037: Rose Gold Bracelet

201 26 14
                                    

***CATATAN PENULIS***

Hai. As i promised di part sebelumnya, aku akan post 3x minggu ini. Tunggu part 39 hari Minggu ya! <3

******

Tangisan diam-diam Sera masih terekam oleh netra Dion. Lelaki itu memilih untuk memundurkan langkahnya menjauhi Sera yang tak tahu akan keberadaannya, dan kembali memasuki kamar para perempuan dimana masih menampung dua lelaki lainnya–Gamal dan Putro–.

"Kemana si Sera?" Tanya Audine khawatir.

"Lagi jajan cheetos di Indomaret depan."

"Dih jajan cheetos gak bagi-bagi!" Balas perempuan itu kesal.

Dion tak ingin mengatakan yang sejujurnya kepada mereka, cara ini baginya cukup aman agar mereka tak melayangkan protes kepada Sera karena masih memikirkan sang mantan.

Dion kembali ke kamar para lelaki setelah menyetor wajahnya di kamar para perempuan, mendapati Derris serta Bima tengah menikmati malam dengan berbincang di balkon sembari menghisap rokok. Lelaki itu ikut bergabung dan mengambil tiga batang rokok milik Derris.

"Eh, jangan nekat. Mau dimarahin lagi sama cewek lo?" Sahut Bima memergoki Dion.

Lelaki itu tersenyum irit sembari menyalakan korek. "Tiga batang aja, buat nenangin pikiran." Ucapnya setelah mengeluarkan asap rokok tersebut dari mulutnya.

"Kebanyakan, bego!" Tepis Derris mengambil sisa batang rokok yang diambil Dion.

Dion mendecak dan kembali merebut dua batang rokok tersebut. "Biarin, kek."

"Lo kenapa, Yon? Cerita lah mumpung isinya laki semua di sini." Celetuk Bima sebagai bentuk perhatiannya kepada teman barunya.

Dion memberikan senyuman pasrah kepada mereka. "Ini masalah cewek lo yang tiba-tiba kepikiran mantannya. Lo berdua kayaknya gak akan paham."

Derris memahami arti dari senyuman yang dipamerkan Dion, terasa ganjal baginya. Ia terus memaksa Dion untuk bercerita, hingga akhirnya lelaki itu benar-benar menceritakan keluh kesahnya. Setidaknya nasihat yang diberikan Derris dan Bima cukup membantu Dion untuk menenangkan pikirannya. Namun tetap saja, tiga batang rokok tersebut ia habiskan.

Keesokan harinya alias hari ketiga mereka di Yogyakarta.

Dion terbangun dengan menyegarkan pikirannya di kolam renang yang menjadi tempat wajib Sera untuk menghirup udara segar di pagi hari. Ia menyandarkan tangannya di pagar tersebut dan menghirup udara pagi Yogyakarta pada pukul 06.00 ini. Belum ada kehadiran perempuan yang sejak kemarin menduduki wilayah tersebut.

Setelah belasan menit berlalu, akhirnya sosok tersebut muncul dengan menyapa sang kekasih yang sudah terlebih dahulu berada di tempat tersebut.

"Udah bangun aja kamu." Ucapnya melingkarkan tangannya di lengan Dion.

Lelaki itu hanya menghembuskan senyumannya sembari menatap pemandangan didepan matanya.

"Kemaren pas aku balik lagi ke kamar, kamu udah gak ada disana. Kamu tidur?"

"Iya, habis makan pizza aku malah ngantuk." Lelaki itu melepaskan rangkulan Sera dan tersenyum lebar menunjuk kearah wajah perempuan itu. "Hayooo kemaren ada yang duduk di ayunan sendirian ya?" Ledeknya.

Mulut perempuan itu menganga seolah-olah terkejut kekasihnya mengetahui apa yang dilakukannya kemarin.

"Ngapain hayooo?"

"A-aku..." Mulutnya terbata-bata seakan sulit mengucapkan beberapa patah kata untuk menjawab pertanyaan lelaki itu.

Namun Dion malah tertawa dan memeluk erat tubuh mungil tersebut. Salah satu tangannya meraih kepala perempuan itu untuk ia usap layaknya menenangkan seorang balita yang tengah bersedih. "Aku tau, kok."

SAUDADE || Cho Seungyoun ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang