A & A - 46

32.6K 2K 42
                                    

"Jadi, kamu ada keperluan apa?" Tanya Arka pada gadis yang sekarang sudah duduk di hadapannya.

Gadis itu merasa canggung saat berbicara dengan Arka. Apalagi cara bicara Arka sekarang sangat dingin. Apa dia benar-benar marah sekarang?

"Aku mau minta maaf Mas, gara-gara aku kamu jadi berantem sama istri kamu." Ucapnya pada akhirnya.

"Tapi kamu gak berantem hebat sama istri kamu kan Mas? Kamu bisa jelasin semuanya kan sama dia?" Tanya Annisa.

Ya, benar. Gadis itu tak lain adalah Annisa. Lagi-lagi Arka tidak bisa menolak kedatangan Annisa karena Annisa adalah wali dari pasiennya. Arka tentu akan menjelaskan apapun yang ditanyakan oleh Annisa seputar muridnya yang baru menjadi pasien Arka kemarin. Namun tanpa Arka duga, ternyata Annisa membahas masalah lain.

"Masalah rumah tangga saya itu urusan saya dan istri saya. Saya rasa orang lain gak perlu tau." Jawab Arka membuat Annisa tertohok.

Ah, sepertinya Annisa memang terlalu jauh ikut campur dalam masalah ini. Harusnya dia datang hanya untuk meminta maaf, lalu kenapa dia menanyakan hal lain sejauh ini? Orang lain. Ya, Annisa harus sadar kalau dia memang tak lebih dari orang lain untuk Arka.

"Emm iya Mas, maaf. Aku cuma gak mau kamu berantem sama istri kamu cuma gara-gara kesalahpahaman kemarin." Jawab Annisa.

"Saya kira kamu ke sini ingin menanyakan soal murid kamu." Ucap Arka.

Dia ingin cepat-cepat menyelesaikan percakapannya ini dengan Annisa. Arka tidak ingin kerjadian kemarin terulang lagi.

"Jadi, keadaannya sampai tadi pagi sudah lebih baik. Tapi dia masih butuh cukup waktu untuk dirawat di sini untuk pemulihan kakinya yang patah. Untuk informasi lebih lanjutnya, saya hanya bisa menjelaskannya pada orangtua pasien." Jelas Arka pada Annisa.

Dia benar-benar memperlakukan Annisa seperti wali dari pasiennya saja. Tidak lebih. Walaupun Annisa tidak meminta penjelasan tentang itu, tapi Arka akan tetap menjelaskannya karena Annisa sudah masuk ke ruangannya. Dan Arka hanya menganggap kedatangan Annisa untuk muridnya, bukan yang lain.

"Ya sudah kalau begitu. Saya rasa, saya sudah memberi informasi yang cukup untuk kamu." Ucap Arka.

Annisa tahu betul maksud dari ucapan Arka itu. Saat ini Arka sedang mengusirnya secara halus. Dia memang lelaki yang sangat baik. Bahkan dia tidak menggunakan kalimat yang bisa menyakiti hati, walaupun sebenarnya rasa sakit itu tetap hinggap di hati Annisa.

Beruntungnya wanita yang mendapatkan suami seperti Arka. Dia adalah seorang pria yang sangat baik dalam menjaga dirinya sendiri. Dari tatapannya kemarin saja, Annisa bisa tahu kalau Arka sangat menyayangi istrinya. Dia benar-benar tidak ingin ada kesalahpahaman antara dia dan juga istrinya.

Astaughfirrullah, lagi-lagi Annisa memikirkan hal yang salah ini. Kenapa dia tidak bisa menjaga hatinya? Harusnya Annisa tidak boleh iri terhadap istri Arka. Ini sudah takdir Allah, dan Annisa sendiri yang salah dalam hal ini karena dulu dia telah menjatuhkan hatinya pada seseorang yang belum tentu menjadi miliknya.

"Kalo gitu aku permisi Mas." Ucap Annisa pada akhirnya.

"Ya, silahkan." Jawab Arka singkat.

Huft, kenapa begitu sakit yang Annisa rasakan? Kenapa dia tak kunjung bisa menghapus perasaan yang sangat salah ini? Sebisa mungkin Annisa menyembunyikan raut kesedihan pada wajahnya saat keluar dari ruangan Arka.

📖

Brugh..

"Aww.. "

Arka & Aletta (END-COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang