07: kesasar apa sengaja?

1.4K 228 29
                                    

happy reading 💖

«««»»»

cittttttttttt

"astaga!" terkesiap sehun saat berhasil membanting setir ke kiri, lantas menepikan mobil.

"lo baik-baik aja lis?" tanyanya kemudian terdengar khawatir, gue pun hanya mengangguk menanggapi dengan tangan kanan masih berkonsentrasi mengusap siku yang baru aja menghantam kerasnya pintu.

"fine!" jawab gue singkat, tapi ini gue setengah kesel njir.

"what the fucking hell hun! what were you thinking?! you—"

"sori lis, gue bingung aja gimana ngomongnya sampe ga konsen," dia mengusap wajahnya sepertiii–frustasi?

"huft, untung aja kucingnya gak ketabrak! bisa sial ntar," timpal gue. tapi masih untung ini cuma kucing, bukan manusia, anak orang, atau makhluk hidup lain—

"i like irene."

damn. too sudden. too shocking.

and goodbye to my day dreaming.

"irene?" ulang gue memastikan, dia mengangguk.

selain terlalu mengejutkan, ini terlalu ga adil buat gue. kenapa harus irene sahabatnya taehyung yang memiliki kemungkinan ngerebut taehyung dari gue? yah meskipun gue selalu koar-koar soal taehyung yang jadi bucin gue, tapi tetep aja, kan.

dan juga, jadi ini yang nyebabin sehun banyak omong di parkiran tadi? tck.

"why her?" tanya gue agak tidak terima.

"why not her?" balasnya.

gue cuma ketawa hambar, "nanya doang," cok.

"gue ketemu dia pas liburan ke bandung kelas empat sd dulu, beberapa kali main bareng sebegitu lamanya, i fell in love with her, and--things got complicated saat gue udah jarang ke bandung, and way more complicated waktu dia pindah ke jakarta."

gue cuma menggertakan gigi keras-keras. bukan cuma karena menguak fakta alasan sehun nolak gue, tapi karena kenapa irene lagi irene lagi, kayak gaada yang lain aja. "yaudah nggausah cerita. males gue dengernya." yaiyalah. si irene demennya sama cowok gue.

"kenapa? gue mau cerita. lo harus selalu ada buat gue lis, lo kan cinta matinya sama gue. lo itu harus ada, tiap gue butuh."

wait, what?

gue menaikkan dua alis bingung, "what do you think i am? no joke."

kayanya ini pertama kali gue lihat sehun yang jujur? maybe. dan entah kenapa, ilfil banget anjing.

"udah deh lis. gue tau taehyung cuma pelampiasan lo doang, kan?" tanyanya lagi. heh sinting banget ni orang, meskipun gak sepenuhnya salah tapi entah kenapa gue agak gak terima.

gue cuma menghela napas panjang.

"udahlah hun, gue turun sini aja. malesin." tuhkan, jadi sensi banget gue. namanya juga sehun, pinter tapi goblok--dan rese, kadang.

dia cuma bilang, "yaudah, terserah lo." anjing. gue baru menyadari rasa suka gue itu bener-bener sangat amat sia-sia.

akhirnya gue turun, nyegat taksi, terus pulang—eh, gak.

gue menggigit bibir bawah ketika mobil taksi yang gue tumpangi udah masuk aja ke pemukiman mewah berdominan putih dan krem, berhenti tepat sepuluh meter dari pintu masuk utama.

gue memejamkan mata sebentar, lalu membayar taksi, terus turun, menginjakkan kaki gue ke halaman rumahnya taehyung.

kenapa gue kesini sih? gue melirik jam yang melingkar manis di pergelengan tangan gue, lalu berdecak.

you matter to me | taeliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang