Michele Adam

17.5K 868 24
                                    

~Michele Adam

Ini adalah hari pertama ku kembali beraktifitas ke kantor, setelah berbagai masalah yang ku alami. Menjabat CEO dari berbagai bisnis yang aku rintis dari usia muda. Meskipun usia ku sekarang baru menginjak 29 tahun, tapi aku sudah memiliki dua orang putra. Si sulung berusia 5 tahun sedangkan si bungsu baru menginjak 3 tahun. Mengingat mereka membuat hati ku berdesir, kegagalan yang aku alami membuatku depresi selama beberapa saat. Harus berpisah dengan anak anak membuat ku terkadang sulit untuk menjalani hari hari ku.

"Good Morning, Sir!" Sapa beberapa karyawan yang bekerja di perusahaan ku. Sebenarnya aku malas menanggapi mereka, terutama para gadis gadis itu. Melihat mereka yang kesenangan akan perpisahan ku membuat ku ingin memecat mereka saja. Tapi, ku singkirkan ego ku demi perusahaan yang bangun selama ini. Ku balas hanya dengan anggukan dan senyuman tipis, kemudian berlalu menuju Ruang kerja ku.

"Kau kembali Dam?" Sapa Mike sahabat ku, yang menjabat sebagai wakil ku di perusahaan ini.

"Aku rasa aku harus memulai kembali aktifitas ku, seperti kata dokter psikiater waktu itu!" Aku berjalan menuju kursi kebesaran yang sempat ku tinggalkan beberapa waktu yang lalu.

Aku terdiam melihat sebuah foto berbingkai yang masih bertengger di meja ku, perasaan ku kembali kacau menyaksikan foto tersebut.

"Buang ini dari ruangan ku!" Ku perintahkan Mike untuk membuang nya, dimana foto itu adalah foto pernikahan ku delapan tahun yang lalu.

"Serius?" Ku lihat Mike mengerutkan kening nya mendengar perintah ku.

"Apa aku pernah bercanda padamu, Mike? Buang sekarang!" Ujar ku datar.
Tanpa menunggu lebih lama lagi, pria bertubuh jangkung itu pergi dari hadapan ku dengan bingkai foto di tangan kanan nya.

Aku menghela nafas ku panjang, mungkin dengan menyibukkan diri aku bisa melupakan semua nya, ke psikiater kurasa kurang efisien. Setiap malam aku selalu bermimpi tentang kebersamaan dengan mantan istri serta anak anak yang membuat ku hampir gila.

Aku merindukan mereka..
Kedua putra ku, Saga dan Agra. Aku berfikir sejenak, mungkin mengunjungi nya di sekolah akan sedikit mengibati kerinduan ku. Dan tentu saja tidak akan ada Ibu nya disana. Ku raih dompet serta kunci mobil di dalam laci lantas beranjak menuju basement untuk segera pergi menemui mereka.

Ya beginilah hidup ku sekarang.
Benar benar sendiri dan kesepian, waktu kebersamaan ku dengan kedua putra ku hanya terjadi sekali dalam seminggu. Setiba nya di depan gerbang sekolah aku tidak langsung turun, hanya memperhatikan mereka dari dalam mobil ku, aku masih takut jika aku turun maka aku hilang kendali dan akan memaksa mereka untuk ikut bersama ku.

Pemandangan di depan sungguh mengusik ku, dimana kedua putra ku tengah merajuk tidak mau ikut beraktifitas bersama teman teman nya yang lain. Namun, tiba tiba seorang gadis datang dan entah sihir apa yang ia berikan sehingga kedua putra ku mau menuruti keinginan nya.

Pandangan ku kini tengah fokus pada sosok gadis itu, bertubuh mungil dengan rambut lurus panjang yang ia kuncir bagai ekor kuda. Mengenakan kemeja putih serta jeans biru laut. Sederhana memang, tapi entah kenapa gadis itu mampu menarik perhatian ku. Saat ku putuskan untuk turun dari mobil, dan gadis itu tengah menutup gerbang, tanpa sengaja mata kita bertemu. Mata hazel yang membuat ku tenggelam di dalam nya, mata yang menurutku sangat indah. Dan hanya dia satu satu nya pemilik mata terindah yang pernah ku temui. Wajah nya ternyata sangat cantik alami, aku yakin seratus persen bahwa gadis itu tidak memakai make up apapun saat ini. Bahkan warna bibir nya bagaikan mawar merekah, merah tanpa polesan lipstik sedikit pun.

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?"

Astaga..
Suara nya begitu lembut, dengan sedikit aksen serak itu membuat nya terdengar sangat seksi. Bagaimana jadi nya jika gadis itu mendesah dan memanggil nama nya nanti?

"Hello..!"

Aku terkejut saat gadis itu masih berdiri di hadapan ku. Meskipun kami hanya terhalang sebuah pagar sebatas dada ku, tapi aku masih bisa melihat tatapan mata nya yang membuat sesuatu dibawah sana tiba tiba menegang.

"Eehhm.." ku coba menetralkan otak ku dari pikiran kotor yang sejak tadi berbisik jahat padaku.

"Saya hanya melihat melihat saja, permisi!" Ku atur nafas dan wajah sedatar mungkin, lantas aku kembali ke mobil dan langsung pergi dari sana. Gadis itu benar benar membuat ku hampir gila dan lepas kendali. Tanpa kusadari sudut bibir ku sedikit terangkat, aku tersenyum mengingat senyum gadis itu dan apa yang ia lakukan pada kedua putra ku.

Maka saat ini juga, aku putuskan untuk mencari tahu siapa dia. Dan aku akan menjadikan nya milik ku selamanya.

"Cari tahu siapa gadis yang mengajar di sekolah putra ku."

Mengingat siapa diriku, aku yakin tak perlu waktu lama untuk mendapatkan informasi tentang nya. Gadis pemilik mata indah.

Sesampai aku kembali ke kantor, ponsel ku berdenting, sebuah notifikasi masuk dan mengatakan jika semua informasi sudah di kirim melalui email. Ku percepat langkah untuk memasuki privat lift lalu ku pencet tombol lantai paling atas bangunan ini.

Aku begitu antusias dan sangat bersemangat, segera ku buka laptop ku. Melihat email dari salah satu orang kepercayaan ku. Terpampang foto manis gadis bermata indah yang aku temui satu jam yang lalu.

Nama: Cathrina Vallen
Usia: 24 tahun
Sedang menjalani kuliah desain, kerja part time di Sharga Cake dan coffe, membantu mengajar di children internasional school. Tinggal bersama sang Ibu yang sedang sakit di Rose Apartmen.

"Menarik! Kita akan bertemu jam tiga sore nanti, Sayang!" Ujar ku bermonolog. Entah bagaimana cara nya orang orang suruhan ku bisa mendapatkan informasi secepat serta sedetail ini. Yang pasti aku sangat senang saat memgetahui nama nya.

"Cathrina Vallen!"

~TBC..

I Wanna You x Michele Morrone (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang