06: dengan sehun

1.3K 224 10
                                    

happy reading 💖

«««»»»

akibat persetujuan gue buat nemenin sehun ke toko buku, jadilah disini gue. menunggu sehun kelar dengan urusan ke-osis-annya di parkiran mobil sma bimasakti. miris banget, dia yang minta temenin, gue yang nunggu.

yang mana membuat gue setuju, sehun is a damn douchebag. but i can't get over him, gimana dong:(

dia itu seperti menarik ulur perasaan gue tau nggak? duluuu, dulu banget, pas kelas empat sd. ada desas-desus dia yang naksir gue, lah gue yang notabenenya sebagai anak pindahan langsung merasa wow gitu kan. katanya idola anak sd dari adek kelas sampe kakak kelas, paling pinter sampai katanya pernah keluar negeri karena menang olimpiade ipa, bisa main piano, ternyata naksir gue.

saat itu gue juga diem aja—berkat salah satu temen sd gue sekaligus haternya dia pernah bilang; hati-hati lis, sama sehun. sehun bisa jadi orang yang paling nyebelin sedunia.

tapi nyatanya gue bandel.

kira-kira semingguan tiba-tiba sehun nge-chat gue pakai handphone macem esia hidayah gitu. gue sebagai teman baru yang juga sekelas, fast respon, kan. apalagi dia ganteng.

sekitar sebulan-an dia deketin gue dengan sangat kerap dan gamblang, lambat laun hati gue juga luluh. tapi sepanjang gue sadari, waktu beranjak kelas empat semester 2 dia mulai berubah, sedikit demi sedikit.

namun naasnya, otak encer gue belum bisa menangkap hal itu. jadi disitulah gue mulai merasa nyaman dengan satu hati, tanpa sadar kalau ternyata hati yang gue gandrungi udah jauh pergi.

dan sayangnya, gue bukan sembarang gadis yang bakal berhenti di tengah jalan. jadi gue yang seperti mengejar dia--tapi dengan cara yang sangat elegan--dan responnya pun berubah-ubah, kadang dia menunjukkan respon membalas perasaan gue, kadang mencemooh yang ujungnya bikin gue sakit hati—seperti ucapan taehyung tempo hari.

hingga kelas sembilan akhir--saat kita nggak sekelas--tanpa ada titik balik atau titik terang, tiba-tiba aja gue dikagetkan dengan berita dia nembak teman sekelasnya, naya.

well, karena terlalu tiba-tiba, gue masih inget waktu itu gue pulang, masuk kamar, dan nangis bombay selama sepuluh menit doang sih, tapi tetep aja kan.

dan yang gue pikirin saat itu cuma satu loh: kenapa gue gak nerima pengakuan cowok bandel itu, ya?

~~~

"lisa?"

sampai panggilan cowok bandel itu membuyarkan lamunan tentang not-really-good-old-days gue. gue otomatis noleh, mendapati dia dan irene jalan beriringan.

"ati-ati ya pulangnya," ucap gue santai, lengkap dengan senyum manis yang bikin siapa aja—terutama taehyung, bisa meleleh lihatnya.

laki-laki itu–taehyung–tampak tersenyum samar lalu mengangguk pelan. "mamanya irene nyuruh aku buat barengin irene, lis," ujarnya menjelaskan.

siapa yang nanya woy!

"gue gatau, tapi gue tahu. maksudnya, udah dikasi tau jennie, tapi gue juga gapeduli sih," balas gue masih tersenyum—karena udah dibilang kan, mau gimanapun gue ngomongnya, taehyung itu sukanya sama gue titik. dia cuma ngangguk sekilas.

"kok disini? nungguin siapa?" tanyanya lagi mulai memegang tangan gue, tapi sialnya saat gue ngelirik irene yang memberikan tatapan gasuka, buat gue menampis tangannya itu. lisa refleks, tae, gatau kenapa.

"nungguin—"

"lisa!!" seru orang yang tidak lain tidak bukan adalah sehun, membuat kita bertiga serentak menoleh padanya.

you matter to me | taeliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang