Bimbang

1.1K 109 2
                                    

Haii maaf telat up ya, perut gw lg nyeri nih..
Biasa lah siklus bulanan, yg cewek pasti tau. Yg cowok jg tau sih, beberapa tp..
Ydh dripda bahas itu, mending buruan deh kalian baca...
Tp jgn lupa vote+comment yaa..
Happy reading 😘

=================================

Vio mengernyitkan dahinya bingung. "Memangnya apa yang akan kau lakukan? Memperkosaku begitu?" tantang Vio.

Vio salah besar jika Ares tidak bernafsu melihat tubuh miliknya yang hanya berbalut handuk.

"Lebih baik cepat kenakan bajumu sekarang." Setelah mengucapkan itu, Ares segera pergi dari kamar Vio.

Sedangkan Vio masih berdiri mematung dengan wajah cengonya. "Dia baru saja menolak tawaranku?" gumamnya tidak percaya.

"Padahal jarang-jarang aku berbaik hati."

***

"Astaga! Apa yang ada di pikiranku! Enyahlah!" Ares frustasi karena pikirannya penuh dengan satu perempuan yang sama.

Bayang-bayang Vio yang hanya mengenakan handuk dan menggodanya tadi terus menghantui pikirannya.

"Aku bisa gila jika tidak segera dituntaskan."

"Aku belum pernah merasa seperti ini sebelumnya. Padahal dia masih memakai handuk, bahkan aku pernah melihat seorang perempuan tanpa sehelai benangpun dan aku tidak bernafsu sama sekali," gerutunya.

Ares bingung dengan dirinya sendiri. Sekarang dia tidak dapat membedakan, apakah dirinya mencintai Vio dengan tulus atau hanya nafsu semata.

"Tapi jika pedang itu memang benar-benar memilihnya, berarti dia memang sudah menjadi takdirku."

"Akhh! Tapi apakah mungkin dia memiliki perasaan kepadaku?" monolog Ares.

"Aku bersedia menjadi pendamping hidupmu."

Ares mematung mendengar suara itu. Dengan perlahan dia membalikkan badannya ke arah pintu, dimana ada seorang perempuan yang sejak tadi mengisi pikirannya berdiri di sana.

"Coba kau ulangi."

Vio memutar bola matanya jengah. "Tidak ada pengulangan," ucapnya dengan penekanan.

Tidak dapat dipungkiri jika Ares merasa bahagia. Tapi ada satu hal yang mengganjal di pikiran dan hatinya.

"Kau tidak menganggapku sebagai pelarian kan?"

Vio terlihat bingung untuk menjawabnya. Ares yang melihat itu tersenyum tipis.

"Belajarlah untuk mencintaiku, jika masih sulit maka berpura-pura lah jika dirimu telah mencintaiku." 

Vio merasakan kekecewaan dari ucapan Ares tadi, dengan sekuat tenaga dia menahan air matanya yang akan melesak keluar.

"Tetap__"

Perkataan Ares terhenti karena Vio memeluk dirinya dengan tiba-tiba.

"Aku mohon jangan lanjutkan perkataanmu lagi. Aku akan berusaha untuk mencintai dirimu," ucap Vio di dalam pelukan Ares.

Ares tersenyum tanpa sepengetahuan perempuan yang ada di pelukannya. "Terimakasih."

***

Brraakk

"Hancur! Semuanya hancur!"

Sepulangnya dari Istana Olympus, Lord Darkness marah besar dan menghancurkan semua yang ada di hadapannya. Dragon yang berstatus sebagai tangan kanannya tidak dapat berbuat apa-apa untuk menghentikan tuannya.

LOST IN THE PAST [ TAMAT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang