A & A - 39

30.9K 2.1K 34
                                    

Kepala Aletta rasanya sangat pening sekarang. Tugas dari kampusnya sangat banyak hari ini. Besok dia juga harus presentasi tugasnya dan ada ujian juga. Belum lagi masih ada tugas untuk mempelajari buku tuntunan sholat juga dari Arka. Dan yang paling menyebalkan adalah, Arka sendiri kembali pulang terlambat hari ini. Aaaahh, ingin rasanya Aletta berteriak.

"Ini kenapa gak masuk-masuk ke otak sih!" Ucap Aletta sembari melempar bukunya.

Dan buku itu terjatuh tepat di depan kaki Arka tanpa Aletta tahu kalau suaminya sudah pulang. Arka lalu melihat ke arah Aletta dan buku yang baru dipungutnya secara bergantian sambil tersenyum. Ya, melihat ekspresi Aletta yang sepertinya sudah sangat penat dengan keadaan meja yang di ruang tengah yang sudah sangat berantakan itu membuat Arka tiba-tiba tersenyum.

"Kenapa dibuang-buang bukunya Dek?" Tanya Arka setelah sudah lebih mendekat kepada Aletta.

Lantas saja itu membuat Aletta mendongak untuk melihat sang pemilik suara yang tentu sudah sangat ia kenali itu. Namun tak lama, hanya sebentar lalu Aletta kembali mengalihkan wajahnya dari Arka.

"Capek ya?" Tanya Arka lagi.

"Pake nanya lagi." Jawab Aletta masih dengan wajah kesal.

Sepertinya Aletta akan segera mendapat tamu bulanannya dalam waktu dekat. Kesal sekali rasanya seharian ini. Padahal Arka tidak melakukan apapun, tapi Aletta juga memarahi suaminya yang baru saja pulang kerja itu.

"Kalo capek, ditaruh aja dulu." Ucap Arka lagi sambil meletakkan buku itu di meja.

Kini Arka sudah duduk di samping Aletta yang menyilangkan kedua tangannya ke depan itu. Arka bisa melihat dengan jelas wajah Aletta sangat kesal sekarang. Ini pasti karena istrinya ini sedang kelelahan.

Arka pun juga sama lelahnya. Seharian Arka bekerja di kantor. Banyak sekali pekerjaan yang harus diselesaikan juga sama seperti Aletta. Tetapi Arka akan berusaha sabar menghadapi istrinya ini.

Arka ingat betul pesan ayahnya yang menyuruhnya untuk lebih pengertian karena terkadang perempuan itu hanya ingin dimengerti tanpa mau mengerti. Harus banyak-banyak mengalah karena Arka adalah lelaki. Dan sebagai lelaki Arka haruslah lebih peka terhadap istri. Itulah pesan dari ayahnya. Dan Arka akan benar-benar melakukannya walaupun masih belajar. Terutama untuk masalah kepekaan.

Sifat manja adalah seperti macam sifat bawaan untuk perempuan. Dan Arka juga tak mempermasahkan ketika Aletta bersikap manja. Walaupun di beberapa waktu Arka juga hampir saja emosi dengan sifat manjanya Aletta yang terkadang tak tahu waktu. Namun, syukurlah Arka masih bisa bersabar walaupun dia sedang lelah seperti sekarang ini contohnya.

"Pelan-pelan aja Dek belajarnya." Ucap Arka lagi.

"Pelan-pelan aja gimana sih Ka?! Orang tugas aku tuh harus dikumpulin besok. Belum lagi ada ulangan. Terus ini?" Ucap Aletta mulai mengomel lalu menunjukkan buku tuntunan sholat dari Arka.

"Aku gak hafal-hafal dari tadi Kaaa... Aaaa... Aku capeekkk.. " Lanjut Aletta kini suara rintihannya pun juga ikut keluar.

Arka tersenyum melihat tingkah istrinya itu. Arka tahu menuntut pendidikan tidaklah mudah. Apalagi Aletta, dia baru ingin kembali giat belajar lagi setelah sekian lama sama sekali tak belajar. Ini pasti jauh lebih berat bagi Aletta.

"Yaudah, yang ini besok lagi aja Dek. Hari ini kerjain tugas kuliah dulu. Pelan-pelan aja sayang. Jangan dipaksa." Ucap Arka berusaha sehalus mungkin sambil mengusap rambut istrinya.

Dan benar saja, perlakuan Arka itu berhasil mengalihkan perhatian Aletta. Kini emosinya yang panas tadi mulai mendingin lagi karena ucapan manis Arka itu.

Arka & Aletta (END-COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang