"Dek.. "
Panggil Arka saat melihat istrinya sudah berdebat dengan Bian. Entah apa yang membuat mereka bertengkar sampai terasa ketegangannya seperti itu.
Dan sontak saja panggilan Arka itu membuat Bian dan Aletta sama-sama menengok dan seketika menghentikan perdebatan mereka.
"Kamu kok di sini?" Tanya Arka beralih pada Aletta.
Dan kini dia mulai berjalan mendekati kedua orang terdekatnya itu. Arka benar-benar tidak tahu apa tujuan Aletta ke sini tanpa terlebih dahulu memberitahunya. Sepenting apa hal yang ingin diberitahukan oleh Aletta hingga membawanya tiba-tiba ke kantor?
"Dia siapa sih Ka? Lo kenal? Nyolot banget tau gak sih jadi orang." Sahut Bian.
"Lo tuh yang nyolot!" Balas Aletta tak terima.
"Heh! Gue tadi tanya baik-baik. Cuma, lo nya aja yang nyolot jawabnya." Ucap Bian sama tidak terimanya atas tuduhan Aletta.
Kepala Arka tak henti-hentinya menengok ke samping kanan dan ke samping kiri mendengar pembelaan dari masing-masing orang yang ada disampingnya ini. Kenapa kesan pertama pertemuan mereka jadi seperti ini? Ah, harusnya kesan pertemuan mereka lebih baik. Bukan bertengkar seperti ini.
"Stop!" Ucap Arka dengan nada suara yang sedikit meninggi karena kedua makhluk ini sama-sama tidak mau mengalah.
Dan benar saja, itu membuat Bian dan Aletta sama-sama berhenti membela diri masing-masing. Entah apa yang membuat kedua orang ini bertengkar. Arka rasa dia belum memperkenalkan Aletta kepada Bian dan begitu sebaliknya. Atau mereka sudah pernah bertemu dengan kesan buruk tanpa tahu sama lain? Dan sekarang mereka bertengkar karena bertemu lagi? Begitukah?
"Kalian kenapa sih?" Tanya Arka sudah kembali menurunkan nada suaranya.
"Ini nih nyebelin banget jadi orang Ka. Siapa sih dia? Pecat ajalah orang kayak gini." Sahut Aletta.
Sontak saja ucapan Aletta itu membuat Bian tak terima dan langsung menatap tajam si pemilik pertanyaan itu. Menyebalkan? Siapa sebenarnya yang menyebalkan di sini? Dan dipecat? Seenaknya sekali gadis ini bicara.
"Enak aja lo kalo ngomong. Lo tuh yang siapa. Main masuk-masuk ruangan orang." Sahut Bian.
"Lo tuh yang sembarangan ngomong. Jelas-jelas lo yang masuk sembarangan tanpa permisi." Balas Aletta tak mau kalah.
Dan selama perdebatan itu terjadi, Arka tak henti-hentinya menengok bergantian ke arah pendebat yang bicara. Sama seperti tadi. Bahkan Arka belum sempat menjawab pertanyaan Aletta. Tetapi mereka sudah kembali bertengkar lagi.
"Udah-udah. Gak usah berantem. Gak ada yang salah di sini." Lerai Arka lagi.
Sepertinya dalam keadaan seperti ini Arka terlihat lebih cocok menjadi guru. Ya, guru anak-anak yang ada di taman kanak-kanak. Pasalnya, sekarang ini suasananya persis seperti guru yang berusaha melerai anak didiknya bertengkar. Semoga saja setelah Arka menjelaskan kesalahpahaman ini mereka tidak akan bertengkar lagi. Arka tentu tidak mau melihat istri dan sahabatnya bertengkar bagaikan musuh seperti ini.
"Dek, kenalin ini Bian. Dia sahabat aku." Ucap Arka mulai memperkenalkan Bian.
"Sahabat?" Tanya Aletta memastikan.
"Dari kecil." Sahut Bian sambil sedikit meninggikan suaranya.
Bian rasa Arka kurang lengkap memperkenalkannya. Dan apa yang baru ditambahkannya itu bisa menambah poin plus untuk lebih unggul dari gadis menyebalkan ini.
Namun lain dengan Bian yang menunjukkan ekspresi menyombongkan diri, Aletta sendiri memperlihatkan wajahnya dengan bola mata yang memutar jengah. Dalam batin Aletta berkata, memangnya apa yang bisa dibanggakan dari status sahabat? Hm, tak ada yang namanya sahabat di dunia ini bagi Aletta. Tak kan ada orang bernama sahabat yang ada di samping kita selamanya apalagi dalam keadaan susah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arka & Aletta (END-COMPLETED)
General Fiction"Saya hamil anaknya Arka tante." Ucap Aletta pada Ibunda Arka. Degh.. ~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~ Kehidupan yang begitu pelik dialami oleh Aletta sejak kecil. Itulah yang membuatnya tumbuh menjadi seorang perempuan yang tidak bisa diatur. Aletta t...