Dia Kembali

1.9K 199 2
                                    

Vote+comment+share

****

"Bagaimana rasanya? Sakit bukan? Itu lah yang ku rasakan saat itu."

"Tapi, rasa sakit yang kau rasakan sekarang tidak sebanding dengan apa yang ku rasakan dulu."

"A...aku..min..minta maaf," ucap pria itu dengan lirih menahan sakit di wajahnya.

"Apa kau bilang? Minta maaf?"

"Tidak semudah itu," ucap seorang perempuan dengan suara datarnya.

"To..tolong..ma..maaf..kan aku," mohon pria itu lagi.

"Cih! Aku muak melihatmu," decih perempuan itu.

Tanpa merasa kasihan, perempuan itu menyeret paksa pria yang sudah tidak berdaya itu menuju ke ruang khusus penyiksaannya.

Brraakk

Pria itu dia dorong ke kursi tua yang bahkan tidak dapat menahan berat tubuh si pria malang itu. Akhirnya pria itu terjatuh ke lantai yang penuh dengan serpihan kaca.

"Aakhhh!!" raung kesakitan pria itu kala tubuhnya tertancap serpihan kaca. Bahkan serpihan itu masuk ke dalam dagingnya.

Ruangan itu memang sudah dimodif untuk ruang penyiksaan. Jadi, tidak heran jika di lantai banyak serpihan-serpihan kaca yang tentu saja fungsinya untuk menyiksa para target perempuan itu.

"Bagaimana? Nyaman tidak? Pasti nyaman kan. Tempat itu cocok untuk pria sepertimu," desis perempuan itu tajam dengan mencengkram dagu si pria malang itu.

"Enaknya aku bermain-main dulu atau ku biarkan saja kau mati membusuk di sini?" kata perempuan itu berlagak bingung.

Sedangkan si pria tadi sudah pucat pasi karena ketakutan. Dia tidak menyangka akibat dari pengkhianatan yang dia lakukan pada perempuan ini dulu akan berakhir seperti sekarang. Harga dirinya sebagai seorang pria terinjak-injak.

Andai dirinya tidak datang ke rumah ini. Mungkin dia dan calon istrinya akan hidup bahagia. Tidak tahu saja dia, kalau perempuan di depannya ini tidak akan membiarkan dia dan keturunannya hidup tenang.

"Aha! Lebih baik aku akan bermain-main denganmu dulu. Tapi tidak akan ku biarkan dirimu mati dengan cepat. Agar aku mempunyai mainan kala aku bosan nanti," monolog perempuan itu dengan kejam.

"Bu..bunuh a..aku se..seka..sekarang. Ja..jangan..sik..siksa..aku," ucap pria itu dengan terbata-bata.

"Wah! Kau sungguh kuat ya. Aku kira kau sudah mati tadi karena tidak bersuara sama sekali," kekeh perempuan itu.

Dia diem karena nahan sakit bego!~author😒
Ye.. Siapa tau dia mendadak bisu~ Vio 😆

*Abaikan saja perkataan tidak jelas di atas.*

"Uumm, lebih baik aku biarkan saja lah kau mati membusuk dengan sendirinya. Aku tidak mau mengotori tanganku ini dengan darah kotormu," jijik Vio.

Ya perempuan tadi itu adalah Vio dan pria malang itu adalah sang mantan yang author tidak beri nama. Kenapa? Mantan itu gak penting, jadi gak perlu lah dikasih nama, orang juga mau mati wkwk.

Vio pun pergi dari ruangan itu, meninggalkan sang mantan yang meringkuk kesakitan. Ingat ya, Vio bukannya belum move on. Tapi, dia hanya ingin rasa sakit yang dia rasakan dulu juga dirasakan oleh sang mantan.

***

Lima bulan kemudian..🍂

LOST IN THE PAST [ TAMAT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang