029: Kisah Tiga Manusia

216 37 15
                                    

***CATATAN AUTHOR***

Hai. Gimana part 28 nya? Cukup menguras air mata, kan? Simpen dulu ya air matanya di part 29 ini hehehe.

Selamat membaca!

******

Satu hari sebelum Dion meninggalkan Sera.

Hujan deras yang disertai oleh angin kencang mengguyur kota Depok. Sera yang baru saja kembali dari Serpong, tiba dengan pakaian basah kuyup. Di musin penghujan ini, pelupa sekali perempuan itu yang tak meletakkan sebuah benda bernama payung di dalam tasnya.

Terlihat perempuan itu tengah menunggu lift dengan mengusap dirinya sendiri, serta menjauhi dirinya dari angin Air Conditioner di ruangan tersebut. Hal tak terduga terjadi, Dion muncul dari dalam lift tersebut dengan menggenggam sebuah kunci mobil yang diduga miliknya.

"Abis main hujan-hujanan sama anak kompleks mana lo?" Sambut lelaki itu seraya Sera memasuki lift tersebut.

Sera mendesis, kesal dengan cara Dion menyambut kehadirannya. "Gue habis balik ke Serpong, tau!"

Sebelumnya, Sera memang sudah bercerita kepada Dion mengenai dirinya yang tengah mencicil pindahannya untuk kembali ke Serpong. "Kenapa gak minta tolong sama orang-orang di rumah aja, sih?"

"Bokap gue kan masih pemulihan, Yon. Lo tahu sendiri kalo orang kena penyakit jantung gak boleh capek-capek." Sera mengusap-usap tubuhnya untuk menghangatkan dirinya dari Air Conditioner. "Tadinya nyokap gue mau bantuin, tapi nanti kasian bokap gue siapa yang ngurusin. Sonya juga lagi ikut ekskul di sekolahnya, gak bisa jagain bokap gue."

"Kakak lo?"

"Kak Sasha lagi ketemu client. Lagian, kalo kakak sama adek gue free juga mana mau mereka bantuin gue pindahan?" Keluhnya.

Lelaki itu berinisitif melepas jaketnya untuk diberikan kepada Sera, lalu menyelimutkan jaket tersebut ke tubuh perempuan yang masih memeluk dirinya sendiri itu. Sera tersentuh dengan bentuk perhatian Dion. Bahkan, lelaki itu tak melepaskan rangkulannya pada Sera. Rangkulan yang ia harap mampu membantu menghangatkan tubuh Sera.

"Astaga!" Sontak Sera merusak momen langka mereka. "Tadi kan ada paket dateng buat gue. Lupa gue ambil!" Ucapnya seraya menepuk jidatnya.

Begitu lift berhenti di lantai 7, Dion malah menarik perempuan itu untuk memasuki kamarnya, melarangnya untuk kembali ke lobi dengan pakaian kuyup itu. "Ganti baju dulu, nanti masuk angin! Abis itu baru kebawah lagi!"

Perempuan itu berusaha melepaskan genggaman Dion, nampak ada sesuatu yang membuatnya ragu untuk memasuki kamar lelaki itu. "Nggak, ah! Kan ada nyokap lo, Yon!" Bisik perempuan itu.

Dion mendecak. "Nyokap gue lagi ke rumah tante gue di Pasar Minggu. Gak lihat tadi gue abis nganter nyokap kesana?"

Dengan terpaksa, Sera menuruti ajakan Dion. Lelaki itu langsung mengeluarkan sebuah kaus putih dengan celana panjang bermotif batik dari dalam lemarinya. "Pake dulu aja baju gue."

"Ya ampun, Yon. Baik banget." Dengan lagak malu-malunya, Sera menerima pakaian yang dipinjamkan oleh Dion. Aroma dari pakaian itu terhembus, aroma dari pewangi khas laundry yang tercampur dengan aroma tubuh dan parfum Dion. Aroma yang amat Sera hafal sejak tahun 2016. Perempuan itu langsung mengarahkan kakinya ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.

Sembari menunggu Sera mengganti pakaiannya, lelaki dengan sejuta inisiatif tinggi itu menyiapkan secangkir teh manis hangat untuk Sera.

"Minta plastik dong, Yon. Buat bawa baju kotor gue." Perempuan itu keluar dari kamar mandi dengan menenteng pakaian basahnya.

SAUDADE || Cho Seungyoun ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang