Selesai dengan kegiatan makan-makan, mereka memutuskan untuk pulang dengan berjalan kaki. Menikmati keramaian kota Kyushu di malam hari.
Sang pelatih masih harus mengurus sesuatu tentang pertandingan hari ini. Karena itu pulang menuju hotel terlebih dahulu. Mempersiapkan diri untuk pertemuan dengan panitia pertandingan.
Hiruk pikuk keramaian kota menjadi background sekelompok atlet karate yang baru saja merayakan kemenangannya. Mereka berbincang-bincang seiring dengan langkah kaki. Tak mempedulikan desiran angin malam yang berharap agar mereka kedinginan karena tubuh yang hanya berbalut kaos dan seragam karate.
Si kembar sibuk bertikai tentang siapa yang akan membawa tas mereka selanjutnya. Kyuta sesekali menguap ketika kantuk mulai menyerang. Kikuchi membenahi kacamata yang telah kembali dipakainya segera setelah pertandingan selesai. Ayame mengeluarkan botol air minum dan mulai menenggaknya. Yurai hanya diam sepanjang perjalanan. Memperhatikan orang disekitarnya. Sesekali menjawab pertanyaan yang memang di lontarkan untuknya.
Sampai di persimpangan jalan, mereka berhenti. Menunggu lampu lalu lintas berubah menjadi biru. Ya, di jepang lampu lalu lintasnya memang berwarna Merah,Kuning, dan Biru.
Kyuta yang masih mengantuk bertanya pada Yurai sambil sedikit menguap.
"Dipertandingan tadi, kenapa tidak kau gunakan kekuatan mu?" Kikuchi menambahi,
"Benar juga, kalau tidak salah, kau sudah bisa mengakumulasi tenaga kan?"Yurai membenahi tas olahraganya. Hideki-Hideo menatapnya lekat-lekat menunggu jawaban.
"Kalau aku pakai itu, mereka bisa cedera serius." Ujarnya sambil menatap lampu lalu lintas yang mulai berubah warna. Enam manusia berseragam karate itu mulai menyeberang jalan.
Mereka menghentikan percakapan sejenak. Barulah ketika sudah sampai di sisi lain jalan, mereka melanjutkan percakapan. Kali ini Ayame yang angkat bicara.
"Kau masih belum bisa me-"
'DUAR'
Suara ledakan yang sangat keras memotong perkataan Ayame. Mereka serentak menoleh ke asal suara. Sekitar satu blok dari tempat mereka berdiri, terlihat asap kelabu yang membumbung tinggi. Dari kejauhan juga terlihat cahaya jingga yang begitu kontras dengan gelapnya langit malam.
Tanpa bisa dicegah, Yurai sudah berlari pergi menuju lokasi kejadian. Semakin lama, semakin terlihat kobaran api yang menari-nari. Membuat pertunjukan sambil melahap sebuah gedung. Seniornya berteriak untuk menghentikannya. Ia tetap berlari, malah semakin mempercepat langkahnya.
Tidak lama kemudian, ia sampai di depan sebuah gedung bertingkat 6 yang bagian atasnya sudah hampir menjadi abu sepenuh nya. Bisa di dengarnya suara derap langkah kaki yang berhenti di belakangnya.
Kyuta yang awalnya diserang oleh rasa kantuk, seketika membuka matanya lebar-lebar melihat kobaran api yang begitu besar di hadapannya. Hideki-Hideo juga menunjukkan ekspresi yang sama. Menatap Si Jago Merah yang sudah berhasil melahap setengah gedung. Ayame mengambil inisiatif untuk bertanya kepada orang di dekatnya.
"Sumimasen ga, sudah berapa lama kebakarannya?" Wanita paruh baya yang berdiri tidak jauh darinya menjawab dengan mata yang sama terkejutnya.
"Lebih dari 5 menit." Semua yang mendengarnya terbelalak. Baru 5 menit lebih tapi api sudah menjalar secepat itu?
Kikuchi mengembalikan pandangannya ke gedung yang terbakar.
"Ini tidak wajar. Jika memang masih 5 menit lebih sudah separah ini, maka tidak sampai 10 menit lantai di bawahnya ikut hangus terbakar."
'Belum lagi kalau masih ada orang di dalam. Kemana para pahlawan?'
![](https://img.wattpad.com/cover/230151833-288-k754005.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Start & Finish Line [BnHA × OC] •ON HOLD•
FanfikceRyushiki Yurai, seorang gadis yang hilang ingatan. Ia yang saat ini terbaring dengan ingatan yang kosong melompong, hanya bisa menatap datar polisi yang ingin mengumpulkan informasi. Pahlawan no.2 a.k.a Endeavor datang. Hanya ia yang bisa dihubungi...