KissMark

8.9K 424 3
                                    

Adam sudah tertidur pulas di pelukan Cathrina, sementara gadis itu masih terjaga dan jemari lentik nya mengusap kepala itu perlahan. Cathrina menerawang jauh menatap langit langit kamar, ia masih mengingat apa yang sudah ia lakukan dengan Adam satu jam yang lalu. Sudut bibir nya tersenyum, dan tubuh nya meremang mengingat bagaimana erotis nya Adam saat berada di dalam dirinya. Adam benar jika dirinya lebih seksi dari tokoh Massimo yang ia tonton di film. Cathrina menahan tawa nya, mengingat bagaimana kesal nya Adam saat ia memuja keseksian Massimo beberapa jam yang lalu. Ia mengeratkan pelukan nya ke tubuh bayi besar yang selalu bersikap manja padanya saat hawa dingin AC menusuk kulit nya. Tak lama gadis manis itu menyusul Adam ke alam bawah sadar nya.

Sementara itu Mike dan Renata juga sudah tertidur di kamar tamu yang di sediakan. Acara bermain playstation nya gagal total sebab kecemburuan Adam yang berlebihan. Playstation seharga hampir sebelas juta itu sia sia tidak di gunakan sama sekali.

Suara alarm dari ponsel Cathrina berdering memekakan telinga. Ia melihat jam menunjuk ke angka 4, dengan kepayahan gadis itu mencoba beranjak dari tempat tidur, namun seperti nya sia sia saat ia merasa pedih menyengat di bagian bawah nya. Cathrina mendesis sembari memejamkan mata nya, ini sungguh menyedihkan bagi nya. Ia menarik selimut dan menutupi tubuh polos nya sampai ke dada, menyandarkan tubuh ringkih nya di sandaran ranjang. Mengusap wajah Adam singkat, sehingga si empu nya merasa terusik dan membuka mata nya.

"Kau terbangun?" Suara Adam terdengar serak kemudian bangkit dari peraduan nya.

"Help me! Aku mau ke kamar mandi, tapi seperti nya aku kesulitan berjalan!" Ungkap Cathrina lirih, wajah nya terlihat merah meskipun hanya dengan sorot lampu temaram namun itu terlihat sangat jelas.

"Astaga.. Maafkan aku!" Adam terkekeh, lantas menyambar celana pendek nya. Memakainya secepat kilat kemudian menggendong Cathrina yang masih terbungkus selimut menuju kamar mandi.

"Kalau sudah selesai panggil saja, aku akan membuat kopi sebentar di bawah!" Adam tersenyum lantas mengecup singkat sudut bibir Cathrina.

"Tunggu!" Cathrina mencekal pergelangan tangan Adam sebelum pria itu beranjak dari kamar mandi.

"Kau butuh sesuatu?" Adam berjongkok di samping Bathup tempat Cathrina berendam.

"Kau bisa mengganti sprei nya?" Tanya Cathrina ragu ragu.

"Sprei?" Adam mengerutnya kening nya seraya tertawa mendengar ucapan Cathrina.

"Kenapa?" Ketus Cathrina.

"Nothing! Aku akan mengganti nya!" Adam kembali mengecup kening Cathrina dan ia benar benar menghilang dari balik pintu yang tertutup.

Adam benar benar akan melakukan apa yang Cathrina ingin kan. Ia melihat bekas bercak darah yang sudah mengering di sprei putih di atas ranjang nya. Dan kini ia sudah mengganti nya dengan sprei dan bedcover berwarna abu abu gelap. Selesai dengan pekerjaan nya Adam segera memencet bel intercom untuk memanggil pelayan supaya datang membawakan kopi dan coklat hangat untuk Cathrina.

Saat pelayan datang, bertepatan pula dengan Cathrina yang berbalut bathrobe keluar dari kamar mandi. Pelayan itu sempat memandangi Cathrina sebab cara berjalan gadis itu yang terlihat aneh.

"Apa yang kau lihat?" Ketus Adam.

Pelayan itu nampak gugup kemudian meletakan kopi dan coklat panas di meja.

"Ohh ya satu lagi, bawa sprei dan selimut itu untuk di cuci. Jangan bicarakan apapun yang akan kau lihat nanti nya!" Sungut Adam.

"Ba.. baik Tuan!" Pelayan itu segera meraih keranjang berisi sprei dan selimut itu lantas membawa nya keluar.

"Sayang!" Adam menghampiri Cathrina yang nampak sedang sibuk mengeringkan rambut nya. Memegang bahu gadis itu dari belakang dan mengecup puncak kepala Cathrina lama.
"Kau sudah baikan?" Imbuh Adam.

"Sedikit, sepertinya cara berjalan ku terlihat seperti orang cacat!" Dengus Cathrina.

"Maafkan aku, aku terlalu bersemangat dan bahagia saat kau menerima ku semalam!" Adam memeluk Cathrina dari belakang lantas berganti menciumi pipi gadis nya berulang kali.

Cathrina terdiam, apa benar dengan ucapan Adam jika ia kini sudah menerima nya? Cathrina tidak tahu. Yang jelas ia selalu merasa nyaman jika berdekatan dengan Adam. Ia selalu menyukai sikap Adam padanya, begitu pula dengan sentuhan pria itu. Bahkan semalam saja ia sama sekali tidak menolak, saat Adam menginginkan nya. Menyerahkan barang berharga nya yang ia jaga selama 25 tahun ini untuk seorang Michele Adam, yang telah menjerat nya dalam sebuah kisah percintaan yang kilat. Kini Cathrina sudah menyadari nya bahwa ia juga memiliki perasaan itu sekarang. Perasaan ingin memiliki dan memberikan rasa nyaman pada pria itu.

"Kau baik baik saja?" Adam menatap Cathrina dari pantulan cermin, menunjukkan bahwa gadis itu terdiam lantas menarik sudut bibir nya ke atas.

"Aku baik baik saja!" Cathrina mengecup singkat punggung tangan Adam.

Adam mengusap pelan rambut Cathrina yang sudah kering lantas meninggalkan gadis itu menuju kamar mandi. Sementara itu, Cathrina menghampiri meja dimana pelayan membawakan coklat panas untuk nya beberapa menit yang lalu. Coklat itu masih terlihat mengepul saat jemari lentik itu meraih nya. Menyesapnya pelan, menikmati kelembutan yang menyapu tenggorokan nya. Pagi ini ia tidak bisa membuat kan sarapan untuk Adam ataupun kedua tamu nya yang tidur di bawah. Sebab nyeri di selangkangan nya belum juga hilang, untung saja Cathrina menemukan obat pereda nyeri, lantas segera meminumnya.

Sembari menunggu Adam selesai mandi, Cathrina mulai memakai pakaian nya. Entah berapa puluh juta uang yang Adam habiskan untuk semua pakaian di dalan lemari ini. Yang jelas ini semua bukan pakaian sembarangan, bermerk dengan harga mahal tentu nya. Cathrina meraih gaun sifon tanpa lengan dengan panjang selutut berwarna biru navy. Sangat pas dan membuat nya terlihat semakin cantik dan anggun. Tak lupa ia juga mengambilkan kaos model keras berwarna senada dengan dress nya untuk Adam. Tak lupa celana chinos pendek selutut dan juga sepatu sneakers berwarna putih yang sama juga dengan nya.

Cathrina menyapukan sedikit pelembab dan sunblock di wajah nya. Ia tipe gadis yang tidak suka menghabiskan waktu berjam jam di depan meja rias. Tak lupa lipbalm ia poleskan tipis ke bibir ranum nya. Sempurna..
Ia sangat cantik meskipun tanpa make up tebal sekali pun. Rambut panjang nya ia kuncir kuda sehingga memamerkan leher putih nya yang ada beberapa bekas kemerahan bekas percintaan nya dengan Adam semalam. Ia tidak sadar..

Adam yang baru saja keluar dari kamar mandi nya menatap Cathrina bingung, lantas mehampiri gadis itu dengan handuk yang menggantung di pinggang bawah nya.

"Cepat pakai baju mu, Adam!" Dengus Cathrina, ia tengah sibuk menyibakkan tirai besar yang menutup jendela kamar nya.

"Apa kita akan ke kebun binatang dengan rambut mu yang diikat keatas seperti ini, hm?"

Cathrina mengeryit lantas berbalik menatap Adam yang bersedekap memandang nya.

"Akan ku tunjukkan sesuatu!" Adam menuntun Cathrina kembali ke meja rias, ia menunjukkan sesuatu di leher Cathrina.

"Astaga!" Pekik Cathrina.

"Urai saja rambut nya!" Adam menarik ikatan rambut Cathrina sehingga rambutnya kembalu tergerai dengan cantik nya.

"Kau membuat ku malu!" Cathrina menundukkan kepala nya di bahu polos Adam, wangi sabun khas pria membuat seluruh tubuh Cathrina meremang.

"Kau terasa manis, dan aku ssngat menyukai nya!" Adam mendekap erat gadis yang menenggelamkan wajah di leher nya. Ia belum pernah merasakan hidup sebahagia ini, dan semenyenangkan ini. Cathrina benar benar penyelamatnya, sorot mata itu selalu memberikan kesejukan saat ia menatap nya. Cathrina berharga, bahkan lebih berarti dari apapun yang ia miliki saat ini.

~TBC...

I Wanna You x Michele Morrone (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang