prolog

2.2K 281 12
                                    

happy reading 💖

«««»»»

30 desember, 2012

rasanya penolakan sembilan bulan lalu masih belum bisa bikin gue kapok. karena disinilah gue, berdiri di atas panggung pensi di depan cewek yang dengan santainya pernah nolak pengakuan cinta gue.

"jadi gimana, lisa?" tanya gue sekali lagi. cewek di depan gue cuma diam sambil memperhatikan gue seksama. dari atas sampai bawah, keatas lagi, terus mengedarkan pandangannya ke penonton, ke temen-temen band, ke seluruh penjuru aula raksaksa, berakhir natap gue lagi.

yang gue sadari selanjutnya, dia tersenyum tipis sambil mengangguk pelan. "oke," katanya. jantung gue yang sedari tadi berdentum ria ngga tahu tempat, makin menggebu-gebu.

"oke?" ulang gue memastikan.

ia sekali lagi mengangguk sambil mengambil sebatang coklat silver queen rasa vanilla dari tangan gue, "accepted, taehyung." dan berhasil bikin gue napas selega-leganya.

gue menyugar rambut ke belakang seraya mengeluarkan senyum kotak yang paling gue andalkan. lalu maju selangkah sembari mengambil dua tangannya, lantas mencium punggung tangannya. bersamaan dengan sorai-sorai yang merecoki kami. seperti;

"cie-cie! akhirnya cinta bertepuk sebelah tangan bang taehyung terbalas sama neneng lisa."

"bau-bau peje nih. hokben dungs!"

"mekdi! pitsahat! bagi-bagi produk gucci dong! mentok eits en em deh!"

"jangan dengerin mereka ya, mereka suka ngacau emang," kata gue pada lisa yang mukanya udah datar, sama sekali gaada garis lengkung dibibirnya. padahal kan biasanya para gadis kalau direcokin gitu imut shy shy cat, apalagi berdiri di depan gue.

"gadengerin gimana? gue punya telinga kali, tae," jawabnya datar, dan sayangnya masih terdengar angkuh di pendengaran gue. gue cuma bisa diem, tapi kemudian mengangguk dengan senyum yang masih menghiasi wajah tampan gue.

"makasi ya udah jadi kado teristimewa di hari ulang tahunku."

"kado? lo kira gue barang apa?" tanyanya, gue diem, kita diem–tapi orang-orang terkutuk itu masih rame. gue diem bukan apa-apa, gue masih speechless aja. namun kemudian dia melepas genggaman gue, dan ganti dia yang ngegenggam tangan gue–lebih tepatnya, jari kelingking sampe jari tengah gue. tangan dia mungil banget coy.

"sori," ucapnya menerbitkan senyum yang bisa bikin gue diabetes kalau dicekokin lama-lama. "tapi aku emang bukan barang taehyung. aku itu orang yang melengkapi hari spesial kamu."

dan berhasil bikin senyum gue merekah lebar. gue mengangguk semangat lalu memajukan wajah gue, berniat mencium dahi yang tertutup poni gemesinnya.

"mau apa?" tanyanya dengan tangan memegang dahinya sendiri, sehingga bibir tipis gue yang sexy ini malah menyentuh punggung tangannya lagi.

"mau cium," balas gue santai. dan omong-omong, gelagat kami ini semakin membuat orang-orang riuh heboh kaya mau tawuran.

dia menggeleng, "jangan didepan orang banyak, malu-maluin. lagian, kalau sehun lihat gimana?" tanyanya, lantas menarik tangan gue untuk turun panggung, menuju backstage.

gue diem aja mematung lebay. sehun, sehun, sehun.

iya, gue hampir aja ngelupain fakta satu hal. cowok itu adalah temen karib–engga, engga. lebih tepatnya--menurut gosip--cowok yang sudah digandrungi lisa sejak umurnya masih menginjak sembilan tahun, yang berarti cowok yang sudah menyangkut di hati cewek gue selama kurang lebih tujuh tahun, sejak kelas empat sd.

gila nggak, tuh?

untungnya aja, kelas sepuluh ini, gue udah berhasil ngerebut hatinya.

"tapi tae, menurut kamu, kalau sehun cemburu berarti bagus dong, ya?"

sebentar, gue berhasil ngerebut hatinya, kan?

"ohya, kamu kok pede banget sih nembak di panggung kaya gitu? untung aja kali ini aku berbaik hati dengan nerima kamu."

--[]--

-tobecontinued-

•••

haii!! yaa jadi gitu prolognya, hehe

btw, makasih ya udah bacaa, don't forget to votmen yawww💟

you matter to me | taeliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang