Aku Ada UntukMu

7.3K 446 3
                                    

Cathrina berjalan perlahan memasuki Mansion Adam. Ia melihat beberapa pelayan tengah sibuk membereskan beberapa benda pecah belah yang sudah berserakan tidak berbentuk di lantai.

"Dimana Adam?" Tanya Cathrina, seorang pelayan memberitahukan Adam ada di dalam kamar nya.

Cathrina segera berlari menunju lantai dua, dimana kamar Adam terletak disana. Gadis itu melangkah perlahan, saat mendapati kamar Adam sudah berantakan. Siluet seorang pria tengah meringkuk memeluk lutut di sudut kamar membuat Cathrina terkejut. Ia adalah Adam. Pria itu terlihat kacau, apa separah ini? Padahal ini hanya sebuah salah paham saja. Berbagai pertanyaan berkecamuk di otak Cathrina. Gadis berambut panjang itu lantas berjalan mendekati Adam, duduk bersimpuh kemudian memeluk pria itu dari samping.

"Maafkan aku!" Bisik Cathrina.

Adam sama sekali tidak menyahut, pria itu hanya terdiam dengan bibir yang bergetar. Cathrina melihat Adam dengan sebuah suntikan di tangan nya, perlahan ia mengambil suntikan yang nampak nya belum terpakai, lantas melempar nya sampai ke kolong tempat tidur.

"Jangan pergi! Jangan tinggalkan aku!" Adam menoleh ke samping menatap Cathrina yang mata nya sudah berkaca kaca.

"Aku janji tidak akan meninggalkan mu, percayalah. Yang kau lihat hanya salah paham saja!" Cathrina memaksakan senyum nya, sembari mengecup pipi Adam.

"Siapa pria itu?" Tanya Adam begitu dingin dan datar, masih terlihat jelas kilatan kemarahan di mata pria itu.

"Dia Axel sepupu ku, dia baru pulang dari London setelah menyelesaikan study nya. Aku bahkan tidak tau jika dia sudah kembali.!" Terang Cathrina, ia memapah tubuh besar Adam dan membantu nya duduk di sebuah sofa.
Memberi pria itu segelas air putih kemudian memberekan kamar Adam yang sudah berantakan.

"Suruh pelayan saja!" Interupsi Adam, saat Cathrina melepas semua sarung tilam yang sudah tidak berbentuk lagi.

"Apa kau tidak malu? Kau marah marah tidak jelas dan merusak semua barang barang mu. Jangan mentang mentang banyak uang kau jadi seenak nya!" Ketus Cathrina, gadis itu sudah selesai memasang sarung tilam baru untuk kasur besar itu. Namun masih banyak barang berserakan yang harus Cathrina bereskan.

"Menikahlah dengan ku! Ku mohon!" Ucap Adam tiba tiba memeluk Cathrina dari belakang.

Cathrina berbalik lantas menangkup wajah brewok pria yang sudah menjungkir balikkan perasaan nya beberapa hari ini. "Aku akan selalu disisi mu percayalah. Tapi kalau soal menikah, aku butuh waktu. Kau tentu tau aku masih ingin menyelesaikan kuliah ku yang sempat terhambat. Mungkin jika kuliah ku selesai, aku bisa pertimbangkan lagi!" Cathrina tersenyum tulus supaya Adam percaya padanya.

"Meskipun kita belum resmi, apa kau akan tetap menemaniku tidur disini?" Tatap Adam memelas.

"Tentu saja! Aku akan menemanimu disini, aku ingin kau bisa berhenti menggunakan barang barang itu. Janji padaku, kau tidak akan menggunakan lagi! Kau tidak perlu obat penenang itu lagi, sebab ada aku disini yang akan selalu menenangkan mu!" Tutur Cathrina.

"Thankyou so much, Babygirl!" Adam mengecup kening Cathrina lama.

"Sebaiknya kau istirahat. Tidurlah, aku akan menemanimu!" Cathrina menuntun Adam menuju ranjang. Pria itu lantas membuka kemeja nya, kemudian berbaring di temani Cathrina di samping nya.

"Aku mungkin menyusahkan mu, tapi apa kau pernah merasa menyesal bertemu dengan ku?" Ucap Adam sembari memeluk erat Cathrina.

"Kalau tau kenapa harus bertanya!" Sungut Cathrina, gadis itu memutar bola mata nya malas. Meskipun begitu tangan tangan kurus nya masih saja membelai surai ikal kecoklatan milik Adam.

Adam terkekeh mendengar Cathrina yang kesal kepada nya. Pria itu semakin menenggelamkan kepala nya di ceruk leher jenjang Cathrina yang selalu menjadi tempat favorit nya.

"Tidurlah Tuan pengatur, aku akan membangunkan mu jam makan malam nanti!" Cath mengecup pelipis Adam singkat.

Tak lama terdengar dengkuran halus Adam, menandakan pria itu sudah terlarut dalam alam mimpi nya. Cath menatap wajah damai pria yang sudah menggetarkan sudut hati nya sejak entah kapan itu. Di elus nya pipi berjambang itu pelan, sebelum ia beranjak dari ranjang besar itu. Cathrina berniat menyelesaikan beres beres kamar yang berantakan itu, dan tak sengaja pula ia menemukan sesuatu di dalam laci nakas. Sekantong obat tablet, beberapa alat suntik dan cairan cairan di dalam botol. Cath tau itu pasti obat penenang yang pernah Mike ceritakan padanya. Cathrina segera memasukkan barang barang itu kedalam sebuah kantong lantas memerintahkan seorang pelayan untuk membakarnya. Tak lupa berbagai macam rokok berbagai jenis dan merk juga tak luput dari pemusnahan tersebut.

"Bagaimana kalau Tuan marah, Nona?" Pelayan bernama Tina itu terlihat gugup dan cemas, takut jika ini akan mengancam pekerjaan nya.

"Kalau Tuan marah, bilang kalau Cathrina yang membakar nya. Okey!" Cath tersenyum tipis, menepuk bahu Tina singkat lantas masuk ke dalam rumah kembali.

Sudah senja, Cathrina berniat ingin memasak untuk makan malam nanti. Gadis berlesung pipit  itu segera menuju dapur, masih sepi. Mungkin belum waktu nya mereka untuk memasak. Cathrina tidak peduli, ia memakai celemek lantas mulai berkutat dengan kegiatan nya. Gadis itu sempat memiliki cita cita ingin membuka restoran jika lulus kuliah nanti, tapi seperti nya itu tidak akan mungkin. Sebab ia akan mengelola perusahaan Papa nya yang saat ini masih di kendalikan Thomas.

"Apa yang Nona lakukan?" Seru Emma yang tak lain adalah kepala di Mansion ini.

"Memasak, apa aku melakukan kesalahan?" Cath menatap Emma tak senang karena ia sama berlebihan nya dengan Adam.

"Nona, biar kami yang melakukan nya. Kalau Tuan tahu, dia akan marah besar!" Tutur Emma panik.

"Apa Adam se-pemarah itu, huh? Astaga.. seperti nya aku harus membelikan nya obat penurun tekanan darah setelah ini!" Cathrina mengendikkan bahu nya, lantas menyelesaikan kembali masakan nya.

"Tapi Non..

"Sssstttt.. lebih baik kau selesaikan pekerjaan mu yang lain. Aku bisa menangani ini, percayalah!" Cathrina menyela ucapan Emma, sebelum wanita tua itu semakin mengoceh dan melarang nya ini itu.

Emma pun pasrah, ia pun pergi meninggalkan Cathrina sendiri di dapur. Dari kejauhan Emma menatap Cathrina, wanita itu terharu atas sikap Nona baru nya. Ia begitu berbeda dengan Nyonya yang lama, yang lebih suka ongkang ongkak kaki tanpa melakukan pekerjaan yang berarti. Di saat Adam marah, wanita itu bukan nya menenangkan Adam justru malah ikut memarahi nya. Emma tau betul bagaimana kondisi rumah tangga majikan nya waktu itu. Ia sangat bersyukur karena takdir mempertemukan Adam dengan gadis cantik seperti Cathrina.

~TBC...

I Wanna You x Michele Morrone (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang