"Arka... "
Degh..
Tiba-tiba detak jantung Arka kembali berdetak lebih cepat. Ah, harusnya dia sudah bisa menetralkannya sebelum masuk kamar tadi. Tapi membayangkan seperti apa Aletta keluar dari kamar mandi tanpa baju ganti membuat Arka kembali gugup. Apakah secepat ini Arka harus melihatnya?
"Ka!" Panggil Aletta lagi sedikit lebih keras sambil menyentuh bahu Arka.
Namun Arka masih belum menjawab dan justru menutup matanya. Takut-takut Aletta mendadak datang ke hadapannya. Dan... Ah, Arka benar-benar belum siap untuk ini.
"Arka?! Kamu kenapa sih?" Tanya Aletta kini benar-benar sudah ada di hadapan Arka.
Tentu dia bingung dengan sikap Arka itu. Arka tidak menjawab atas panggilannya apalagi menengok. Aletta merasa sangat aneh dengan tingkah lelaki yang baru saja menjadi suaminya itu. Apakah begini aslinya Arka? Suka bersikap aneh?
"Ka?! Buka gak mata kamu? Atau aku__"
Cukup dengan kalimat ancaman yang belum selesai Aletta ucapkan itu, Arka benar-benar membuka matanya walaupun masih dengan ragu-ragu. Dia tidak ingin Aletta melakukan hal lain yang tidak-tidak. Arka belum siap melakukan apapun untuk sekarang. Belum lagi badannya yang sangat lelah ini.
"Kamu.. " Ucap Arka setelah melihat Aletta yang kini sudah ada didepannya.
"Kenapa sih? Kenapa coba kamu merem-merem kayak gitu?" Tanya Aletta.
"Aku.. Aku kira kamu.. "
Aletta masih menunggu penjelasan dari suaminya yang masih menggantung itu.
"Kamu pake kemeja aku?"
Kalimat Arka yang sebelumnya terdengar ingin menjelaskan itu tiba-tiba berubah menjadi kalimat pertanyaan. Arka tentu tidak mungkin memberitahu isi pikirannya yang sangat tidak senonoh itu pada Aletta. Mau ditaruh mana mukanya nanti.
Namun, Aletta juga tidak curiga dengan nada suara Arka yang tiba-tiba berubah. Dia malah tersenyum mendengar pertanyaan Arka itu.
Ya, saat ini Aletta memang sedang memakai kemeja Arka. Dan untunglah kemeja Arka ini cukup untuk menutupi bagian atas kaki Aletta. Dia bingung harus memakai apa untuk berganti pakaian. Ingin keluar kamar lagi untuk menanyakannya kepada Ibu mertuanya, Aletta sudah terlalu lelah. Jadilah, dia mempunyai inisiatif untuk membuka lemari Arka. Lalu kemeja itulah yang Aletta temukan, kemeja yang saat ini ia kenakan.
"Hehe.. Abisnya bingung mau pake apa. Udah gerah Ka." Jawab Aletta akhirnya.
"Itu apa?" Tanya Aletta saat sadar Arka membawa sesuatu ditangannya.
"Ini__"
"Buat aku ya?" Tanya Aletta lagi sambil merebut baju tidur yang sedang Arka pegang sebelum Arka selesai menjawab pertanyaan Aletta.
Aletta pun melihat secara seksama apa yang dibawa oleh suaminya itu. Dan akhirnya dia tahu kalau yang dibawa Arka itu adalah sepasang baju tidur. Aletta berpikir mungkin ini milik ibu mertuanya. Ya, siapa lagi? Hanya ada satu perempuan di rumah ini, yaitu Ibu mertuanya.
"Telat Ka. Udah terlanjur nyaman pake ini." Ucap Aletta sambil berjalan menuju ranjang kamar Arka ini.
Aletta masih belum selesai meneliti setiap inci dari kamar Arka ini. Suasana kamar Arka tak jauh berbeda dengan kamarnya. Sama-sama bernuansa gelap. Bedanya, kamar Aletta lebih gelap dan terkesan hampa karena tak ada apapun di sana dan entah apa yang ada kamar Arka ini hingga membuat suasana lebih hidup dan tenang.
"Jadi kamu gak mau ganti baju?" Tanya Arka yang masih berdiri ditempatnya.
"Enggak." Jawab Aletta mantap setelah menjatuhkan dirinya ke atas ranjang Arka yang tak terlalu besar ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arka & Aletta (END-COMPLETED)
General Fiction"Saya hamil anaknya Arka tante." Ucap Aletta pada Ibunda Arka. Degh.. ~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~ Kehidupan yang begitu pelik dialami oleh Aletta sejak kecil. Itulah yang membuatnya tumbuh menjadi seorang perempuan yang tidak bisa diatur. Aletta t...