Makan malam berlangsung dengan tenang. Tidak ada yang mengisi keheningan kecuali suara sumpit dan mangkok yang beradu. Semua hampir menyelesaikan makan malamnya saat Endeavor akhirnya bicara,
"Shouto, kau mungkin sudah tau tapi mulai saat ini, Yurai akan tinggal dengan kita." Shouto hanya bergumam sebagai balasannya. Hening lagi.Fuyumi yang berusaha menghilangkan suasana hening ini, berusaha mencari topik pembicaraan. Seakan teringat sesuatu, Fuyumi berkata,"Ah benar juga, hari ini waktu berbelanja kami mengalami hal yang menarik." Semua mata tertuju pada perempuan berkacamata itu. Terutama Yurai yang bersangkutan langsung.
"Yurai melawan beberapa villain-" "Preman." potong Yurai cepat sambil menatap tajam Fuyumi seolah mengatakan 'kau sudah berjanji' ,"Ya preman yang menggunakan quirk nya tanpa ijin." Yurai hanya memutar bola matanya malas. Ia berpikir cerita itu biasa. Ia yakin banyak orang yang bakal melakukan hal sama saat berada di posisinya. Yang membuatnya terkejut adalah, Endeavor dan Shouto yang terlihat tertarik dengan cerita itu. Kali ini semua memandang kearah Yurai meminta penjelasan lebih lanjut.
"Kami pulang berbelanja malam hari. Ada preman. Dan aku melumpuhkannya. Lalu kita pulang." Jelasnya sambil cepat-cepat menghabiskan makan malamnya. Ia belum mandi,ingat? Seharusnya ia tadi langsung mandi tapi pikirannya teralihkan saat mengobrol dengan Shouto tadi. Merasa tidak puas dengan penjelasan Yurai, Fuyumi mengambil alih dalam menceritakan apa saja yang terjadi secara mendetail. Meletakkan sumpit, Yurai mengangkat kepala dan menatap mereka dengan datar.
"Kenapa kau ingin menyembunyikannya?" pemilik quirk half ice half fire itu bertanya.
"Itu bukan cerita yang menarik." "Itu menarik. Tidak semua orang bisa tetap tenang di situasi seperti itu!" sangkal Fuyumi. Yurai menghembuskan napas lelah. Lalu ia melanjutkan,"Lagi pula penggunaan quirk tanpa izin itu melanggar hukum. Itu akan merepotkan Enji-san"
'lagi pula aku tidak ingin ditangkap dalam keadaan ingatanku hilang sebagian. Merepotkan'
Endeavor mengangkat alis,"Kau ingin menjadi Pahlawan?" selama beberapa saat, mereka semua terdiam. Entah karena menunggu jawaban Yurai atau kaget dengan pertanyaan Endeavor yang tiba-tiba. Atau mungkin keduanya.
Setelah makan malam, Yurai diantar oleh Fuyumi menuju ruangan yang akan menjadi kamarnya. Didalam terdapat satu meja di pojok lengkap dengan lampu meja dan lemari ala Jepang serta satu pintu lagi didalamnya. Benar-benar cocok dengan rumah ini yang bergaya Jepang tradisional. Fuyumi masuk sambil membantu mengangkat barang belanjaan. Yurai mengikuti.
Ada futon di lemari bagian bawah. "Kau tidak apa-apa tidur dengan futon?"
"Tidak apa-apa. Lagi pula, aku tidak dalam kondisi bisa protes." Ucapnya sambil mulai mengeluarkan barang belanjaan. Fuyumi mengangguk. Setelah itu keluar ruangan, memberi waktu bagi Yurai dan menutup pintunya. Sembari menata, ia mengedarkan pandangannya. Mengingat setiap detail ruangan yang mulai saat ini akan menjadi kamarnya. Setelah selesai, Yurai mengelilingi ruangan seluas 3x4 itu. Kamar yang tergolong bersih itu terlihat luas karena tidak banyak barang didalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Start & Finish Line [BnHA × OC] •ON HOLD•
FanficRyushiki Yurai, seorang gadis yang hilang ingatan. Ia yang saat ini terbaring dengan ingatan yang kosong melompong, hanya bisa menatap datar polisi yang ingin mengumpulkan informasi. Pahlawan no.2 a.k.a Endeavor datang. Hanya ia yang bisa dihubungi...