AN INCIDENT - 6

512 190 33
                                    

Happy Reading.


Jessica berlari meninggalkan kelas, ketika mendapat kabar bahwa ibunya dilarikan ke rumah sakit.

Bruk!

Jessica mendongak ketika seseorang dengan sengaja menabrak tubuhnya. "Revan?"

"Eh mbak jago, mau kemana nih lari-larian. Atau jangan-jangan cuma nyari perhatian?"

Beberapa orang tertawa, sedangkan Jessie memilih untuk berlari. Revan masih memerhatikan gerak-gerik gadis itu, untuk apa juga Jessica pergi keluar gerbang.

❀❀❀

Jessica masuk ke rumah sakit, berjalan melewati koridor. Matanya tertuju pada Ayahnya yang berdiri di depan pintu UGD.

"Papah!"

Ia sedikit berlari menuju Ayahnya. "Mamah mana?" Tanya Jessica.

Bima menarik putrinya untuk duduk dulu, tetapi Jessica selalu memberontak. "Jessica kamu tenang dulu!"

Jessica diam, lalu duduk dan merasakan hangatnya dekapan Ayahnya.

"Kamu anak yang kuat Jessica."

Pintu terbuka, para Dokter menatap beberapa orang yang sangat ingin tahu akan jawabannya. "Maaf."

Jessica terdiam, lalu tersenyum dan berharap ini hanya sebuah ilusi.

Jessica berkata, "belum lebaran Dok, jangan minta maaf dulu. Sembuhin Ibu saya dulu."

Dokter hanya bisa menghela napas pelan, Bika sudah menyadari maksud dari dokter, begitupun Jessica.

Jessica tertunduk lesu, dadanya sesak dan berlutut dihadapan dokter, memohon agar ada keajaiban yang datang.

"Berdiri Jess," kata Ayahnya.

Diva memegang pundak Jessica memintanya untuk berdiri. "Ayo Jess, kamu perlu istirahat."

"DIEM DEH! JANGAN IKUT CAMPUR!"

Diva hanya bisa menatap anak tirinya yang sudah dilamda kesedihan, ia kasihan, sungguh.

❀❀❀

Beberapa kerabat Jessica datang ke pemakaman, bahkan anak sekolah yang tadi pagi sempat menghina Jessica juga datang.

"Kamu kuat kok Jes. Kamu masih punya aku, Cinta, Alka dan-"

Devana tampak ragu untuk menyebut nama Revan, dia mengurungkan niatnya dan langsung memeluk Jessica lagi.

Alka mengambil alih tempat Devana, dia berjongkok dan memeluk Jessica dengan erat. "Kamu punya aku Jes, jangan pernah berpikir kalo kamu sendirian."

Jessica membenamkan wajahnya di dada bidang Alka. Tak peduli dengan tatapan beberapa orang termasuk Revan yang sudah panas dingin.

Mella berjongkok di sebelah Jessica. "Turut berduka cita, Jessica."

Alka yang sadar ada Mella, berniat untuk langsung mengusirnya, tetapi di tahan oleh Jessica.

"Pengkhianat lo Mel, seharusnya kalo lo nggak ikhlas lepasin Revan buat Jessica lo ngomong. Jangan diem diem doang!" Alka sudah naik pitam, Jessica menggenggam tangan Alka mengisyaratkan agar tidak ada keributan di depan pemakaman Ibunya.

❀❀❀

Jessica memandang langit malam, bisanya dia dan Revan selalu menghitung bintang. Dan pasti Revan akan memarahi Jessica seperti 'Jangan ngitung bintang terus, nanti gigi kamu ompong'

"Sekarang gue tau Mel, gue tau lo yang bikin Revan ngejauhin gue ... tapi nggak apa-apa, lo tetep sahabat gue."

Jessica tahu bahwa Mella sengaja menjauhkan Revan dari dirinya. Mungkin jika dulu tidak ada dare maka semua hal ini tidak akan terjadi.

"Lo bego Jes,"

"Nggak guna!"

"Lo bener bener cewek lemah Jes!"

Jessica merutuki dirinya sendiri. Tanpa menyadari Bima dan Diva yang ada dibalik pintu kamarnya, mendengarkan segala keluh kesah anaknya.

"Mella? jadi Mella sahabatnya Jessica Mas?" Tanya Diva ketika mereka sudah menjauh dari pintu kamar Jessica.

Bima mengangguk sebagai jawaban. "Belum waktunya untuk memberitahu Jessica."

❀❀❀

"Demi Tuhan Cinta! Lo tuh pengen gue tebas sekarang juga!"

Beberapa orang yang tengah tenang sekarang terganggu karena suara keras milik tiga orang itu.

"Aduh Devana yang cantik dan bodygoals, please deh! gue itu cuma pakai make up tipis nih!"

Alka yang berjalan bersama mereka malu sendiri, memang tidak bisa diam sahabatnya ini.

"ALKAAA!"

Alka terlonjak kaget, tapi langsung mendatarkan ekspresi wajahnya. "Apaan?"

Alka bingung melihat wajah sahabatnya yang seperti ketakutan.

Lelaki berambut curly itu langsung menoleh kebelakang. "Oh ada anjing, pantes kalian takut." Alka berkata dengan santai.

Lalu mereka bertiga saling tatap, "Hitungan ke tiga, Cin, Al, kita .... "

"KABURRRR!!"

Alka, Cinta, dan juga Devana lari terbirit-birit. Niat mereka pergi ke rumah Jessica batal karena anjing liar yang entah milik siapa.

"Gue sumpahin pemilik anjingnya nggak bisa berak!" Teriak Cinta.

"KOCAAK!"


Haloo prenn, balik lagi aw.
Jangan lupa Vote Komennya ya bebee.


Tbc.

AN INCIDENT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang