I Can Do it

6K 311 8
                                    

Adam tengah berdiri dengan tangan bersedekap di atas dada nya. Bangunan dua lantai itu benar benar hancur tak tersisa, gedung ini bukan lagi di bakar tapi di ledakkan. Adam menatap nanar pemandangan di depan nya, dimana orang orang berpakaian oranye tengah berlalu lalang mengeluarkan berkantung kantung mayat karyawan yang bekerja di gudan penyimpanan senjata. Ia masih nampak tenang, wajah nya datar dan sorot mata nya terkesan dingin. Ammar benar benar keterlaluan, dia tidak hanya membuat usaha nya hancur tetapi juga memusnahkan nyawa nyawa orang yang sama sekali tidak mempunyai kesalahan padanya.

"Apa kau sudah menemukan keberadaannya, Tyson?" Tanya Adam datar.

"Sejauh ini belum, tapi sebaiknya untuk sementara Tuan ikuti permainan Ammar. Jangan dulu menghubungi Nona Cathrina kalau Tuan tidak ingin Nona dalam bahaya!" Ujar Tyson dengan jemari yang terus bergerak di layar notebook nya.

"Aku tidak menghubungi Cathrina sejak aku pergi meninggalkan nya. Aku cukup tau seperti apa Ammar, dia bisa melacak semua nya dengan mudah. Termasuk keberadaan Cathrina,  katakan pada Roxy untuk terus mengawasi setiap gerak gerik Cathrina." Perintah Adam, ia memakai kacamata hitam nya kemudian meninggalkan lokasi bencana yang Ammar sebab kan, tak lupa Tyson dan beberapa orang pengawal nya mengikuti nya di belakang.

Usaha ini Adam bangun dengan susah payah sebelum dirinya berpisah dengan Rachel. Tidak ada yang tau tentang bisnis yang baru saja ia tekuni waktu itu, termasuk Rachel dan kedua orangtua. Ini lantaran sebuah tawaran dari seorang sahabat yang memiliki posisi tertinggi di departemen pertahanan. Adam yang semass itu tengah berambisi untuk menjadi orang sukses seperti harapan nya tergiur dengan tawaran itu. Ia membangun pabrik persenjataan Legal, di bawah naungan departmen pertahanan negara.

Adam tau jika ini merupakan bisnis yang berbahaya, mengingat banyak sekali para mafia yang ingin mengajak nya bekerja sama namun selalu Adam tolak, sebab Adam tak mau berurusan dengan pasar gelap atau apapun itu yang bahkan lebih berbahaya daripada ini.

"Pastikan Cathrina baik baik saja, aku tau ini akan sedikit sulit bagi nya. Tapi tolong katakan pada Roxy untuk selalu memeberiku kabar apapun yang terjadi pada Cathrina." Ujar Adam datar, ia duduk dengan tenang di kursi penumpang mobil Range Over Sport milik nya. Ia membuka slide ponsel nya lantas melihat lihat foto dan berbagai video yang sempat ia abadi kan bersama Cathrina beberapa hari terakhir.

Sudut bibirnya terangkat saat ia menyaksikan video kekesalan Cathrina yang tengah ia goda. Adam sangat merindukan nya, rindu yang entah kapan akan terobati. Sebab Adam harus memulai kembali usaha nya dari nol.

☆☆☆

Cathrina mulai membiasakan diri tanpa Adam disisinya. Sampai saat ini pun pria itu tak juga memberinya kabar sama sekali bahkan ini sudah hari ke tujuh Adam meninggalkan nya tanpa pesan.
Cathrina berniat kembali ke Mansion, ia ingin berpositif thinking bahwa Adam baik baik saja dan tidak bermaksud untuk meninggalkan nya.
Gadis itu turun dari taksi online yang mengantar nya, mansion terlihat sepi cuma ada beberapa supir dan juga tukang kebun yang sedang menikmati kopi sambil berbincang.
Namun sedetik kemudian Cathrina menyadari sesuatu ketika beberapa orang bertubuh gempal baru saja keluar dari taman belakang.

"Nona!" Sapa mereka.

Cathrina mengeryit saat beberapa pria itu menunduk hormat padanya. Bukan nya takut, Cathrina justru penasaran dengan orang orang ini.

"Siapa kalian?" Tanya Cathrina dengan angkuh nya.

"Saya Roxy, kebetulan Tuan Adam memerintahkan saya untuk menjaga Mansion ini dan juga menjaga Nona!" Ungkap pria yang bertubuh tinggi besar, ibarat sesosok Hulk di dunia nyata.

"Lalu dimana Adam? Mengapa ia menyuruhmu untuk menjaga ku? Apa aku terlihat seperti anak kecil atau orang lumpuh yang harus di awasi?" Ketus Cathrina, sorot mata nya tajam. Ia sama sekali tak mengerti dengan apa yang telah terjadi. Hilang nya Adam serta orang orang bertubuh menyeramkan yang diutus buat menjaga nya.

"Tuan Adam sedang ada urusan yang sangat penting, Nona! Kau tak perlu khawatir, Tuan Dalam kondisi baik saat ini!" Ungkap Roxy.

"Siapa yang mencemaskan nya? Aku hanya mau tau dimana dia berada!" Sungut Cathrina lantas pergi menuju kamar nya.

Ia melihat kamar itu dengan seksama, meneliti setiap detail ruangan tersebut. Dimana disetiap sisi ia selalu melihat bayangan Adam disana. Cathrina berjalan ke arah almari, mengambil salah satu kemeja Adam lalu menyemprotkan parfum yang selalu menjadi favorit pria itu. Membawanya ke atas ranjang lantas memeluk kemeja itu dengan erat.

"Apa kau tau, aku sangat merindukan mu!" Cathrina bergumam sembari mengelus dan menghirup aroma dari kemeja itu kuat kuat.

"Sebenarnya aku sangat marah padamu, sebab kau meninggalkan ku tanpa pesan. Ingin sekali aku juga pergi dari mu, tapi seperti nya aku sudah gila karena rasa rinduku sudah membuat ku kembali ke rumah ini lagi." Timpal Cathrina, ia berguling guling di atas temoat tidur dengan memeluk kemeja berwarna biru navy yang selalu membuat Adam terlihat seksi.

Adam sudah benar benar masuk bahkan mendominasi seluruh pikiran nya. Cathrina sama sekali tak menyangka jika penolakan penolakan nya di awal pertemuan mereka akan membuat nya terjerat dalam pesona seorang Michele Adam. Pria seksi yang selalu membuatnya bergairah walau hanya dengan memikirkan nya.
Cathrina layaknya orang yang hilang akal, gairah nya tak terbendung lagi. Ia menginginkan Adam saat ini. Ia nampak gelisah wajah nya merah padam, ia semakin mengeratkan pelukan nya pada kemeja itu. Sentuhan nya pada titik titik erotis pada tubuh nya membuat ia merasakan sensasi aneh, Cathrina tak pernah merasa seliar ini sebelum nya. Ia mendesis, mengerang, seolah olah Adam ada disini bersama nya tengah mencumbui nya begitu haus dan menuntut. Cathrina mengatup kan mata nya erat. Ia menggigit bibir bawah nya dan semakin menahan erangan nya ketika jemari lentik nya bergerak di dalam dirinya sendiri.

"Adaammmhhhh..."

Teriak Cathrina ketika sengatan nikmat menggelitik seluruh tubuh nya. Nafas nya terengah dengan mata yang masih terpejam. Keringat nya mengalir membasahi seluruh tubuh nya. Untung nya kamar Adam di desain kedap suara, sehingga tidak akan ada yang tau jika ia berteriak dan melakukan hal gila dan liar di dalam kamar ini.

~TBC...

I Wanna You x Michele Morrone (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang