Aletta sudah mondar-mandir kesana-kemari sejak tadi. Tentu saja ini semua karena Arka. Siapa lagi yang bisa membuat Aletta jadi mirip orang tak waras seperti ini kalau bukan lelaki yang sudah menjadi suaminya itu?
Sampai sekarang Arka belum pulang. Padahal harusnya dia sudah pulang dua jam yang lalu. Hari ini Arka memang sudah bilang tidak bisa menjemput Aletta. Tetapi dia sama sekali tidak bilang kalau akan pulang terlambat. Lalu sekarang kenapa sampai terlambat dua jam tanpa kabar?
Apa yang dilakukan Arka di luar sana? Apa dia sedang berhadapan dengan pasien aneh? Atau mamah muda yang anaknya sedang sakit dan mamanya yang mencari kesempatan dalam kesempitan? Atau.. Ah pikiran Aletta semakin jauh saja.
Baru akan menelpon Arka lagi, Aletta mendengar suara deru mobil Arka. Cepat saja Aletta melempar ponselnya ke sofa. Dia lalu segera menghampiri Arka di luar.
"Arka.." Panggil Aletta saat Arka baru saja turun dari mobil.
"Assalamualaikum Dek." Salam Arka setelah sampai di hadapan istrinya sambil mencium kening istrinya.
Aletta tidak tersenyum seperti biasanya. Dia benar-benar kesal sekarang. Aletta merasa diacuhkan karena Arka sama sekali tidak mengabarinya. Bahkan telpon dari Aletta juga diabaikan. Wajar saja jika Aletta memasang bibirnya yang sudah sedikit mengerucut ke depan itu. Tangannya pun juga ikut menyuarakan kekesalan dengan cara menyilang ke depan.
"Dari mana aja kamu? Sibuk sama pasien-pasien kamu? Mamah-mamah muda? Iya?" Tanya Aletta melepas tangan Arka yang memeluk pundaknya.
"Aku.. Aku.. " Ucap Arka mulai gugup.
Padahal semenjak perjalanan pulang tadi Arka sudah mempersiapkan kata-kata untuk menjawab semua pertanyaan Aletta. Atau lebih tepatnya menjawab kecemburuan Aletta yang tidak beralasan ini. Namun tetap saja, Arka tidak bisa dengan lancar menjawab pertanyaan Aletta itu.
"Apa?"
"Oooo jangan-jangan bener ya kamu digodain sama mamah-mamahnya pasien kamu lagi? Iya?"
"Enggak Dek. Kamu jangan salah paham gitu dong." Jawab Arka.
Arka tidak mau kesalahpahaman ini berlanjut. Aletta kalau sudah cemburu, tidak ada obat yang bisa menyembuhkannya. Dia akan terus-terusan membahas tentang kecemburuannya itu. Seperti pada masalah saat gadis di kampus Aletta yang bernama Ajeng menyapa Arka kala itu.
Dan itu pernah terjadi juga di rumah sakit. Aletta bahkan sampai memaki-maki Ibu dari pasien Arka. Bisa panjang urusannya kalau sampai itu terjadi lagi.
"Terus apa? Kamu dari mana? Kenapa jam segini baru pulang? Hah?" Tanya Aletta bertubi-tubi.
"Aku tadi... " Jawab Arka menghentikan ucapannya sejenak.
"Aku tadi ketemu sama Mama kamu." Lanjut Arka pada akhirnya.
Kini netra mereka berdua saling beradu. Tentu mata Aletta memancarkan kemarahan sekarang. Bukan lagi kesal, tetapi kemarahan yang teramat sangat sudah memenuhi hati Aletta sekarang.
"Kenapa? Buat apa? Ngapain kamu ketemu dia?" Tanya Aletta.
"Karna Mama yang minta Dek."
"Tapi kamu bisa tolak Ka. Kenapa kamu harus mau?" Ucap Aletta tak mau kalah.
"Apa alesan aku nolak? Mama kamu sekarang Mama aku juga kan?" Jawab Arka.
Setelah membuat Aletta mau belajar menjadi seseorang yang lebih baik, membuat hubungan Aletta dengan orangtuanya menjadi baik adalah tujuan Arka selanjutnya.
Mungkin ini tak akan semudah mengajari Aletta sholat. Tetapi Arka akan berusaha untuk membuat hubungan antara istri dan mertuanya menjadi lebih baik. Arka tidak mau istrinya berdosa karena durhaka terhadap orangtuanya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arka & Aletta (END-COMPLETED)
Ficción General"Saya hamil anaknya Arka tante." Ucap Aletta pada Ibunda Arka. Degh.. ~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~ Kehidupan yang begitu pelik dialami oleh Aletta sejak kecil. Itulah yang membuatnya tumbuh menjadi seorang perempuan yang tidak bisa diatur. Aletta t...