18: we're all okay, aren't we?

828 205 22
                                    

happy reading 💖

«««»»»

"taehyung, kenapa? marah?" tanya gue sesaat kita udah sama-sama memasuki mobilnya, karena cowok itu sama sekali gak ngomong apapun setelah melontarkan kalimat ke-posesif-annya tadi.

kali ini dia menoleh menatap gue sebentar, kemudian kembali fokus akan melajukan mobilnya ini. omong-omong tas gue, sepertinya dia terlampau gercep, karena tas gue itu udah bertengger manis di jok belakang.

"ngomong sesuatu, tae," ucap gue lagi yang jadi gelisah. kalau bisunya taehyung adalah marah, sepanjang yang gue sadari, berarti ini kali pertama cowok itu marah.

dan marahnya bikin gelisah.

tapi, meskipun gak seperti pendapat sehun, marah karena gituan doang childish banget gak sih? gue aja gak marah saat dia dicium irene pas difoto yang gue lihat dulu.

"taehyung—"

"cuma kecewa, lis," jawabnya tiba-tiba tanpa menengok ke gue, membuat gue yang gelisah ini menghela napas pelan. gue kemudian membuang muka ke jalanan sambil melipat tangan di depan dada.

"terus aku harus ngapain?"

dia nggak jawab.

gue juga gatau mau ngomong apa, jadilah kita saling diam sampai rumah gue.

"lis," panggil dia saat gue mau turun, gue cuma nengok dengan raut gue yang cukup menjengkelkan mungkin.

dia mengambil sesuatu dari jok belakang, terus barang itu disodorkan ke gue. "jangan lupa diminum obatnya."

gue kembali mendongak menatap dia lantas mendengus pelan, "aku bisa ke dokter sendiri." gue gatau kenapa seketus itu ya tuhan. gamungkin karena omongan-omongan sehun, juga irene tadi, kan?

udahlah gatau, sekarang gue ninggalin dia dan obatnya gitu aja. males, shit.

~{}~

"demi sempaknya cahyono! seriusan lo?!" seru rose nyaring di kamar gue yang untung aja kedap suara.

"iya zeyenk," jawab gue enteng lalu kembali memakan cemilan yang mereka--rose dan jennie--bawa. malem ini mereka ngejenguk gue karena gue yang pingsan, ples mimisan siang tadi.

"kok lo mau aja sih? ciuman sama buku adalah the worst and the last thing i ever imagined."

"bukan gue mau, gue cuma gabisa nolak karena masih lemah banget saat itu," tanggap gue ke jennie yang emang gedek parah sama sehun.

tapi kemudian rose berkomentar, "elah, tapi sehun tetep aja mantan gebetan, cowok remaja berdarah panas, yang lisa meskipun nggak lemah, tetep aja gak bakal nolak."

"gak anjir! itu kita kira-kira cuma dua detik doang sebelum cowok gue buka pintu uks. udah, nempel doang."

kali ini mereka kembali terperangah kaget. "seriously?"

"like, for real? taehyung lihat kalian ciuman? gosh. i can't believe this is happening," komentar rose alay sambil mengipas-ngipaskan tangan ke mukanya.

you matter to me | taeliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang