Chapter 7 : Karate and Kyushu

669 113 8
                                    

Esoknya, pagi-pagi sekali saat matahari baru saja terbangun, Yurai sudah mandi dan bergegas menuju dapur. Saat Fuyumi bangun dan menuju dapur, ia mendapati sarapan sudah hampir siap.

"Ohayou, Yura-chan."

"Ohayou."

Perempuan berkacamata itu menghampiri Yurai dan mengatakan agar bertukar sementara Yurai bisa bersiap-siap untuk kegiatan hari ini.

Yurai bergegas menuju kamarnya. Mencari tas olahraga, dan mengisinya dengan barang-barang yang tentunya penting. Handuk, baju ganti, seragam karate, handphone, charger.

'Camilan apa aku beli diperjalanan saja ya?'

Setelah selesai, ia bergegas menuju washitsu untuk sarapan terlebih dahulu. Meninggalkan tasnya di kamar. Shouto dan Endeavor sudah berseragam rapi, begitu pula dengan Fuyumi. Selesai sarapan, Yurai bergegas ke kamarnya. Waktu menunjukkan pukul [06.35 am] sedangkan waktu janjian adalah jam 7 tepat. Tas olahraga di kalung kan di pundak, menyambar dua botol minum yang masih kosong dan kembali ke dapur untuk mengisinya. Sekilas, matanya melirik Fuyumi yang sedang berkutat dengan kotak bekal.

Botol terisi penuh, kakinya melangkah cepat menuju genkan. Ketika mendengar kalimat "Semoga menang." dari Shouto, hanya dibalas dengan anggukan.

"Hari ini ya?" Ucap Fuyumi ketika Yurai sudah menghilang di balik pintu. Tanpa perlu kalimat, putri tertua dari pahlawan api itu tahu kalau ayahnya sedikit penasaran. Karena itu Ia menambahkan,"Hari ini, Yurai ada pertandingan karate di Kyushu." Matanya beralih ke kotak bekal di hadapan,

"Ah aku lupa memberikan ini."

"Biar kuberikan padanya."

"Ah, Arigatou, otou-san. Gomen ne."

Endeavor membawa kotak bekal tadi dan melangkah cepat keluar rumah. Yurai baru saja akan menutup pintu gerbang ketika Endeavor memanggilnya.

"Yurai!"

Yurai berhenti melangkah. Kepalanya menoleh kearah pria yang saat ini tengah menghampirinya. Tangannya membawa kotak bekal yang terbungkus kain dan kemudian diserahkan pada pemilik surai Black-Crimson.

"Dari Fuyumi."

"Oh. Doumo." Yurai menerima kotak bekal 3 susun itu.

"Kau butuh tumpangan?"

"Tidak perlu." Ketika kakinya mulai melangkah pergi, lagi-lagi orang yang sama menghentikan nya.

"Kau yakin? hampir terlambat kan?"

"Aku bisa berlari." Beberapa detik mereka berada dalam kontes bertatapan.

"Biar kuantar." Mendengar pernyataan bermakna sama, dari orang yang sama sebanyak tiga kali, perempatan imajiner muncul di kepala Yurai.

'Keras kepala sekali orang tua ini.'

Ia menarik napas dan menghembuskan perlahan.

" Dakara te, tidak perlu. Jaa, ittekuru." Tanpa menunggu jawaban, Yurai langsung berlari pergi.

10 menit berlari, gadis 13 tahun itu pindah jalur. Dari yang awalnya di trotoar, berganti menjadi jalur atap rumah orang. Surai dua warnanya berkibar tertiup angin. Daun-daun berterbangan akibat dampak dari kecepatan larinya. Ia terus berlari dengan kecepatan konstan. Tidak melambat sedikitpun hingga akhirnya tempat para atlet karate berkumpul terlihat. Dalam kecepatan yang seperti itu, mustahil ia bisa berhenti mendadak tanpa sedikit membebani kakinya. Karena itu, ia membuat tolakan dengan kakinya dilanjut dengan salto. Karena kecepatan lari yang dilakukan sebelumnya, putaran salto yang dilakukan Yurai menjadi 4 kali. Para atlet karate yang melihat nya menghentikan kegiatan mereka, teralihkan dengan pemandangan langka.

Start & Finish Line [BnHA × OC] •ON HOLD•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang