Suatu sore di rumah minimalis di Serpong. Dua insan sedang merencanakan sesuatu di halaman belakang rumah tersebut. Ditemani oleh dua gelas jus apel, setoples kue kering kacang buatan wanita nomor satu di kediaman tersebut, beserta sebuah buku dan laptop yang sejak pukul 13.30 setia menemani mereka. Sebut saja dua insan ini adalah Serafina Bella Amandine dan Dion Taraka Wirga, yang sedang pusing memikirkan urusan pernikahan mereka.
Tiga bulan telah dilalui pasca Dion melamar Sera. Pantai Wediombo bersama teriknya matahari dilangit Yogyakarta pada 2 Januari 2021 lalu menjadi saksi antara kelanjutan hubungan dua insan ini. Melamar Sera secara resmipun sudah dilaksanakan pada 14 Maret 2021. Pasangan yang sudah saling mengikat hubungan mereka ini tengah mengurus berbagai rencana mengenai hari pernikahan yang akan tiba pada bulan September 2021 nanti. Umumnya, pasangan yang telah bertunangan akan melangsungkan pernikahan 3 sampai 6 bulan setelahnya. Jaga-jaga mengumpulkan dana untuk kehidupan setelah menikah, Sera dan Dion mengambil pilihan aman, yakni menikah pada enam bulan setelah mereka bertunangan.
"Nak," ibu dari Dion memanggil. "Udah mau pulang, belum?"
Lelaki itu menggelengkan kepalanya. "Nanti, Ma. Masih ngurusin undangan."
Wanita itu mengangguk, keberadaannya disusuli oleh wanita lain yang memegang status menjadi ibu dari tiga anak perempuan. "Calon penganten kayaknya masih pada ribet." Sapa ibu dari Dion kepada wanita tersebut.
"Tandanya Bu Yumna harus makan cookies bikinan saya lagi sambil nunggu anak-anak selesai." Canda wanita yang memiliki usaha kue kering daring ini.
"Waduh Bu Susi, tadi hampir setoples udah saya habisin saking enaknya, lho." Balas ibu dari Dion sungkan.
"Gak apa-apa, Bu. Hayuk kita ngeteh lagi sambil nunggu anak-anak."
Dari kejauhan Sera tersenyum melihat ibunya semakin akrab dengan wanita yang akan menjadi mertuanya. Menyadari akan senyuman Sera, Dion pun curiga dan ikut melihat kemana netra Sera mengarah. Lelaki itu kembali menatap Sera singkat sebelum menatap kedua wanita yang sama-sama memegang status menjadi ibu tersebut.
"Senyam-senyum aja lihatin ibuku sama ibu kamu." Celetuk lelaki itu mencolek hidung Sera.
Samar-samar perempuan bernama depan Serafina ini memberikan tawa kecil kepada lawan bicaranya. "Seneng aja lihat ibuku sama calon ibu mertua seakrab itu." Balas Sera sebelum kembali memfokuskan netranya pada layar laptop.
12 September 2021 sudah dipastikan menjadi hari pernikahan mereka. Setelah sebelumnya kedua insan ini memperdebatkan masalah venue yang akan mereka gunakan untuk menikah. Sera ingin mengadakan pernikahan bertema garden, namun Dion tak setuju dikarenakan banyak anggota keluarga mereka yang sudah berumur diatas 50 tahun dan tak familiar dengan tema pernikahan tersebut, juga pernikahan dengan tema outdoor takut tak berkesan akibat hujan mengguyur dadakan. Pawang hujan menjadi sebuah usul yang Sera lontarkan dalam perdebatan mereka, sangat disayangkan Dion tak mempercayai dengan segala jenis pawang di dunia ini selain pawang hewan. Pada akhirnya Sera mengalah menghindari perdebatan yang berkelanjutan.
Tak lama kemudian seorang perempuan yang tengah menggendong anak lelaki menghampiri Sera dan Dion. Aroma minyak telon dan bedak bayi sudah tercium begitu jelas oleh indera penciuman kedua insan ini.
"Hansel, sini sama tante." Sera menghampiri sang kakak untuk bergantian menggendong keponakan satu-satunya yang bernama Hansel itu. "Ini siapa, Hansel?" layaknya seorang ibu yang tengah menunjukkan anak kepada suaminya, Sera menggendong bayi berumur hampir satu tahun itu kepada lelaki di hadapannya.
"Aku calon om kamu, loh." Balas Dion mencubit-cubit pipi gembil Hansel. Tak lama cubitan tersebut berpindah tepat ke pipi Sera. "Gembil banget, gemes."
"Salah cubit!" oceh Sera menepis cubitan kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAUDADE || Cho Seungyoun ✅
Lãng mạnJakarta dan Bandung. Kedua kota besar itu membagikan memori indah maupun buruk bagi Serafina Bella Amandine dan Dion Taraka Wirga. Mencintai Sera pada saat-saat yang tidak tepat, membuat Dion menyerah. Hatinya tak sanggup lagi berjuang untuk mendapa...