek... " Panggil Arka setelah masuk ke dalam rumah.
"Aku di dapur.. " Sahut Aletta.
Dari suaranya, sepertinya Aletta tidak marah. Tapi nanti Arka akan tetap meminta maaf pada istrinya itu. Arka tahu benar saat di telpon tadi Aletta benar-benar marah. Arka bisa tahu itu dari respon dan suaranya saja.
Arka lalu masuk ke kamar dan segera mandi. Setelah itu baru dia akan bicara dengan Aletta.
Tidak membutuhkan waktu lama bagi Arka untuk membersihkan badannya. Karena dia memang terhitung cepat untuk mandi. Arka lalu berjalan menuju lemari pakaian untuk memilih pakaian untuknya tidur, karena ini memang sudah malam. Mungkin setelah bicara dengan Aletta nanti, Arka juga akan segera pergi tidur karena badannya sudah sangat lelah sekali rasanya.
Di sudut lain, Aletta yang baru saja masuk ke kamar memperhatikan suaminya itu mengenakan pakaian. Jika Arka tahu Aletta ada di sana, pasti dia akan berlari untuk kembali ke kamar mandi lagi. Ya, sampai detik ini bahkan Aletta belum pernah melihat Arka tanpa pakaian.
Terkadang Arka itu memang bisa menjadi lelaki yang sangat pemalu. Padahal wajar saja jika lelaki bertelanjang dada kan? Apalagi Aletta ini istrinya, kenapa dia harus malu?
Tak ingin memikirkan hal itu, Aletta perlahan melangkahkan kakinya untuk mendekati Arka yang kini mungkin sudah mulai mengancingkan pakaian tidurnya. Dan sepertinya dia masih belum sadar kalau ada yang masuk ke kamarnya.
"Eh.. " Ucap Arka sedikit terkejut.
Ya, tiba-tiba saja Aletta memeluk Arka dari belakang. Tujuannya yang ingin memanggil Arka untuk makan kini berubah sudah.
Sekarang ini, rasanya Aletta ingin sekali meluapkan semua yang ada di dalam hatinya. Rasanya ingin sekali dia protes soal waktu kepada suaminya itu. Aletta benar-benar tidak bisa menahannya lagi. Dia tidak bisa terus-terusan membiarkan pikiran negatif hinggap di dalam otaknya.
"Dek.. " Ucap Arka sambil mencoba melepas tangan Aletta yang erat memeluk perutnya.
"Sebentar aja Ka.. Aku mohon.. Aku kangen sama kamu." Jawab Aletta semakin mengeratkan pelukannya.
Entah kenapa Aletta merasa sangat rindu dengan suaminya ini. Padahal mereka masih bertemu setiap harinya. Bahkan sebelum tidur, Aletta masih sempat menceritakan kesehariannya kepada Arka walaupun terkadang Arka lebih dulu tertidur saat mendengarkan Aletta bercerita.
Tetapi Aletta kira itu sudah lebih dari cukup baginya. Itu sudah lebih baik daripada orangtuanya dulu yang tak pernah ada waktu untuknya. Setidaknya Arka masih mau mendengarkan keluh kesah yang keluar dari bibir istrinya ini.
Tetapi makin Lama, Aletta jadi serakah. Dia tidak bisa puas hanya dengan waktu yang sedikit bersama Arka. Aletta menginginkan waktu yang lebih. Apakah kali ini Aletta juga termasuk egois? Apa dia terlalu berlebihan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Arka & Aletta (END-COMPLETED)
General Fiction"Saya hamil anaknya Arka tante." Ucap Aletta pada Ibunda Arka. Degh.. ~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~ Kehidupan yang begitu pelik dialami oleh Aletta sejak kecil. Itulah yang membuatnya tumbuh menjadi seorang perempuan yang tidak bisa diatur. Aletta t...