Jakarta dan Bandung. Kedua kota besar itu membagikan memori indah maupun buruk bagi Serafina Bella Amandine dan Dion Taraka Wirga. Mencintai Sera pada saat-saat yang tidak tepat, membuat Dion menyerah. Hatinya tak sanggup lagi berjuang untuk mendapa...
Rencana yang diberikan Tuhan memang tidak selalu berjalan mulus. Kali ini, mereka harus menghadapi rintangan dimana salah satu dari mereka memberi pengakuan tentang perasaan yang selama ini mereka pendam. Namun baik Sera maupun Dion paham, menyukai sahabat adalah sebuah kesalahan bagi mereka. Bodohnya mereka adalah mereka belum menyadari bahwa mereka memiliki perasaan yang sama, meskipun Sera masih berada diambang kebingungannya untuk menentukan lelaki mana yang pantas untuknya.
Lelaki bernama lengkap Dion Taraka Wirga terpaksa mengalah, merelakan Bayu sekaligus saingannya, untuk mendekati Sera.
Tak lama setelah itu sebuah notifikasi masuk dari ponsel Dion.
Serafina Okay. Jam 7 malem di lobby apartemen. Jangan ngaret.
Kini pandangan lelaki itu kosong. Ia mensiasatinya dengan kembali mengambil sebatang rokok. Bagi mereka yang perokok, menenangkan pikiran cukup ampuh ketika sedang menghisap rokok. Sudah 7 batang rokok Dion habiskan hari ini. Nampaknya, satu bungkus rokok yang baru ia beli akan habis dalam waktu satu hari. Ia tidak pernah secepat ini dalam menghabiskan satu bungkus rokok.
---
Bayu Elvan Radhika, si vokalis band yang memiliki tone suara khas, yang sukses membuat banyak perempuan terkagum-kagum padanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bandnya bernama Cigs, memiliki arti bahwa mereka beranggotakan 6 orang yang terdiri dari Bayu sebagai vokalis, Tito sebagai bassis, Andra sebagai gitaris pertama, Biyan sebagai gitaris kedua yang juga merangkap sebagai backing vocal, Agra sebagai pianis, dan Reza sebagai drummer. Pula, nama Cigs diberikan karena semua anggota adalah perokok, terkecuali Bayu dan Agra yang hanya merokok disaat mereka sedang banyak pikiran. Cigarettes, disingkat menjadi Cigs. Mereka berasal dari dua fakultas, 4 orang dari Teknik dan 2 orang dari Ilmu Budaya. Mulanya mereka satu sekolah saat SMP, tak disangka mereka kembali dipersatukan di kampus yang sama. Nama Cigs diusulkan oleh satu-satunya teman mereka yang tak mahir bermain alat musik. Ia adalah Adrian, mahasiswa Fakultas Ekonomi.
Masih di hari yang sama pukul 17.00 di suatu ruangan di Fakultas Teknik. Bayu dan rekan-rekan satu bandnya sedang mengadakan rapat untuk menentukan lagu apa yang akan mereka bawakan di acara pembuka JGTC beberapa bulan kedepan.
"Kita kan bukan band jazz. Terus mau nampilin lagu yang genrenya jazz gitu?" Ucap salah seorang diantara mereka.
"Gak mesti jazz juga, sih. Bawain lagu pop juga bisa tapi alunannya diubah dikit jadi nge-jazz gitu." Jawab Bayu mengambil sebuah laptop.
Ia menggunakan laptop milik Tito untuk mencari lagu apa yang akan mereka bawakan saat hari H nanti. Bayu memang selalu diberi kepercayaan oleh anggota bandnya untuk mencari lagu yang mudah dipelajari chordnya serta easy listening. Ia mencatat disebuah kertas dan menulis beberapa lagu yang ia rasa pantas untuk ditampilkan.
