My First Kiss!

3.1K 275 2
                                    

Saat Vio sampai di kamarnya, ia disuguhkan dengan pemandangan punggung lebar dan kekar milik seorang pria. Dalam halusinasinya, punggung itu seolah-olah memintanya untuk dipeluk.

"Ish apa sih yang kupikirkan," batin Vio sambil memukul kepalanya pelan.

"Kemari ratuku, kau ingin memelukku bukan?" goda pria itu yang ternyata Lord.

Pipi Vio tiba-tiba memerah karena malu ketahuan memikirkan itu.

"Sial! Aku lupa dia bisa membaca pikiranku," umpat Vio dalam hati sambil menunduk menyembunyikan pipinya yang merona.

"Hei! Jangan mengumpat di pikiranmu." Lord mengangkat dagu Vio dan menatapnya lembut.

"Umm...i..iya," jawab Vio gugup karena tatapan mata Lord yang meneduhkan sekaligus menghanyutkan.

"Lekas lah bersiap-siap. Aku akan menunggumu di depan," kata Lord sambil beranjak pergi.

"Kita mau kemana memang?" kata Vio dengan menahan tangan Lord.

Lord berbalik dan menatap ke arah tangannya yang digenggam Vio. Ia menyeringai dan menaik turunkan alisnya sambil melirik-lirik antara Vio dan tangannya.

Seakan tersadar, Vio pun melepaskan genggamannya.

"Eh kenapa dilepas? Aku sudah nyaman seperti tadi," kata Lord pura-pura merajuk.

"Lupakan saja!" Vio malu setengah mati.

"Kita akan berkeliling ke pusat kota. Di sana ada perayaan pesta panen," kata Lord mengalihkan pembicaraan.

"Benarkah?" tanya Vio antusias dan menatap Lord berbinar senang.

"Iya, maka dari itu cepatlah bersiap-siap. Aku tunggu di depan," katanya dan berlalu keluar dari kamar.

Vio pun segera mengganti pakaiannya dengan pakaian yang nantinya memudahkan dia untuk bergerak.

Vio pun segera mengganti pakaiannya dengan pakaian yang nantinya memudahkan dia untuk bergerak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gaun berwarna merah muda dengan hiasan bunga-bunga menjadi pilihannya.

***

Di tengah keramaian pusat kota ada sepasang laki-laki dan perempuan yang sangat menarik perhatian. Selain karena pakaiannya seperti seorang anggota kerajaan, tapi juga paras mereka berdua yang tampan dan cantik.

Namun mereka berdua tidak ambil pusing dengan itu. Justru mereka dengan sengaja menunjukkan kemesraan di depan orang-orang.

"Aku mau gulali itu," rengek si wanita dengan menggoyang-goyangkan tangan pria yang digandengnya.

"Baiklah, ayo ke sana!"

Mereka berdua menuju tempat penjual gulali.

"Saya pesan gulalinya dua," pesan pria itu dengan nada datar dan dingin.

"Ba..baik tuan," jawab penjualnya gugup.

"I..ini tuan." Penjual itu memberikan dua bungkusan gulali yang berukuran besar.

"Berapa?"

"5 koin perak tuan."

Pria tadi mengambil uang di sakunya dan menyerahkan 1 koin emas.

"Ambil saja kembaliannya," kata pria itu dan berlalu pergi sambil menggandeng tangan wanitanya.

"Terimakasih banyak tuan!" teriak pedagang itu saat melihat kedua orang tadi menjauh.

Kembali ke pria dan wanita tadi. Sekarang mereka sedang berjalan-jalan, dengan sang wanita yang memegang gulali di tangan kanan dan kirinya. Mereka menyusuri jalan setapak yang disetiap sisinya diberi lampion sebagai penerangan saat malam tiba.

"Kau mau Lord?" tanya si wanita tadi dengan menyodorkan gulali yang tinggal setengah. Ya, wanita itu Vio dan laki-laki yang sedari tadi menemaninya adalah Lord.

"Tidak, kau habiskan saja," tolak Lord dengan senyum tipis.

"Uumm baiklah." Dengan senang hati Vio akan menghabiskannya. Lagipula dia hanya basa basi saja.

"Hari sudah semakin gelap. Ayo segera habiskan gulalimu dan kembali ke istana," kata Lord.

"Nanti saja, aku mau melihat lampion di sepanjang jalan ini menyala. Pasti akan sangat indah," kata Vio dengan mata berbinar-binar.

Seumur hidupnya, Vio tidak pernah melihat tempat seindah ini.

"Baiklah, aku akan menuruti permintaan ratuku ini. Tapi nanti kita akan pulang dengan kereta kuda."

"Ya baiklah," ucap Vio sedikit lesu. Padahal dirinya ingin berjalan kaki saja.

Lord yang mengetahui suasana hati wanita cantik di sampingnya ini pun berkata, "Dimalam hari akan semakin banyak kejahatan. Aku tidak ingin kau terluka." Sambil membelai lembut pipi Vio.

Vio pun menjadi tersipu malu karena Lord berbuat manis padanya.

"I..iya," jawab Vio gugup dan menundukkan kepalanya.

"Kau jangan menundukkan kepalamu seperti itu."

Vio pun mendongakkan kepalanya dan seketika matanya bertubrukan dengan mata hitam kelam milik Lord. Ia seolah-olah terhipnotis dengan tatapan itu. Lord semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Vio. Seketika Vio pun memejamkan matanya.



















































































Cupp

Sebuah benda kenyal dan sedikit basah menempel di bibirnya. Hanya menempel tidak lebih. Vio pun tersadar dan membelalakkan matanya.

Mereka berdua sama-sama terdiam mencerna apa yang sebenarnya mereka lakukan tadi.

"Astaga! Firs kiss gue," batin Vio menjerit. Gelenyar aneh tiba-tiba ia rasakan pada setiap aliran darahnya. Bulu kuduknya seketika meremang dan wajahnya memerah.

"Ma..maaf aku tidak bisa menahannya," ucap Lord menyadarkan Vio dari lamunannya.

Vio hanya diam tidak meresponnya dan berjalan menjauh, meninggalkan Lord di belakang.

"Itu yang pertama bagiku. Aku baru melakukannya pertama kali denganmu," kata Lord yang membuat dirinya berhenti berjalan.

Vio berbalik dan menunduk. "Itu juga yang pertama untukku," cicit Vio malu-malu.

Lord yang memiliki pendengaran tajam melebihi manusia pada umumnya pun mendengar apa yang diucapkan Vio.

Dia pun tersenyum bahagia dan berjalan mendekati Vio.

"Aku beruntung menjadi yang pertama untukmu. Aku harap juga menjadi yang terakhir di hidupmu. Hanya aku," ucap Lord lembut dan membawa Vio ke dalam pelukan hangatnya.

Mereka berdua menjadi tontonan orang-orang yang ada di sana. Tapi mereka tidak memperdulikan itu. Mereka saja lupa jika sekarang masih berada di tengah-tengah pasar.

"Umm lepaskan Lord. Apa kau tidak malu dilihat banyak orang," ucap Vio risih.

Lord pun melepaskan pelukannya dan menarik pinggang Vio agar mendekat dengannya.

"Ayo kita pulang. Ini sudah malam kau juga harus istirahat. Besok pertandingan berpedang akan dimulai," ajak Lord.

"Ya baiklah," ucap Vio menurut saja karena memang dirinya sangat lelah.

Lelah karena terus berjalan dan lelah jika dirinya selalu berdekatan dengan Lord membuat kondisi jantungnya tidak baik.

Bersambung~🍁

                                ****
Jangan lupa Vote dan comment nya ya.. Supaya aku smngt updatenya.
Happy reading😘

LOST IN THE PAST [ TAMAT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang