Suara tangisan bayi mulai terdengar memenuhi rumah ini yang biasanya selalu sepi. Jika pada umumnya saat seorang bayi menangis, ibunyalah yang menimang-nimang untuk menghentikan tangis sang bayi, lain hal dengan pasangan ini.
Justru seorang ayah lah yang terlihat lebih sibuk menimang putri kecil dalam dekapannya. Sementara sang istri hanya berdiri di samping suaminya sambil ikut mengusap-usap rambut bayinya berharap sang anak juga merasakan keberadaannya. Namun nihil, sang anak tak kunjung menghentikan tangisnya. Bahkan suara tangisannya semakin kencang terdengar.
"Sini Ka, biar aku yang gendong." Ucap Aletta yang sedari tadi takut mengatakannya.
Ya benar. Pasangan yang sedang sibuk membuat anaknya berhenti menangis itu adalah Arka dan Aletta. Mereka baru saja sampai ke rumah setelah diijinkan oleh dokter kembali pulang. Hanya dua hari Aletta dan bayinya ada di rumah sakit. Dan selama itu, Aletta masih takut untuk menggendong putrinya.
Aletta hanya bisa puas dengan menyentuh putrinya yang berada dalam gendongan Arka atau saat putrinya itu berada di sampingnya ketika menyusui. Namun sekarang ini, putrinya itu tak kunjung berhenti dari tangisnya. Padahal kemarin-kemarin dia tidak menangis sekeras ini. Aletta jadi tidak tega melihatnya. Aletta pikir, anaknya ingin dia gendong karena satu kali pun ibunya ini belum menggendongnya sejak ia lahir.
"Bisa?" Tanya Arka.
Sedari kemarin pun, Arka menunggu Aletta untuk mau menggendong putrinya. Bukan, bukannya tidak mau. Arka tahu pasti Aletta sangat ingin menggendong buah hatinya ini. Namun Arka juga tahu pasti Aletta masih takut. Dan Arka tidak ingin melukai perasaan Aletta dengan membuatnya tersinggung kalau Arka menawarkan pada istrinya itu untuk menggendong putri kecilnya ini.
"Bisa lah. Aku kan bundanya." Jawab Aletta terdengar sangat percaya diri.
Ya, dia masih berusaha menutupi ketakutanya itu. Gengsi Aletta mengakui kalau dirinya takut untuk menggendong bayinya sendiri.
Arka pun berangsur memberi ruang untuk Aletta bisa mengambil alih putrinya. Dengan ragu-ragu namun tetap berusaha terlihat yakin, tangan Aletta mulai meraih bayinya.
"Eeh!" Ucap Arka yang mengejutkan Aletta dan langsung menarik kembali tangannya yang sudah menyentuh putrinya.
"Kenapa Ka? Salah ya? Nyakitin dia ya?" Tanya Aletta mulai panik.
Namun bukannya menjawab, Arka malah tertawa geli melihat ekspresi yang ditampilkan oleh istrinya itu. Sontak saja itu membuat Aletta heran. Dan detik kemudian, Aletta sadar kalau suaminya ini tengah mengerjainya.
"Kamu ngerjain aku ya?!" Ucap Aletta sembari menepuk lengan sang suami.
"Enggak kok. Cara kamu emang keliru tadi Dek. Kalo mau gendong bayi yang yakin dong. Nanti kalo kamu ragu terus bayinya gerak kamu kaget, jatuh gimana?" Ucap Arka masih dengan sedikit tertawa.
Aaa, Aletta melupakan kalau suaminya ini adalah orang yang sangat peka. Dia bisa mengerti dalam semua keadaan dan tak terkecuali untuk kondisi ini juga. Arka pasti sudah tahu sejak awal kalau Aletta tidak bisa menggendong bayi dan takut untuk menggendong bayinya sendiri. Tapi dia sama sekali tidak mengeluarkan perkataan yang bisa menyinggung perasaan istrinya.
"Alika, sayang.. Sama bunda ya? Mau digendong sama bunda ya nak?" Ucap Arka.
Dia masih kembali berusaha untuk menenangkan putrinya itu lalu berangsur memindahkan putrinya ke gendongan Aletta. Dengan hati-hati Aletta menerima Alika ke dalam dekapannya. Tentu dia masih kaku. Seumur-umur baru kali ini dia menggendong bayi.
Dan ya. Alika. Alika Nadera Admajaya. Itulah nama anak pertama dari Arka dan Aletta. Nama itu dirangkai sendiri oleh Aletta. Alika, Aletta memberikan nama itu untuk putrinya karena nama itu adalah singkatan dari namanya dan juga Arka. Ya, hanya sesederhana itulah pemikiran Aletta untuk memberi nama putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arka & Aletta (END-COMPLETED)
General Fiction"Saya hamil anaknya Arka tante." Ucap Aletta pada Ibunda Arka. Degh.. ~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~ Kehidupan yang begitu pelik dialami oleh Aletta sejak kecil. Itulah yang membuatnya tumbuh menjadi seorang perempuan yang tidak bisa diatur. Aletta t...