Where is Adam?

6.5K 364 1
                                    

Cathrina mengertakan selimut yang melilit tubuh telanjang nya. Hawa dingin mengusik tidur nyaman nya, Adam pasti lupa tidak mematikan pendingin ruangan nya. Tangan nya terulur meraih raih sesuatu di samping nya tapi ia sama sekali tak menemukan apa yang ia cari. Cathrina terpaksa membuka mata nya dengan malas, kening nya berkerut saat mengetahui kamar ini kosong dan hanya ada dirinya sendiri.

"Dimana Adam?" Cathrina bergumam, mencoba bangkit dan beranjak dari tempat tidur nya. Ia merasa seluruh tubuh nya remuk, sebab Adam tak membiarkannya tidur sampai pagi tadi.

Cathrina meraih ponsel di atas nakas nya, mencoba menghubungi Adam. Sekali, dua kali, bahkan sampai kali ketiga Adam tidak menjawab panggilan nya. Cathrina di serang rasa gelisah tiba tiba, jantung nya berdetak lebih cepat dari biasanya. Perasaan nya tidak enak sebab Adam sama sekali tak bisa di hubungi.

Akhirnya Cathrina pun mengirim pesan untuk Adam.

Adam ♥️
Kau dimana?

Tidak biasanya Adam pergi tanpa pamit kepadanya. Sepulas apapun tidur nya, Adam pasti selalu membangunkan ketika ia ingin pergi. Bahkan ia akan mendahulukan urusan Cathrina daripada urusan nya sendiri. Cathrina mendesah pelan, seperti nya ia harus berendam di air hangat supaya tubuh nya sedikit rileks.

Usai melakukan ritual nya, Cathrina pun turun ke bawah menuju ruang makan. Sudah ada banyak makanan di atas meja namun semua masih terlihat utuh tak tersentuh.
Cathrina mencoba mendekati salah satu pelayan yang tengah merapikan rak berhiaskan gelas gelas krystal mahal.

"N.. No.. Na!"

Cathrina memicingkan matanya saat pelayan itu terkejut akan kedatangan nya.

"Apa kau tau sesuatu?"

Pelayan itu menggeleng cepat, ia menunduk tanpa berani menatap Cathrina yang berdiri di depan nya.

"Dimana Adam?"

"Maaf, Saya tidak tahu Nona. Tuan Adam keluar rumah pagi pagi sekali, bahkan saat kami semua baru bangun tidur!" Terang pelayan itu lantas pergi meninggalkan Cathrina yang masih terdiam mematung di tempat nya.

"Berarti Adam keluar rumah jam setengah empat pagi tadi!" Batin Cathrina.
Dengan perasaan kacau, gadis itu beranjak kembali ke kamar, tanpa menyentuh makanan yang di sediakan para pelayan.

Memperbaiki penampilan sebentar kemudian menyambar sling bag lantas berangkat menuju kampus. Ia tak mau repot repot lagi memikirkan Adam yang menghilang bagaikan di telan bumi.  Cathrina juga menolak mentah mentah tawaran beberapa supir dan penjaga yang akan mengantar nya. Dengan sedikit bentakan membuat mereka semua tidak berani memaksa Cathrina lagi. Ia memilih menaiki taksi online daripada di antar mereka.

Di otak nya hanya berisi berbagai pertanyaan tentang Adam. Bahkan sampai di kampus pun Cathrina tidak berhenti memikirkan pria itu. Dia tidak bisa berkonsentrasi lantas mengajak Vanya untuk bolos kuliah.

"Jadi kau benar benar mencintai nya sekarang?" Tanya Vanya.

"Ku rasa begitu, tapi tiba tiba saja dia menghilang sejak pagi tadi. Dia tak menjawab panggilan ku, bahkan pesan pesan ku tidak ada yang di baca oleh nya!" Cathrina meremas rambut nya pelan, ia mengajak Vanya pergi ke sebuah pameran mobil di suatu mall besar di daerah nya.

"Mungkin dia sibuk, kau tentu tau bagaimana kesibukan Pak Adam kan?" Tutur Vanya, mencoba memberi sedikit ketenangan untuk sahabat nya.

"Aku ingin mobil yang ini! Aku akan melakukan pembayaran sekarang, atas nama Vanya Margaretha." Celetuk Cathrina tiba tiba, sontak membuat Vanya terkejut dengan ucapan gadis itu.

"Cath, kau gila!" Bisik Vanya sama sekali tak menyangka dengan apa yang di lakukan Cathrina.

"Kalau Adam tau aku punya mobil sendiri ia pasti akan marah. Tenang saja, aku percaya kau sahabat yang baik dan tak akan menghianati ku. Sewaktu waktu aku akan memerlukan mobil ini!" Ujar Cathrina, itu tersenyum lantas memeluk Vanya yang masih terbengong dengan mobil pilihan nya.

"Kita bawa sekarang?" Tanya Cathrina saat ia telah selesai melakukan transaksi dengan bagian administrasi.

Vanya mengangguk antusias, mobil ini sangat mewah. Ia tidak tahu Cathrina mendapatkan uang dari mana, sebab Cathrina belum menceritakan tentang dirinya yang masih memiliki harta Kekayaan dari mendiang Ayah nya.

Kedua nya pun segera menaiki mobil tersebut menuju suatu tempat. Hari sudah mulai sore tapi tidak ada tanda tanda Adam yang mencari nya atau mencemaskan nya. Cathrina mulai menyesali perasaan nya, Cathrina mulai menyesal sebab ia sudah terbuai dengan segala ucapan dan sentuhan manis dari Adam. Sampai akhirnya Cathrina menghentikan mobil baru nya di sebuah perbukitan. Vanya hanya mengeryit saat Cathrina tidak membawa nya pulang.

"Kau baik baik saja?" Vanya menatap sahabat nya yang berwajah muram saat ini.

"Aku menyesali semua nya!" Desah Cathrina, sorot matanya mengkilat syarat akan emosi yang tertahan.

"Adam masih belum menghubungi mu?"

Cathrina menggeleng pelan, berkali kali terdengar helaan nafas dari mulut nya. Cathrina tidak pernah merasa sekacau ini sebelum nya. Bahkan ia tidak ingin repot repot memikirkan seorang pria sedalam ini. Ia tidak pernah jatuh cinta, sebab menurut nya cinta pertama nya adalah Ayah nya. Ayah yang selalu melindungi nya dan memanjakan nya. Tapi di saat ia benar benar jatuh dalam sebuah kubangan yang bernama cinta, maka ia harus siap jatuh ke dalam keadaan yang kacau sekalipun.

"Sebaiknya kita pulang, Cath! Aku yakin Adam akan pulang sebentar lagi!" Bujuk Vanya.

"Aku tidak tahu, untuk apa aku pulang kesana jika yang punya rumah tidak ada? Aku akan pulang ke apartmen. Kau pulang lah, bawa mobil ku!" Cathrina pergi meninggalkan Vanya dan mobil nya. Ia mencegat taksi kemudian pergi meninggalkan Vanya yang masih terdiam mematung di tempat nya.

Cathrina kembali menyalakan ponsel nya setelah beberapa jam yang lalu ia mematikan nya. Menatap ponsel itu sama saja membuat nya semakin gelisah sebab selalu teringat dengan Adam.

Notifikasi pesan masuk namun bukanlah dari Adam melainkan dari Mike.

Mike Thomas
"Ada tagihan masuk yang cukup besar dari rekening mu. Apa yang kau beli Cath?"

Cathrina menghembuskan nafas nya pelan. Ia tidak ingin jujur pada Mike soal Adam.

"Aku beli mobil, dan Apartmen aku menginginkan nya. Maaf jika aku tidak mengabari mu terlebih dahulu!"

Cathrina kembali mematikan ponsel nya. Sebab pesan pesan yang ia kirim untuk Adam tidak ada yang terbaca satu pun.
Cathrina memejam kan mata nya, sembari menetralkan hati nya yang penuh pertanyaan dan rasa tidak menentu.

"Apartmen Hydrangea Pak!" Ucap Cathrina.

~TBC...

I Wanna You x Michele Morrone (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang