AN INCIDENT - 23

334 51 14
                                    

Happy Reading.



Jojo sudah pulang dari cafe, jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Ia langsung membersihkan diri dan berbaring di kasur.

"Aduh, capek."

Ia langsung mengambil ponselnya dan membuka snapgram Jessica, di sana ada foto gadis itu bersama teman-temannya termasuk Revan yang sedang berada di warung makan.

"Ternyata udah nggak musuhan sama mantannya, bagus deh," kata Jojo.

Jojo kembali meletakkan ponselnya, ia mengambil kotak kecil peninggalan ibunya tadi, hampir saja dia lupa membukanya.

Ada sebuah amplop putih dan gelang berbentuk huruf J. Jojo yakin pasti ini diambil dari nama depannya. Laki-laki itu langsung mengambil amplop bertuliskan

buka setelah umurnya lebih dari 17 tahun

Jojo sudah berumur lebih dari 17, dia langsung membuka amplop yang berisikan selembar kertas.

7 januari 1995
Jonathan Michael anak pertama dari dua bersaudara, saya menulis ini tepat dimana ekonomi keluarga sedang sulit. Suami saya sekaligus ayah jojo berniat menjual jojo yang masih berumur dua tahun pada pedagang anak, saya tidak rela jika anak saya dijual.
Saya menitipkan jojo di panti asuhan dengan tujuan agar ayahnya percaya bahwa jojo telah tiada. Mungkin ini juga sebuah penyesalan karena telah memisahkan seorang anak dari keluarga.

Jika sudah besar, pergilah, carilah keluargamu Jonathan Michael.

Ibu
Anisa.

Jojo melipat kembali kertas tersebut, sepertinya ada sebuah misi yang harus ia selesaikan.

"Tapi, gimana caranya gue nyari keluarga gue?" Tanya Jojo pada dirinya sendiri.

❀❀❀

Jessica masuk ke kamar Mella, ia mengambil buku matematika yang sempat dipinjam gadis itu. Ya, kamar Mella sekarang di kamar mendiang ibunya. Jessica tak keberatan dengan hal itu, hanya saja Mella yang takut ada hantu berkeliaran, jadi biasanya saat malam dia tidur bersama Jessica.

Sedangkan si kembar tidur bersama ayah dan ibunya, kamarnya masih dalam proses. Kadang Jessica kesal dengan suara berisik proses pembuatan kamar.

"Mel, buku Matematika gue lo taruh mana?" Tanya Jessica.

Mella membalikkan badan menghadap Jessica, posisinya sedang rebahan di kasur, tapi Jessica tiba-tiba masuk membuat gadis itu terkejut tadi.

"Kayaknya di laci deh, nggak tau juga sih." Mella berucap.

Jessica kembali mencari, tiba-tiba Mella langsung berdiri dan duduk di dekat jendela, ponselnya di senderkan pada meja.

"Halo, Van."

"Hai, lagi apa?"

Jessica yang mendengar perkataan Revan hampir tertawa, dari dulu Revan selalu begitu, padahal Mella sedang menelponnya-masih saja ditanya.

"Ya lagi duduk sambil teleponan sama kamu lah Van," kata Mella sedikit sebal.

Jessica langsung menghampiri Mella karena tidak menemukan buku Matematika nya. "Mel, bukunya nggak ada."

"Hiih, lo tuh ya. Bentar gue cariin, duduk dulu." Mella langsung berdiri meninggalkan ponselnya yang masih tertera wajah Revan, selama Mella sibuk mencari, Jessica hanya duduk.

Tiba-tiba ponselnya bergetar, notif dari Revan. Tapi, kenapa Revan mengiriminya pesan? bukankah dia sedang ada dihadapannya?

Revan
Ngomong dong, diem mulu

Jessica langsung menghadap Revan dan menyapanya dengan melambaikan tangan juga sedikit berkata 'hai' walaupun tidak terdengar.

Revan
Nah, gitu dong, jangan diem mulu, cantik.
Mentang mentang udah mantan.

Jessica menyengir, apakah Revan sedang mempermainkan emosinya, pasalnya atmosfer di sekitar Jessica tiba-tiba berubah panas, pipinya mungkin memerah sekarang.

Jessica
Buaya lo, gue kasi liat ke Mella nih chatnya.

Revan
Nggak asik, mainnya ngadu.
Btw lo emang cantik kok Jess, hahah.

"Nih buku lo, ada di tas gue ternyata." Jessica langsung mematikan ponselnya, kaget dengan kehadiran Mella dia langsung berdiri dan mengambil bukunya.

"Oke, thanks. Gue balik dulu ke kamar," kata Jessica, di angguki oleh Mella.

"Mel, aku tutup dulu telponnya. Adik aku manggil."

"Iya, sayang."

Mella kembali berbaring di kamarnya, langsung tidur karena lelah.

Di sisi lain, Revan senang bisa menggoda Jessica, jujur saja lelaki itu benar benar sudah terpikat dengan Jessica. Tentang tunangannya dengan Mella, ayahnya setuju-dengan syarat, dia harus benar-benar mencintai Mella.

Tapi Revan belum benar-benar mencintai Mella, apalagi setelah tahu bahwa gadis itu sengaja menghancurkan hubungannya dengan Jessica.

"I'm sorry Mel."

"Tapi gue bener-bener terpaksa cinta sama lo," gumam Revan.

Dia takut jika sewaktu-waktu harus dihadapkan pada pilihan yang sangat sulit. Hanya jika sewaktu-waktu.

❀❀❀

Bulan sudah menghilang tergantikan dengan sinar matahari, Jojo bangun dengan gerakan tiba-tiba seperti tersengat listrik. Ini masih jam lima dan dia sudah mimpi buruk.

"Ya Tuhan," geramnya sambil merenggangkan otot-otot tubuhnya.

Hari ini dia ada rencana untuk mencari keluarganya walaupun tidak ada petunjuk, hanya saja ibunya memberikan bekal gelang, foto dan nama.

Bandul J dan foto ibunya-Anisa.

"Oke, Jo. Misi dimulai," katanya. Berdiri dan berlari ke kamar mandi.


Hai preeen, votmen nya dong preen.


Tbc.

AN INCIDENT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang