"Mengerahkan energi lo untuk ketawa didepan orang-orang lalu nangis ketika lo sedang gak bersama siapa-siapa, percayalah, berpura-pura kuat itu emang membutuhkan tenaga."
- Serafina Bella Amandine, Oktober 2018 -
~~~
1 Oktober 2018.
Perempuan yang lulus dengan predikat cumlaude itu telah mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan media ternama. Sera dan ketiga sahabatnya melamar di beberapa kantor yang sama, hanya saja Putro diterima di salah satu kantor E-Commerce, Della bekerja di kedutaan, sedangkan Audine diterima di kantor yang sama dengan Sera. Meskipun beberapa diantara mereka tak bekerja di tempat yang sama, mereka tetap meluangkan waktu selama satu minggu sekali untuk bertemu. Sungguh persahabatan yang unik dan langka.
Hari ini adalah hari pertama Sera dan Audine bekerja, bersamaan dengan 3 staf baru di kantor mereka. Kehadiran dengan total 5 staf baru itu disambut dengan hangat oleh rekan-rekan senior mereka. Tak lupa, perempuan bernama tengah Bella itu berjanji kepada dirinya sendiri untuk melupakan hal yang mengganjal pikirannya, agar hari pertamanya bekerja berjalan mulus.
Atau lebih tepatnya bersikap profesional.
"Sera,"
Sera menyadarkan dirinya dari tatapan kosongnya ke pemandangan Jakarta dari ruang kantor itu. "Hah- i- iya kenapa, Mbak Galuh?"
"Kamu bengong mulu, itu nasinya sampe dingin lagi."
Perempuan itu tengah menikmati jam istirahatnya. Ia membawa bekal yang ia masak sendiri dan memanaskannya di microwave yang tersedia di kantor tersebut. "Oh- aku lagi keasyikan liat pemandangan Jakarta, Mbak." Menyadari nasinya tak lagi mengeluarkan uap panas, Sera langsung melahap bekalnya.
"Ah lantai 10 mah belum ada apa-apanya kalo dibandingin sama rooftop." Kemudian Galuh mencolek lengan Sera dengan sikutnya, "aku nanti mau ke rooftop. Kamu mau ikut, gak? Ajakin temen-temen kamu juga tuh yang baru masuk hari ini. Takutnya hari pertama pada stres."
Seorang lelaki bernama Reynaldi itu berdiri setelah menghabiskan makanannya. "Ayo cus lah ke rooftop rame-rame. Sera ajakin temen-temennya."
"Iya, Mas Rey." Balas Sera dengan mengetik sebuah pesan kepada Audine dan beberapa teman barunya.
Benar yang dikatakan rekan kerjanya, Sera merasa rooftop adalah tempat terbaik untuk memikirkan keluh kesahnya. Bersikap profesional memang sulit, terkadang Sera masih memikirkan segala hal yang sedang ia hadapi.
Beberapa hal yang mengganjal pikiran Sera terbilang cukup banyak. Yang dapat perempuan itu lakukan hanyalah pasrah, pasrah lagi, dan tetap pasrah. Pertama, kondisi sang ayah terus memburuk. Beliau selalu tersenyum, tak ingin menunjukkan dirinya bahwa kesehatan beliau menurun, namun perasaan seorang anak yang begitu dekat dengan ayahnya memang tak luput dari segala kekhawatiran.
Hal lainnya yakni hubungannya dengan Bayu yang semakin hari semakin memburuk. Lelaki itu sudah melakukan debutnya sebagai vokalis band secara resmi, lagu-lagunya banyak diterima oleh publik dan begitu ramai didengar di berbagai platform musik. Kesibukan Bayu membuat Sera terus memikirkan kekasihnya. Mengapa demikian? Sudah genap dua minggu ini Bayu semakin sibuk dengan promosi bandnya, membuat lelaki itu semakin jarang mengabari Sera. 'Sedang apa?' dan 'aku rindu' adalah perkataan yang terus melintas di pikiran Sera. Dulu, lelaki itu selalu menyempatkan dirinya untuk mengabari Sera ditengah kesibukannya. Sera menyadari kekasihnya begitu perfeksionis, ia ingin mengerahkan seluruh kemampuannya agar cita-citanya yang sudah tercapai itu berjalan mulus. Mirisnya, lelaki itu tak menyadari akan sifat jeleknya. Saling membalas pesan meskipun tak lebih dari belasan kali, terkadang prasangka buruk Sera mengatakan ia sudah tak dianggap lagi oleh Bayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAUDADE || Cho Seungyoun ✅
RomanceJakarta dan Bandung. Kedua kota besar itu membagikan memori indah maupun buruk bagi Serafina Bella Amandine dan Dion Taraka Wirga. Mencintai Sera pada saat-saat yang tidak tepat, membuat Dion menyerah. Hatinya tak sanggup lagi berjuang untuk mendapa...