happy reading 💖
«««»»»
sekarang jam delapan, berarti udah tiga jam kita berempat–gue, cahyono, gisell, dan wendy–membahas segala hal yang enggak penting.
sama sekali nggak penting, seriusan.
si wendy cuma nyeritain bang agus yang bener-bener cuek, tapi bisa jadi orang paling hangat seantero jagat raya. tapi sekarang mereka, tepatnya si wendy, lagi mengibarkan bendera perang, katanya.
heleh, perang apaan kalau dianya aja nangis bombay gete.
kalau si jimmy orangnya manis banget, tapi ngambeknya gak ukur. terus katanya si cahyono, cowok itu lagi cemburu. duh, otak gue emang terlalu multifungsi kan. gue masih bisa real life bidang ginian.
kalau si cahyono, ehm, dia lagi ldr-an, jakarta-surabaya. gak mau cerita cahyono deh, ntar ribet.
"jadi, tinggal saudari lisa. ceritain dong, taehyung-taehyung ituu," desak wendy yang udah ngabisin berlembar-lembar tisu.
gue cuma senyum tipis. inget taehyung kan jadinya:( padahal gue kesini mau melupakan segala kejadian sore tadi. "males. dia jelek ngeselin."
eh cahyono malah ketawa. "halah gaya lo. fyi guys, dia habis dicampakin di taman," ujarnya singkat tapi berhasil bikin duo orang itu heboh.
"ihhhh masaaaa??????" teriak gisell gak kalah cerewet dari wendy.
"uhh tayang tayang, berbi dicampakin ya ama ken? apa karena telponnya raqell? duh cup-cup," wendy malah berlagak merapikan rambut gue.
"dahlah galucu, asu," sahut gue menyingkirkan tangannya.
"uhh malah ngambek berbi-nya," timpal gisell. emang kalau udah ngerecokin orang paling jago mereka.
"tapi ceritain dong sisss, emang bener ya ada pihak yang sangat kuat sampe lisa yang biasanya nganggep terhormat taehyung cuma upil quda, beneran ditinggalin gitu aja?"
"tuhkan, gue bilang lambe turahnya bimasakti emang paling top. coba aja tadi lo berantem." gue curiga si yono jadi salah satu admin lambe turah dari andromeda. ewh.
mereka tetep aja ngerecokin maksa-maksa, sampe bel rumah bunyi.
"mamah?"
"papah?"
"ya enggalah sell, mereka balik besok," timpal cahyono malah ngubah posisinya yang tadi duduk jadi tiduran.
"gamungkin tante ariana ya?" tanya wendy kemudian, gue cuma ngangguk. lalu dia berdiri masih meluk bantal buat ngintip dari jendela kamarnya gisell, yang bertepatan bisa lihat halaman dan jalanan kompleks.
"eh kayak pernah lihat mobilnya," komentar dia saat mengintip keluar. "sini deh lis," panggilnya kemudian. gue mengernyit heran tapi akhirnya juga bangkit berdiri buat ngintip.
dan, jantung gue terstimulasi tiba-tiba.
"itu taehyung ya?" tanya wendy menaik-turunkan alisnya. entahlah gue merasa ada di ambang, kayak deg-deg ser tapi gelisah, nggak tau deh.
ting tong.
"gue gabakal temuin. dia udah ninggalin gue cuma gara-gara irene sahabatnya itu. lemah banget gak sih cowok kaya gitu?" emosi gue tiba-tiba lantas balik ke kasur.
ting tong.
"temuin lis, dia udah susah payah kesini," ucap cahyono yang sekarang lagi maen handphone-nya. susah payah apaan? orang rumah ini cuma 7 kiloan dari rumah gue.
ting tong.
"tau ah lisa, jahat banget. seumur-umur lelaki paling boyfriend goals yang pernah gue temuin setelah jimmy ya dia." si gisell menambahi.
"gue juga boyfriend goals keles sell."
ting tong.
"udah sana lis, temuin. dicampakin beneran mampus lo." wendy mulai balik ke ranjang dan makan cemilannya.
gue? gue diem-diem aja. biarin cowok kampret itu nunggu sampe mampus.
tapi.
tapi.
tapi.
tapi.
tapi.
ting tong.
gue kok jadi gelisah gini:( mungkin bakal lebih gelisah kalau gue gak temuin dia.
"iya gue temuin," ujar gue singkat lalu bangkit berdiri.
mereka cuma senyum dan mengangguk menanggapi. emang gitu mereka, seperti punya kepekaan yang gak kalah dari cerewetnya. bisa jadi mereka gitu karena lihat air muka gue yang tiba-tiba berubah melas gak dibuat-buat.
~~~
gue menghela napas pelan sambil menggiti bibir bawah gue sendiri. di depan gue ini udah ada taehyung, kalau gaada pintu yang ngehalangin.
ting tong.
ahaha. berisik banget, pengen maki-maki orang yang mencet bel seenaknya. datang dan pergi sesukanya. gasadar lagi mainin hatinya manusia.
ah gue sedang kalut ini.
ting tong.
alhasil setelah bergelut dengan pikiran sendiri, gue membuka pintu ini, membuat gue berhasil melihat wajah tampan taehyung.
taehyung tambah ganteng?
dia tersenyum tipis, "lama banget bukanya?"
gue cuma menggeleng dan sedikit maju mendekatinya.
gue udah berapa jam gak ketemu taehyung? rasa-rasanya tangis gue mau pecah gitu aja, gak tau kenapa.
dan tanpa sadar emang udah pecah. gue sadarnya pas jari panjang taehyung menghapus lembut air di bawah mata gue.
dengan cekatan gue menyingkirkan tangannya serta merta menghapus air gue sendiri, berakhir ngerapiin rambut gue juga.
"ada apa, tae?"
"tadi ngeselinku segitunya ya lis? sampe bikin nangis gini?" dia tau nggak sih kalau omongnya yang gini malah bikin gue nangis?
ih lisa cengeng.
tanpa bisa gue tahan, gue kembali terisak di depannya, dan yang gue sadari selanjutnya, badan besar dia udah merengkuh gue. tangannya mengelus lembut rambut gue dan tangan satunya yang melingkar, mengelus pundak gue yang bergetar.
"udah dibil—lang, mau—sama—kamu. tapi kamunya—malah per—giii." pah, maafin lisa, lisa nangis buat laki-laki lain.
gue melingkarkan tangan gue ke perutnya bersamaan dengan tangisan gue yang makin kenceng.
"iya lisa, maafin taehyung, ya?" disitu gue menggeleng dan semakin mempererat pelukan gue. rasanya enggak mau ditinggal taehyung, tau nggak?
tangan gue meremas jaketnya, kepala gue semakin menekan ke dadanya. saat itu punya pikiran bakal nempelin taehyung terus. konyol banget gue kalau lagi kalut gini.
"sayang taehyung," gue bercicit sangat pelan, nggak tahu taehyung denger apa nggak.
dan bener-bener jangan menyerah ke aku, taehyung.
atau kalau terpaksa nyerah, seenggaknya, jangan sekarang.
--[]--
-tobecontinued-
•••
haloo, jangan lupa votmen, hehe💜💟
KAMU SEDANG MEMBACA
you matter to me | taelice
Fanfictionpercaya sama ungkapan 'witing tresno jalaran soko kulino' yang berarti 'cinta tumbuh karena terbiasa', nggak? kalau lisa sih, enggak. lagian menurutnya, ungkapan itu berlaku kalau hati seseorang sedang kosong, sedangkan dia, sampai detik ini masih p...