BONUS CHAPTER : LAST PAGE

403 32 24
                                    

12 September 2021 di pagi hari.

Hari yang dinantikan kedua insan ini akhirnya tiba. Hari dimana dalam hitungan detik mereka akan mengucapkan perjanjian sehidup semati. Sudah lama mereka menantikan tanggal baru yang akan mereka rayakan selama satu kali dalam setahun. Kini Sera sudah menduduki kursi diperuntukkan kepada Nyonya disamping kursi Tuan yang diduduki oleh Dion. Sebentar lagi, pria bernama Santoso selaku wali yang mewakilkan mendiang ayahnya Sera akan menikahkan keponakannya kepada lelaki yang duduk tepat didepannya.

"Saudara Dion Taraka Wirga Bin Almarhum Hardiyata Wirga, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan keponakan saya, Serafina Bella Amandine Binti Almarhum Salmantyo, dengan mas kawinnya berupa dua belas gram emas, uang tunai sebesar Rp. 300.319, dan seperangkat alat sholat, tunai!"

"Saya terima nikah dan kawinnya Serafina Bella Amandine Binti Almarhum Salmantyo, dengan mas kawinnya yang tersebut, tunai!" Segenap saksi, penghulu, dan wali saling bertatapan menanyakan sah atau tidaknya ijab qabul yang diucapkan oleh Dion.

"Sah!"

Pada akhirnya Dion dan Sera dapat bernafas lega sembari mengaminkan doa yang dilantunkan oleh penghulu. Sera tak dapat membendung rasa harunya karena detik ini, dirinya sudah resmi menjadi seorang istri. Istri dari Dion Taraka Wirga. Namun disisi lain, perempuan itu sedih karena sang ayah tak dapat menghadiri pernikahan anak tengahnya. Rasa sedihpun semakin tak dapat dibendungi kala Sera melakukan sungkem dengan ibu dan omnya.

"Om, maafin Sera belum bisa ngebanggain ayah." Ucap gadis itu dengan suaranya yang terbata-bata.

"Hus! Siapa bilang, Sera? Kamu udah ngebanggain ayah kamu, kok." Om yang sangat dekat dengan Sera itu menepuk pundak dan menghapus air mata Sera. "Ayah kamu pasti ada di sini, ngelihat pernikahan kamu sama Dion. Percaya deh, ayah kamu pasti sangat bangga sama kamu." Nyatanya ucapan sang paman memanglah sebuah fakta. Sera dan Dion menikah dengan tabungan yang sejak dahulu mereka kumpulkan, dan seluruh biaya pernikahan mereka sama sekali tak menggunakan uang dari orang tua mereka. Meskipun orang tua mereka berniat membantu, mereka menolaknya dengan halus, pun tak ingin merepotkan orang tuanya. Jika ibu dari Sera dan Dion bangga mendengarkan alasan mereka, maka, ayah mereka yang sama-sama berada di surga juga pasti bangga, kan?

Mendengar kalimat tersebut nampaknya membuat Sera semakin merindukan ayahnya. Kini gadis itu bersungkem dengan ibundanya. Meminta maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan yang pernah ia perbuat.

"Jadi istri yang baik untuk suami kamu ya, Nak..." Balas sang ibu mengusap pundak anaknya yang tak henti-hentinya menitikkan air mata.

Sera kembali membangunkan tubuhnya dan memeluk sang ibu. "Sera kangen ayah, bu."

"Nak," sang ibu kembali mengusap pundak anaknya. "Ayah pasti ada di sini, lagi terharu juga melihat kamu udah sah jadi istri Dion. Ibu sangat yakin ayah pasti sama bangganya dengan ibu."

Tak sengaja Dion mendengar perbincangan antara Sera dengan ibundanya. Tanpa Sera ketahui, lelaki itu juga menitikkan air matanya merindukan sosok ayahnya yang sudah meninggal sejak belasan tahun silam. Juga ayah dari perempuan yang baru dinikahinya, meskipun ia baru bertemu dengan beliau hanya hitungan jari, Dion dapat merasakan keakraban layaknya ayah dan anak dalam waktu singkat.

Waktu kian berlalu, tamu undangan kian berdatangan meramaikan ballroom yang dapat memuat hingga ratusan orang. Sera mulai mengajak seluruh anggota geng berpasangan–geng yang dibentuk saat mereka berlibur ke Yogyakarta–untuk berfoto di panggung. Diantara kelima pasangan tersebut, hanya Sera dan Dion yang terus berpose dengan gaya random. Alias gaya yang sudah menjadi ciri khas pasangan berjulukan "bobrok" ini.

"Kita tuh gak pernah beres kalo foto sama Dion Sera." Keluh Wanda menggelengkan kepalanya.

"Ada kok yang beres." Bantah Dion pada tunangan dari Gamal tersebut.

SAUDADE || Cho Seungyoun ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang