"Cinta tidak harus memiliki."
Salah satu dari beberapa kutipan tentang cinta yang sangat familiar. Mencintai digolongkan menjadi dua kategori: saling mencintai dan mencintai tanpa dicintai. Dion Taraka Wirga berada dikategori kedua. Ya, mencintai tanpa dicintai. Tetapi lelaki itu percaya dengan waktu, yang bermaksud semua akan indah pada waktu yang tepat, jika ia sanggup bersabar. Mungkin di depan Sera, ia memang terlihat biasa saja, namun dibalik itu... Api cemburu terus membakar hatinya.
23 Agustus 2017 pukul 07.25, seperti biasa, Sera dan Dion tidak sengaja bertemu di lift. Kebetulan yang kerap terjadi hampir setiap harinya. Dengan memberikan salam berupa high five, mereka saling menyambut kehadiran masing-masing. Terpampang wajah sumringah yang Sera tunjukkan kepada Dion. Kecantikan perempuan ceria nan bodoh saat sedang bahagia itu meningkat beberapa persen bagi Dion. Entah hal apa yang membuatnya bahagia, yang jelas, Dion paham arti wajah sumringah itu bukanlah karenanya.
"Lo ngampus sampe jam berapa?" Dion membuka pembicaraan kepada Sera.
"Sampe jam 12.00. Kalo lo?"
"Gue cuma sampe jam 11.00. Mau balik bareng?"
Sera berdehem. "Gue nanti mau ke Kokas sih sama Bayu. Kalo lo mau ikut mah ayo."
Dion memutar bola matanya tanpa sepengetahuan Sera yang tengah fokus memandang layar ponselnya, "lo nyuruh gue jadi nyamuk?"
"Gak gitu, Dion." Ia kembali memasukkan ponselnya ke kantung celananya. "Kali aja ada yang mau lo cari, atau lo butuh refreshing kayak ke toko game gitu. Lo kan punya playstation 4 di apartemen lo."
"Lihat nanti deh, lagi mager juga gue."
"Mager mulu lo, ah!" Ucapnya mendorong kepala Dion. "Ayo bareng gue berangkatnya." Ia menarik pergelangan tangan Dion saat pintu lift terbuka.
"Lah kalo kita gak sengaja ketemu kan otomatis berangkat bareng, bego!"
"Ih, bukan gitu!" Sera kesal. "Maksud gue, kita berangkatnya juga bareng Bayu. Dia bawa mobil, udah nunggu di parkiran depan."
Sontak Dion melepaskan genggamannya dari tangan Sera. "Males ah jadi nyamuk!"
"Ah, selow aja sih! Biar kalian akrab juga," ia kembali menarik pergelangan tangan Dion. "Lo sama Bayu kan sama-sama ngerti musik, tinggi badan juga hampir sama, ah menurut gue kalian cocok deh kalo temenan!" Dengan wajah sumringahnya, ia menarik Dion untuk ke mobil sang kekasih yang sudah tiba menjemputnya. Lalu melepaskan genggamannya dari pergelangan tangan Dion agar Bayu tidak beranggapan aneh kepada perempuan itu.
"Pagi, mas pacar." Salamnya kepada Bayu.
Dengan senyuman manisnya Ia menjawab salam Sera. "Pagi," ia mengusap kepala Sera beberapa kali hingga Bayu menyadari ada sosok lelaki berdiri di samping Sera. "Dion?"
"Bay." Sapa Dion dengan mengangkat tangan kearah Bayu.
"Tadi aku ketemu Dion di lift, yaudah aku ajak berangkat bareng aja. Boleh, kan?"
Bayu mengangguk. "Yaudah gapapa, ayo berangkat. Udah 07.30."
Dion duduk di depan sedangkan Sera duduk di belakang. Sera sengaja, ingin membuat Dion menjadi akrab dengan Bayu, mengingat mereka pernah bertengkar ringan saat awal-awal Bayu mendekati Sera.
Nampaknya usaha Sera tidak sia-sia, Bayu terus mengajak Dion berbicara, seperti menanyakan dimana Dion tinggal, umur, sampai ke beberapa topik lain yang ternyata membuat Dion terlihat tertarik dengan obrolan mereka. Sera hanya mengamati mereka dengan perasaan senangnya, sesekali ia menimbrung.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAUDADE || Cho Seungyoun ✅
RomanceJakarta dan Bandung. Kedua kota besar itu membagikan memori indah maupun buruk bagi Serafina Bella Amandine dan Dion Taraka Wirga. Mencintai Sera pada saat-saat yang tidak tepat, membuat Dion menyerah. Hatinya tak sanggup lagi berjuang untuk mendapa...