Chapter 12 : House's Memories

542 103 10
                                    

[Contain Spoiler!!!] [And I'm sorry for being late]

Seminggu setelah bermarga Todoroki, Yurai berbicara dengan Fuyumi. Hari-hari sebelumnya, Yurai sudah memiliki pikiran untuk mengajak Fuyumi berbicara. Bahkan hal yang ingin ia ketahui sekarang sudah berkeliaran di pikirannya jauh sebelum ia bermarga sama dengan wanita berkacamata itu. Tapi ia mengalihkan pikirannya dengan cepat. Menahan diri untuk tidak membiarkan rasa penasaran menguasainya. Perlu diingat, Ia hanyalah orang luar waktu itu.

Namun kali ini situasinya berbeda. Dengan bermarga Todoroki, Yurai berpikir bahwa ia mempunyai 'akses' lebih terhadap sesuatu yang terjadi di dalam keluarga. Sekarang ia tidak perlu menahan diri lagi. Tidak repot-repot harus menekan rasa penasarannya. Maka tanpa mengulur waktu lebih lama lagi, ia langsung mengatakan maksudnya kepada Fuyumi ketika sudah berada di depannya.

"Fuyumi-nee, apakah aku boleh melihat memori dari rumah ini?" Yurai berucap langsung keinti. Fuyumi yang mendengar hal itu tentu saja terkejut.

"Eh?" Sambil membenahi kacamata, wanita muda itu tidak tahu harus menanggapi permintaan Yurai dengan bagaimana. Ia kehilangan kata-kata. Tidak perlu menjadi jenius untuk mengetahui maksud Yurai dibalik kalimatnya. Adik angkatnya itu adalah orang yang memiliki rasa penasaran tinggi meskipun seringkali dikalahkan oleh sikap cueknya. Tidak salah lagi, Yurai pasti ingin mengetahui lebih lanjut mengenai masalah keluarganya. Mata abunya menatap Yurai. Melihat dengan jelas sorot mata yang setia menunggu jawaban darinya. Fuyumi menghembuskan napas pelan. Keluarga merupakan topik yang sensitif baginya. Jika orang lain yang bertanya, ia pasti berusaha untuk mengalihkan pembicaraan atau mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja. Sayangnya Yurai bukanlah orang lain. Tidak setelah ia bermarga Todoroki.

"Baiklah. Karena kau sudah menjadi bagian dari keluarga kami, kupikir kau berhak mengetahuinya." Sekali lagi, ia menghembuskan napas. Apalagi semenjak ia menganggap Yurai sebagai adik sendiri jauh sebelum bermarga sama, sebenarnya ia sudah menyiapkan hati untuk memberitahu Yurai. Selain itu, entah kenapa, ia seolah memiliki perasaan bahwa Yurai memiliki kesamaan dengannya dan anggota keluarga yang lain. Fuyumi sendiri tidak mengerti dengan apa yang dirasakannya tapi yang pasti, ia yakin bahwa Yurai bisa dipercaya.

Sedetik kemudian Fuyumi tersadar.

"Kenapa harus melihat memori rumah ini? Aku akan memberitahumu kalau kau bertanya." Seperti yang ia katakan, Ia akan memberitahu Yurai. Lagi pula ia juga sudah mempercayai Yurai sepenuhnya. Jadi kenapa harus repot-repot melihat memori rumah?

"Aku tidak ingin membebani pikiranmu dan membuat tertekan. Jadi aku akan melihat sendiri kejadiannya. Dengan begitu aku bisa tahu dengan pasti tanpa harus mengira-ngira."Fuyumi mengangguk. Alasan yang cukup masuk akal. Itu berarti Yurai setidaknya sudah paham dengan apa yang terjadi meskipun tidak mengerti secara keseluruhan.

"Tunggu dulu, bagaimana caranya kau melihat memori rumah ini?" Fuyumi bertanya. Dahinya sedikit berkerut.

"Dengan quirk." Jawaban itu tidak menghilangkan pertanyaan tadi sepenuhnya. Seingatnya Yurai tidak memiliki quirk yang berhubungan dengan pikiran. Memang ada kemungkinan memiliki lebih dari satu quirk tapi itu sangat jarang.

"Kau punya 2 quirk?"

"Tidak, aku punya kenalan yang memiliki quirk semacam itu."

"Jadi nanti kau akan membawanya ke sini?" Mengerti kegelisahan Fuyumi, Yurai menjawab dengan cepat dan jelas.

"Bukan, aku akan meminjam quirknya sebentar. Jadi kau tidak perlu khawatir ada orang lain yang mengetahuinya." Fuyumi menghembuskan napas lega. Seperti pikirannya tadi, Yurai memang bisa dipercaya.

"Baiklah."

~~~

Sesuai perkataannya, Yurai melihat memori itu di hari berikutnya dan tanpa ada orang lain yang menemani. Yurai berdiam sejenak. Quirk yang ia copy ini, menurut sang pemilik memang bisa melihat memori dari suatu benda dengan efek samping pusing serta membangkitkan memori terburuk pemiliknya. Fuyumi belum pulang, masih 1 jam lebih awal sebelum kakak perempuannya pulang.

Start & Finish Line [BnHA × OC] •ON HOLD•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang