happy reading 💖
«««»»»
udah seminggu berlalu, perasaan lega gue semakin berganda. entah kenapa kemarin-kemarin sejak gue ngomong ke taehyung soal; nggak lagi suka sama sehun, buat beberapa beban di hati gue terangkat. kelihatan mendadak, tapi emang itu yang gue rasakan saat ini.
"lisaaaa!!! mau kelompokan sama gue nggak?" tanya jennie--teman dekat gue selain rose, juga sekelas. "eh. apa lo masih pengen sama sehun ya?" lanjutnya sambil berbisik.
iya, gue jahat emang---tapi biarin.
karena meskipun sejak kelas sepuluh kita--gue dan taehyung--pacaran, rasa-rasanya gue masih agak menaruh harapan ke sehun. dan sepanjang gue menyadari, semakin kesini semakin pudar.
karena taehyung? bisa jadi.
haha. awalnya, seperti nggak mungkin. karena niat gue nerima taehyung dulu ya, cuma kasihan, juga tipis-tipis buat bikin sehun cemburu. dia udah nembak di atas panggung di depan ratusan pasang mata, masa gue seenaknya nolak sih? nanti harga dirinya taruh dimana? apalagi pas kelas sembilan, juga pernah gue tolak.
nanti kalau harga diri tingginya sebagai cowok populer jatuh tak berbekas, gimana? gue juga yang dosa.
"heh. gimana? sama gue apa sehun?" tanya jennie sekali lagi. gue mah senyum aja, "sama lo, lah."
jennie mengangguk ngerti. sampai sehun yang notabenenya duduk didepan gue menoleh. "lis, nanti temenin gue ke toko buku dong?" tanyanya. gue mengangkat dua alis lalu mengangguk mengiyakan.
selang beberapa detik saat sehun udah kembali ke posisi normalnya, jennie membisikkan sesuatu. "kok lo iyain sih lis?"
"emang kenapa? masa gue tolak?"
dia kelihatan geregetan gitu. "nanti tim basketnya taehyung ada tanding sama sma tetangga. gue tahu karena kali ini daniel juga ikut."
"terus masalahnya?" jujur aja, gue merasa biasa aja--lebih ke tidak tertarik--dengan pertandingan basket.
"anjing. gue kira lo cerita soal gasuka ke sehun itu beneran real life real action," desisnya menatap gue jengah. "seenggaknya, kalau lo bener-bener sayang sama taehyung, lo datang lah. ngapain kek, nyemangatin kek, atau seenggaknya datang bentaran terus balik juga gue yakin dia senengnya minta ampun," ceramahnya agak panjang.
sekedar informasi lagi, jennie ini orangnya supel parah. dia udah berteman dengan geng-nya taehyung sejak kelas satu smp, terus kelas sembilan sekelas sama gue, terus ya gitu deh. mulailah lingkaran persahabatan antara gue dengan dia.
"emang sayang bisa diukur dari datang-gak datangnya seseorang?"
"bukan, tapi waktu lis. dengan lo meluangkan waktu buat dia, itu bisa jadi sesuatu yang berharga buat suatu hubungan," tanggap jennie, gue cuma bisa diem dengerin.
"plis jen. gue emang bilang rasa ke sehun mulai pudar, tapi bukan berarti gue langsung sangat sayang sama taehyung." gue orangnya jujur, kok.
"masa? tapi kenapa lo bisa mempertahankan hubungan tanpa rasa sayang 'yang gaterlalu sayang' itu?" tanya jennie lagi, kayanya dia menginterogasi gue, deh.
"jennie, i have.already told you. gue nyaman dengan segala perlakuannya, dengan dia yang care, very understanding, sweet, and even ya, sometimes with his bucin-ness."
"ohya? dan apa yang lo kasih ke dia?"
gue berpikir sejenak, sebelum kembali bersuara. "i give him, his pride, and happiness. lo bayangin kalau setahun lalu gue tolak lagi? dan sekarang, dia bahagia kan punya pacar gue?"
"ya lis, iya. tapi gue yakin, dia masih belum sebahagia itu. karena dia tahu hati lo ga sepenuhnya buat dia, ibarat kalau berobat, dia masih di ruang tunggu, belum ketemu sama dokternya."
gue memutar bola mata malas. "yaelah jen, lagian kita juga masih sma, masih panjang. ga melulu hidup gue tentang dia, dan hidup dia tentang gue. and just so you know, bisa aja kan gue tiba-tiba minta putus, atau tiba-tiba dia yang minta putu-"
"hus! ngaco banget ngomongnya," potong jennie. lah mau gimana? gue males dinasehatin soal relationship kalau gue aja punya prinsip sendiri.
"what?"
dia kelihatan menghela napas pelan, yeah, she is one of his bestfriend tho. and i think, she feels him. "jadi maksudnya lo pasrah aja kalau hubungan lo bubar?"
gue terpejam sebentar. "no, don't get me wrong, jen. i just-huft, gue salah ngomong tadi. dia juga pernah bilang jangan gampang bilang putus. tapi mau gimana lagi? gue anak sma yang labil yang kadang gatau diri?!" i don't know why, but i am being emotional right now.
"turn your volume down, lis," peringat dia, gue berdecak dan ngangguk seadanya, apalagi beberapa temen noleh ke kita.
kita akhirnya diem, hingga sepertinya, dia udah gatahan dengan pendapat yang gasegera ia sampaikan. "tapi lis, apa lo gapernah mikir gimana dia saat lo masih mengagumi cowok lain padahal jelas-jelas ada dia didepan lo? lo masih sering banding-bandingin dia dengan sehun yang honestly, the fact is, your fucking precious sehun is nothing more than just a coward and a selfishman? yang sangat beda jauh dengan taehyung," ucapnya menggebu-gebu.
kali ini, gue gabisa berkata apa-apa. tapi ke-selfish-an di diri gue tiba-tiba muncul gitu aja. "so those're his problem. siapa suruh jatuh cinta sama gue? jatuh cinta aja sono sama irene," ketus gue mulai mencoreti buku catatan matematika bab trigonometri.
dia ninju lengan gue, "lo rese anjing. lo mau nyesel dikemudian hari?"
gue kembali menatap jennie yang udah gedek sama gue. "nyesel apa? dibagian apanya? kalau ntar nyesel ya tinggal dijalanin." balas gue gakalah gedek.
"irene, his childhood bestfriend, juga cantik." gue otomatis noleh lagi ke jennie yang ngomongnya lebih santai, ga ngegas.
"sooo??" timpal gue kesel, jadi gue kan yang ngegas ini.
"tadi pagi berangkat bareng, kayanya nanti pulang bareng juga deh." jawabnya kaya manas-manasi gitu. e anjing emang.
"pulang bareng aja sono gapapa! karena sekali lagi, hatinya taehyung udah nyangkut maksimal ke gue."
"iya, tapi kan gue udah pernah bilang, jangan lupain tuhan yang maha membolak-balikan hati."
--[]--
-tobecontinued-
•••
jennie adeadyaksa
•••
haii, jan lupa voment yaww💟
eh btw, rip grammar bgt gue tuh, wkwk
makasi ya udah bacaa💜
KAMU SEDANG MEMBACA
you matter to me | taelice
Fanfictionpercaya sama ungkapan 'witing tresno jalaran soko kulino' yang berarti 'cinta tumbuh karena terbiasa', nggak? kalau lisa sih, enggak. lagian menurutnya, ungkapan itu berlaku kalau hati seseorang sedang kosong, sedangkan dia, sampai detik ini masih p...