Pertunjukan

3.3K 312 2
                                    

Mentari menyinari dunia dengan cahayanya yang terang dan menghangatkan. Di salah satu kamar, ada sepasang muda mudi yang masih tertidur lelap dengan memeluk satu sama lain. Siapa lagi kalau bukan Vio dan Lord.

Tirai gorden yang sedikit menyingkap membuat cahaya mentari masuk ke dalam ruangan yang membuat sang punya kamar terbangun.

"Eunghh," erang Vio dengan mengucek-ucek matanya.

Dia merasakan beban di perutnya dan saat melihatnya ternyata ada tangan kokoh yang sedang memeluknya.

"Ternyata semalam bukan mimpi," batin Vio dengan tersenyum.

Jari lentiknya menyusuri bagian wajah si pria. Mulai dari alis, mata, hidung dan bibirnya. Vio memandangnya penuh dengan kekaguman.

"Sungguh indah ciptaanmu ini Tuhan," gumamnya sambil berdecak kagum.

"Sudah puas mengagumiku hem?" Suara serak khas orang bangun tidur membuat Vio menghentikan kegiatan mengagumi ciptaan Tuhan yang menurutnya paling indah.

"Eh! Em, tidak. Siapa yang mengagumimu? Alu hanya, em, hanya__" ucap Vio kebingungan dengan bola matanya yang bergerak gelisah.

"Kau tak perlu berbohong sayang. Kau ini manis sekali," ucap Lord dengan seringai di wajahnya, yang sialnya menambah ketampanan di wajahnya.

"Ish! Apasih?! Aku mau mandi dulu." Vio lantas segera beranjak dari ranjang, sebelum Lord semakin gencar menggodanya.

"Mandi bersama?" kata Lord dengan mengedipkan matanya nakal.

"Ih! Dasar mesum! Pergi sana!" kesal Vio dengan melempar bantal dan selimut ke arah Lord dengan membabi buta.

Namun sayangnya Lord dapat dengan mudah untuk menepisnya. Ia menjadi bertambah kesal saat mendengar tawa mengejek dari Lord dan Vio menghentak-hentakkan kakinya menuju pemandian, lalu menutup pintunya dengan keras.

Brakk

"Astaga kenapa wanitaku seperti singa yang mengamuk," gumam Lord dengan mengelus dadanya sabar sambil geleng-geleng kepala.

***

 PoV Vio~ 🍁

Selepas dirinya keluar dari pemandian, dia tidak menemukan Lord di dalam kamar.

"Huh! Syukurlah, pria menyebalkan itu sudah tidak ada," ucapnya bersyukur.

"Yerin, apa kau sudah menyiapkan gaunku?" tanyanya saat melihat Yerin memasuki kamarnya.

"Sudah Vio, itu di ranjangmu. Sengaja aku memilih gaun ini, karena setelah ini akan diadakan acara pembukaan pemilihan permaisuri untuk Lord," jelas Yerin dengan menunjukkan gaun yang dibawanya.

Gaun berwarna abu-abu muda dengan manik bintang yang menghiasinya membuat gaun itu terkesan elegant namun sederhana.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LOST IN THE PAST [ TAMAT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang